{"title":"佩佩河沿岸的环境正义是基于社会经济和社会的物理品质来衡量的","authors":"Hafizh Asfari","doi":"10.36080/jk.v2i1.29","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kegiatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia belum berjalan secara maksimal, sehingga memungkinkan terjadinya konflik secara sosial dan ekonomi antar masyarakat. Dampak konflik secara sosial serta ekonomi dapat menimbulkan ketidakharmonisan interaksi antar masyarakat. Keadilan lingkungan atau diskriminasi dalam konteks lingkungan hidup diukur berdasarkan adanya perbedaan dampak lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat dan bukti statisktik yang menunjukkan perbedaan. Hasil penelusuran web pemerintah Surakarta menunjukkan data berupa kondisi anak putus sekolah mencapai 7% dan tingkat kemiskinan 30%. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai keadilan lingkungan pada masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai Pepe berdasarkan kondisi fisik lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan multidimensional. Kondisi fisik lingkungan dinilai berdasarkan kualitas air, tanah, dan udara. Kondisi sosial ekonomi dinilai dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Berdasar hasil penelitian secara menyeluruh, keadilan lingkungan belum dirasakan secara optimal oleh masyarakat kelurahan Sangkrah. Hasil penelitian kualitas air, nilai pH, besi, dan total coliform tidak melebihi baku mutu yang ada namun COD yang didapatkan terbilang cukup tinggi yaitu 15,3 mg/L. Hasil uji kualitas udara, nilai NO2 dan O3 sesuai dengan baku mutu yang berlaku yaitu secara berturut-turut sebesar 2,87 dan 0,47µg/Nm3. Rata-rata pendidikan terakhir warga kelurahan Sangkrah yaitu tingkat SMA sebesar 41%. Jenis pekerjaan warga kelurahan Sangkrah yaitu wiraswasta 50%, karyawan 16,67%, buruh 6,67%, serta pekerjaan lainnya 36,67%. Penghasilan rata-rata masyarakat yaitu sebesar Rp 500.000 – Rp 2.000.000, dan beberapa mempunyai penghasilan rendah bahkan ada pula yang tidak berpenghasilan. Konsep keadilan lingkungan yang disarankan untuk masyarakat kelurahan Sangkrah yaitu dengan pembentukan karakter dan peningkatan mutu sumber daya manusia yaitu dapat dilakukan dengan berbagai program yang telah dijalankan seperti Balai Latihan Kerja, Usaha Menengah Kecil Masyarakat, posyandu/imunisasi, pendidikan gratis 12 tahun serta peningkatan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.","PeriodicalId":231391,"journal":{"name":"KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat","volume":"184 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Keadilan Lingkungan pada Daerah Bantaran Sungai Pepe Kelurahan Sangkrah Ditinjau berdasarkan Kualitas Fisik Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat\",\"authors\":\"Hafizh Asfari\",\"doi\":\"10.36080/jk.v2i1.29\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kegiatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia belum berjalan secara maksimal, sehingga memungkinkan terjadinya konflik secara sosial dan ekonomi antar masyarakat. Dampak konflik secara sosial serta ekonomi dapat menimbulkan ketidakharmonisan interaksi antar masyarakat. Keadilan lingkungan atau diskriminasi dalam konteks lingkungan hidup diukur berdasarkan adanya perbedaan dampak lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat dan bukti statisktik yang menunjukkan perbedaan. Hasil penelusuran web pemerintah Surakarta menunjukkan data berupa kondisi anak putus sekolah mencapai 7% dan tingkat kemiskinan 30%. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai keadilan lingkungan pada masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai Pepe berdasarkan kondisi fisik lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan multidimensional. Kondisi fisik lingkungan dinilai berdasarkan kualitas air, tanah, dan udara. Kondisi sosial ekonomi dinilai dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Berdasar hasil penelitian secara menyeluruh, keadilan lingkungan belum dirasakan secara optimal oleh masyarakat kelurahan Sangkrah. Hasil penelitian kualitas air, nilai pH, besi, dan total coliform tidak melebihi baku mutu yang ada namun COD yang didapatkan terbilang cukup tinggi yaitu 15,3 mg/L. Hasil uji kualitas udara, nilai NO2 dan O3 sesuai dengan baku mutu yang berlaku yaitu secara berturut-turut sebesar 2,87 dan 0,47µg/Nm3. Rata-rata pendidikan terakhir warga kelurahan Sangkrah yaitu tingkat SMA sebesar 41%. Jenis pekerjaan warga kelurahan Sangkrah yaitu wiraswasta 50%, karyawan 16,67%, buruh 6,67%, serta pekerjaan lainnya 36,67%. Penghasilan rata-rata masyarakat yaitu sebesar Rp 500.000 – Rp 2.000.000, dan beberapa mempunyai penghasilan rendah bahkan ada pula yang tidak berpenghasilan. Konsep keadilan lingkungan yang disarankan untuk masyarakat kelurahan Sangkrah yaitu dengan pembentukan karakter dan peningkatan mutu sumber daya manusia yaitu dapat dilakukan dengan berbagai program yang telah dijalankan seperti Balai Latihan Kerja, Usaha Menengah Kecil Masyarakat, posyandu/imunisasi, pendidikan gratis 12 tahun serta peningkatan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.\",\"PeriodicalId\":231391,\"journal\":{\"name\":\"KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat\",\"volume\":\"184 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-05-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36080/jk.v2i1.29\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"KRESNA: Jurnal Riset dan Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36080/jk.v2i1.29","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Keadilan Lingkungan pada Daerah Bantaran Sungai Pepe Kelurahan Sangkrah Ditinjau berdasarkan Kualitas Fisik Lingkungan dan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kegiatan pembangunan berkelanjutan di Indonesia belum berjalan secara maksimal, sehingga memungkinkan terjadinya konflik secara sosial dan ekonomi antar masyarakat. Dampak konflik secara sosial serta ekonomi dapat menimbulkan ketidakharmonisan interaksi antar masyarakat. Keadilan lingkungan atau diskriminasi dalam konteks lingkungan hidup diukur berdasarkan adanya perbedaan dampak lingkungan yang dirasakan oleh masyarakat dan bukti statisktik yang menunjukkan perbedaan. Hasil penelusuran web pemerintah Surakarta menunjukkan data berupa kondisi anak putus sekolah mencapai 7% dan tingkat kemiskinan 30%. Pada penelitian ini dilakukan analisis mengenai keadilan lingkungan pada masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai Pepe berdasarkan kondisi fisik lingkungan dan sosial budaya masyarakat. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan multidimensional. Kondisi fisik lingkungan dinilai berdasarkan kualitas air, tanah, dan udara. Kondisi sosial ekonomi dinilai dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Berdasar hasil penelitian secara menyeluruh, keadilan lingkungan belum dirasakan secara optimal oleh masyarakat kelurahan Sangkrah. Hasil penelitian kualitas air, nilai pH, besi, dan total coliform tidak melebihi baku mutu yang ada namun COD yang didapatkan terbilang cukup tinggi yaitu 15,3 mg/L. Hasil uji kualitas udara, nilai NO2 dan O3 sesuai dengan baku mutu yang berlaku yaitu secara berturut-turut sebesar 2,87 dan 0,47µg/Nm3. Rata-rata pendidikan terakhir warga kelurahan Sangkrah yaitu tingkat SMA sebesar 41%. Jenis pekerjaan warga kelurahan Sangkrah yaitu wiraswasta 50%, karyawan 16,67%, buruh 6,67%, serta pekerjaan lainnya 36,67%. Penghasilan rata-rata masyarakat yaitu sebesar Rp 500.000 – Rp 2.000.000, dan beberapa mempunyai penghasilan rendah bahkan ada pula yang tidak berpenghasilan. Konsep keadilan lingkungan yang disarankan untuk masyarakat kelurahan Sangkrah yaitu dengan pembentukan karakter dan peningkatan mutu sumber daya manusia yaitu dapat dilakukan dengan berbagai program yang telah dijalankan seperti Balai Latihan Kerja, Usaha Menengah Kecil Masyarakat, posyandu/imunisasi, pendidikan gratis 12 tahun serta peningkatan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.