{"title":"有氧运动和无氧运动方法在减肥和肥胖方面的有效性","authors":"I. P. A. D. Hita","doi":"10.23887/penjakora.v7i2.27375","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Overweight dan obesitas merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit tidak menular yang bersifat kronis. Penyebab mendasar dari terjadinya overweight dan obesitas pada umumnya adalah ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara metode latihan aerob dan metode latihan anaerob untuk menurunkan tingkat overweight dan obesitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka, kemudian data yang diperoleh akan dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan. Setiap metode latihan yang akan diberikan kepada individu sebaiknya harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi individu itu sendiri dan tujuan dari metode latihan tersebut. Dalam suatu proses latihan harus mempertimbangkan kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh dalam melaksanakan aktivitas sangat tergantung dari intensitas dan durasi latihan yang dilakukan. Pada umumnya energi yang digunakan dalam latihan terdiri dari karbohidrat, lemak, dan phosphocreatine (PCr). PCr digunakan oleh tubuh saat melakukan durasi latihan yang relatif singkat, yaitu sekitar 1-10 detik. Sedangkan jika terjadi peningkatan pada durasi latihan, maka lemak didalam tubuh akan dijadikan sebagai sumber energi utama. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan hormonal yang mengakibatkan perubahan penggunaan karbohidrat menjadi lemak yang digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh selama proses latihan tersebut. Perubahan ini akan terjadi jika durasi latihan yang dilakukan berlangsung lebih dari 20 menit. Jadi, metode latihan aerobik lebih cocok diterapkan untuk individu yang ingin menurunkan berat badan, dikarenakan pelaksanaan dari metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas rendah namun durasi yang relatif lama. Sedangkan metode latihan anaerob lebih cocok diterapkan pada atlet atau individu yang ingin meningkatkan VO2max dikarenakan metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas tinggi namun durasi yang relatif lebih pendek.","PeriodicalId":298546,"journal":{"name":"JURNAL PENJAKORA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Efektivitas Metode Latihan Aerobik dan Anaerobik untuk Menurunkan Tingkat Overweight dan Obesitas\",\"authors\":\"I. P. A. D. Hita\",\"doi\":\"10.23887/penjakora.v7i2.27375\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Overweight dan obesitas merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit tidak menular yang bersifat kronis. Penyebab mendasar dari terjadinya overweight dan obesitas pada umumnya adalah ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara metode latihan aerob dan metode latihan anaerob untuk menurunkan tingkat overweight dan obesitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka, kemudian data yang diperoleh akan dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan. Setiap metode latihan yang akan diberikan kepada individu sebaiknya harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi individu itu sendiri dan tujuan dari metode latihan tersebut. Dalam suatu proses latihan harus mempertimbangkan kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh dalam melaksanakan aktivitas sangat tergantung dari intensitas dan durasi latihan yang dilakukan. Pada umumnya energi yang digunakan dalam latihan terdiri dari karbohidrat, lemak, dan phosphocreatine (PCr). PCr digunakan oleh tubuh saat melakukan durasi latihan yang relatif singkat, yaitu sekitar 1-10 detik. Sedangkan jika terjadi peningkatan pada durasi latihan, maka lemak didalam tubuh akan dijadikan sebagai sumber energi utama. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan hormonal yang mengakibatkan perubahan penggunaan karbohidrat menjadi lemak yang digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh selama proses latihan tersebut. Perubahan ini akan terjadi jika durasi latihan yang dilakukan berlangsung lebih dari 20 menit. Jadi, metode latihan aerobik lebih cocok diterapkan untuk individu yang ingin menurunkan berat badan, dikarenakan pelaksanaan dari metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas rendah namun durasi yang relatif lama. Sedangkan metode latihan anaerob lebih cocok diterapkan pada atlet atau individu yang ingin meningkatkan VO2max dikarenakan metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas tinggi namun durasi yang relatif lebih pendek.\",\"PeriodicalId\":298546,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL PENJAKORA\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-10-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL PENJAKORA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23887/penjakora.v7i2.27375\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL PENJAKORA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/penjakora.v7i2.27375","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Efektivitas Metode Latihan Aerobik dan Anaerobik untuk Menurunkan Tingkat Overweight dan Obesitas
Overweight dan obesitas merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit tidak menular yang bersifat kronis. Penyebab mendasar dari terjadinya overweight dan obesitas pada umumnya adalah ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dikeluarkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara metode latihan aerob dan metode latihan anaerob untuk menurunkan tingkat overweight dan obesitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode studi literatur. Data dikumpulkan dengan metode studi pustaka, kemudian data yang diperoleh akan dikompulasi, dianalisis, dan disimpulkan sehingga mendapatkan sebuah kesimpulan. Setiap metode latihan yang akan diberikan kepada individu sebaiknya harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi individu itu sendiri dan tujuan dari metode latihan tersebut. Dalam suatu proses latihan harus mempertimbangkan kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Sumber energi utama yang digunakan oleh tubuh dalam melaksanakan aktivitas sangat tergantung dari intensitas dan durasi latihan yang dilakukan. Pada umumnya energi yang digunakan dalam latihan terdiri dari karbohidrat, lemak, dan phosphocreatine (PCr). PCr digunakan oleh tubuh saat melakukan durasi latihan yang relatif singkat, yaitu sekitar 1-10 detik. Sedangkan jika terjadi peningkatan pada durasi latihan, maka lemak didalam tubuh akan dijadikan sebagai sumber energi utama. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya perubahan hormonal yang mengakibatkan perubahan penggunaan karbohidrat menjadi lemak yang digunakan sebagai sumber energi oleh tubuh selama proses latihan tersebut. Perubahan ini akan terjadi jika durasi latihan yang dilakukan berlangsung lebih dari 20 menit. Jadi, metode latihan aerobik lebih cocok diterapkan untuk individu yang ingin menurunkan berat badan, dikarenakan pelaksanaan dari metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas rendah namun durasi yang relatif lama. Sedangkan metode latihan anaerob lebih cocok diterapkan pada atlet atau individu yang ingin meningkatkan VO2max dikarenakan metode latihan ini dilaksanakan dengan intensitas tinggi namun durasi yang relatif lebih pendek.