Minyak mentah yang memiliki titik tuang tinggi (HPPO) disebabkan oleh adanya komponen berat seperti asphaltenes. Pada beberapa kasus, komponen asphaltenes dapat menyebabkan permasalahan seperti pengendapan wax pada tubing produksi. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa instrumen, bahan kimia, dan teknik telah diusulkan dan digunakan. Sampai saat ini belum ada metode yang ekonomis untuk mencegah pengendapan asphaltenes. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan asphaltene treatment program yang baru. Penulisan paper ini bertujuan memberikan perbandingan strategi alternatif dalam mengatasi masalah pengendapan wax pada interval kedalaman tubing tertentu dengan penggunaan Stimulasi Thermochemical maupun Electrical Downhole Heating. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus penerapan Stimulasi Thermochemical pada sumur X-1 dan Electric Downhole Heating pada sumur X-2 dengan mengevaluasi dan menganalisis laju produksi, temperatur kepala sumur, dan efektivitas biaya kedua metode tersebut. Stimulasi Thermochemical adalah metode injeksi bahan kimia pada sumur produksi untuk menghasilkan panas atau reaksi eksotermik, dengan perendaman selama 12 hingga 24 jam. Sedangkan metode Electrical Downhole Heating digunakan untuk memanaskan minyak mentah pada tubing secara berkala dengan prinsip kerja berupa adanya sistem kontrol yang akan mempertimbangkan panas minimum untuk melelehkan wax dan secara bersamaan menjamin bahwa temperaturnya tidak akan melebihi temperatur operasi maksimum dari isolasi kabel. Berdasarkan hasil studi kasus, Electric Downhole Heating (EDH) mengungguli Stimulasi Thermochemical dalam hal kinerja dan efektivitas biaya. EDH meningkatkan profit sebesar 27% sekaligus mengurangi payout time (POT) sebesar 25% dibandingkan dengan Stimulasi Thermochemical.
Kata Kunci: thermochemical, Electric Downhole Heating, HPPO, asphaltenes, wax treatment