针对不公平的会计政策:国家接纳案例研究不是上米格斯部门的税收

Puji Wibowo
{"title":"针对不公平的会计政策:国家接纳案例研究不是上米格斯部门的税收","authors":"Puji Wibowo","doi":"10.31000/BVAJ.V3I1.1943","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kebijakan akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas adalah salah satu masalah yang paling kontroversial dalam laporan keuangan pemerintah selama bertahun-tahun. Perdebatan lama muncul karena perselisihan antara BPK dan pemerintah. BPK berpendapat bahwa pemerintah harus menerapkan metode bruto dalam pengakuan pendapatan sementara yang kemudian lebih memilih untuk mengadopsi metode neto. Masalah ini menjadi lebih menarik untuk dibahas sejak berjalannya era basis akrual pada awal 2015. Penelitian sebelumnya oleh Yuwana et al. (2016) menemukan bahwa penerapan basis akrual untuk pelaporan keuangan pemerintah tidak sepenuhnya sesuai dengan praktik umum. Mereka berpendapat bahwa penerapan metode neto dianggap kurang akuntabel karena tidak mencatat pendapatan dan biaya yang relevan. Setelah melakukan sejumlah langkah penelitian dengan mewawancarai dan berdiskusi dengan orang-orang kunci di jajaran Kementerian Keuangan dan SKK Migas, kami percaya bahwa pemerintah telah menerapkan basis akrual dengan metode bruto sejak pengalaman pertama tahun 2015. Temuan ini didukung oleh penyajian pendapatan dan pengeluaran secara terpisah dalam Laporan Operasional. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa masalah untuk dipertimbangkan dengan hatihati di masa depan, seperti pengakuan cost recovery sebagai pengeluaran dan penerimaan pendapatan menggunakan pendekatan gross revenue. Dengan mengadopsi pendekatan gross revenue, pengungkapan transaksi keuangan dalam minyak dan gas hulu dapat dianggap lebih komprehensif, yang mencerminkan semua aspek industri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan untuk merevisi peraturan yang ada mengenai prinsip-prinsip akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas","PeriodicalId":358770,"journal":{"name":"Balance Vocation Accounting Journal","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Menuju Kebijakan Akuntansi yang Paripurna: Studi Kasus Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Hulu Migas\",\"authors\":\"Puji Wibowo\",\"doi\":\"10.31000/BVAJ.V3I1.1943\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kebijakan akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas adalah salah satu masalah yang paling kontroversial dalam laporan keuangan pemerintah selama bertahun-tahun. Perdebatan lama muncul karena perselisihan antara BPK dan pemerintah. BPK berpendapat bahwa pemerintah harus menerapkan metode bruto dalam pengakuan pendapatan sementara yang kemudian lebih memilih untuk mengadopsi metode neto. Masalah ini menjadi lebih menarik untuk dibahas sejak berjalannya era basis akrual pada awal 2015. Penelitian sebelumnya oleh Yuwana et al. (2016) menemukan bahwa penerapan basis akrual untuk pelaporan keuangan pemerintah tidak sepenuhnya sesuai dengan praktik umum. Mereka berpendapat bahwa penerapan metode neto dianggap kurang akuntabel karena tidak mencatat pendapatan dan biaya yang relevan. Setelah melakukan sejumlah langkah penelitian dengan mewawancarai dan berdiskusi dengan orang-orang kunci di jajaran Kementerian Keuangan dan SKK Migas, kami percaya bahwa pemerintah telah menerapkan basis akrual dengan metode bruto sejak pengalaman pertama tahun 2015. Temuan ini didukung oleh penyajian pendapatan dan pengeluaran secara terpisah dalam Laporan Operasional. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa masalah untuk dipertimbangkan dengan hatihati di masa depan, seperti pengakuan cost recovery sebagai pengeluaran dan penerimaan pendapatan menggunakan pendekatan gross revenue. Dengan mengadopsi pendekatan gross revenue, pengungkapan transaksi keuangan dalam minyak dan gas hulu dapat dianggap lebih komprehensif, yang mencerminkan semua aspek industri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan untuk merevisi peraturan yang ada mengenai prinsip-prinsip akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas\",\"PeriodicalId\":358770,\"journal\":{\"name\":\"Balance Vocation Accounting Journal\",\"volume\":\"24 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-09-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Balance Vocation Accounting Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31000/BVAJ.V3I1.1943\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Balance Vocation Accounting Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31000/BVAJ.V3I1.1943","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

non-pajak石油和天然气收入的会计政策是政府财务报告中最具争议的问题之一好多年了。由于史密斯先生和政府之间的不和,长期的辩论产生了。史密斯先生认为,政府应该将布鲁托法应用于临时收入确认,而后者更喜欢采用内托法。自2015年上半年akrual基础进展以来,讨论这个问题变得更加有趣。以前由Yuwana et al .(2016)的研究发现,应计基础应用的政府财务报告完全不符合这些常见的做法。他们认为neto方法的应用被认为是不负责任的,因为它没有记录相关的收入和成本。之后做一些采访和研究步骤讨论那些锁在财政部的队伍和SKK石油,我们相信政府已经应用应计基地生产总值从2015年的第一次的方法。这一发现得到了行动报表中收入和支出的个别展示的支持。这项研究显示,有一些未来考虑和注意的问题,比如成本认可恢复招生作为支出和收入运用格罗斯revenue。采用格罗斯revenue方法中,披露金融交易的石油和天然气上游可以被视为更全面,反映了行业的方方面面。这项研究得出的结论是,政府会考虑修改规则的有关于石油和天然气收入non-pajak会计原则
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Menuju Kebijakan Akuntansi yang Paripurna: Studi Kasus Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Hulu Migas
Kebijakan akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas adalah salah satu masalah yang paling kontroversial dalam laporan keuangan pemerintah selama bertahun-tahun. Perdebatan lama muncul karena perselisihan antara BPK dan pemerintah. BPK berpendapat bahwa pemerintah harus menerapkan metode bruto dalam pengakuan pendapatan sementara yang kemudian lebih memilih untuk mengadopsi metode neto. Masalah ini menjadi lebih menarik untuk dibahas sejak berjalannya era basis akrual pada awal 2015. Penelitian sebelumnya oleh Yuwana et al. (2016) menemukan bahwa penerapan basis akrual untuk pelaporan keuangan pemerintah tidak sepenuhnya sesuai dengan praktik umum. Mereka berpendapat bahwa penerapan metode neto dianggap kurang akuntabel karena tidak mencatat pendapatan dan biaya yang relevan. Setelah melakukan sejumlah langkah penelitian dengan mewawancarai dan berdiskusi dengan orang-orang kunci di jajaran Kementerian Keuangan dan SKK Migas, kami percaya bahwa pemerintah telah menerapkan basis akrual dengan metode bruto sejak pengalaman pertama tahun 2015. Temuan ini didukung oleh penyajian pendapatan dan pengeluaran secara terpisah dalam Laporan Operasional. Penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa masalah untuk dipertimbangkan dengan hatihati di masa depan, seperti pengakuan cost recovery sebagai pengeluaran dan penerimaan pendapatan menggunakan pendekatan gross revenue. Dengan mengadopsi pendekatan gross revenue, pengungkapan transaksi keuangan dalam minyak dan gas hulu dapat dianggap lebih komprehensif, yang mencerminkan semua aspek industri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan untuk merevisi peraturan yang ada mengenai prinsip-prinsip akuntansi pendapatan non-pajak minyak dan gas
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信