{"title":"托克斯与马卡萨市青少年健康相关的行为","authors":"Nadia Nurul Saskia, Fairus Prihatin Idris, Sumiaty","doi":"10.33096/woph.v4i3.829","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Toxic relationship adalah suatu kondisi hubungan yang tidak sehat yang setidaknya melibatkan dua individu. Toxic relationship merupakan hubungan yang beracun, racun dalam hal ini yang dimaksudkan adalah sesuatu hal yang berunsur negatif dan dapat merusak kenyamanan seseorang. Toxic relationship dalam hubungan pacaran dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental remaja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai perilaku toxic relationship terhadap Kesehatan remaja di Kota Makassar. Jenis penelitian ini yaitu quasi kualitatif bermaksud untuk mengkaji dan mengeksplorasi dampak kesehatan secara observasi dan indepth interview serta dokumentasi selama penelitian. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang diantaranya 5 informan biasa yang dipilih menggunakan teknik snowball sampling, 5 informan pendukung yaitu teman dekat informan biasa, dan 1 informan kunci dari psikolog. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi remaja terkait toxic relationship meliputi hubungan dengan kekerasan fisik, memiliki perasaan tertekan, memiliki rasa takut yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman, dan kekerasan seksual, bentuk - bentuk dari toxic relationship meliputi kekerasan emosional (pembatasan aktivitas, komunikasi buruk, dan kebohongan), kekerasan fisik, dan kekerasan seksual, dampak dari toxic relationship terhadap kesehatan remaja meliputi kesehatan fisik (insomnia, obesitas, asam lambung, dan luka fisik), dan kesehatan mental (galau, stress, tertekan, kurang fokus, dan kurang percaya diri), dan faktor – faktor penyebab terjadinya toxic relationship yaitu lingkungan individu (ketergantungan, insecure, dan obsesi), dan factor lingkungan (budaya, keluarga, dan pendidikan). Disarankan untuk remaja memiliki kontrol diri terhadap perasaan yang berlebihan terhadap sesorang, remaja harus memiliki keberanian dalam mengakhiri hubungan yang toxic dan merubahnya menjadi hubungan healthy relationship.","PeriodicalId":208221,"journal":{"name":"Window of Public Health Journal","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perilaku Toxic Relationship Terhadap Kesehatan Remaja Di Kota Makassar\",\"authors\":\"Nadia Nurul Saskia, Fairus Prihatin Idris, Sumiaty\",\"doi\":\"10.33096/woph.v4i3.829\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Toxic relationship adalah suatu kondisi hubungan yang tidak sehat yang setidaknya melibatkan dua individu. Toxic relationship merupakan hubungan yang beracun, racun dalam hal ini yang dimaksudkan adalah sesuatu hal yang berunsur negatif dan dapat merusak kenyamanan seseorang. Toxic relationship dalam hubungan pacaran dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental remaja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai perilaku toxic relationship terhadap Kesehatan remaja di Kota Makassar. Jenis penelitian ini yaitu quasi kualitatif bermaksud untuk mengkaji dan mengeksplorasi dampak kesehatan secara observasi dan indepth interview serta dokumentasi selama penelitian. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang diantaranya 5 informan biasa yang dipilih menggunakan teknik snowball sampling, 5 informan pendukung yaitu teman dekat informan biasa, dan 1 informan kunci dari psikolog. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi remaja terkait toxic relationship meliputi hubungan dengan kekerasan fisik, memiliki perasaan tertekan, memiliki rasa takut yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman, dan kekerasan seksual, bentuk - bentuk dari toxic relationship meliputi kekerasan emosional (pembatasan aktivitas, komunikasi buruk, dan kebohongan), kekerasan fisik, dan kekerasan seksual, dampak dari toxic relationship terhadap kesehatan remaja meliputi kesehatan fisik (insomnia, obesitas, asam lambung, dan luka fisik), dan kesehatan mental (galau, stress, tertekan, kurang fokus, dan kurang percaya diri), dan faktor – faktor penyebab terjadinya toxic relationship yaitu lingkungan individu (ketergantungan, insecure, dan obsesi), dan factor lingkungan (budaya, keluarga, dan pendidikan). Disarankan untuk remaja memiliki kontrol diri terhadap perasaan yang berlebihan terhadap sesorang, remaja harus memiliki keberanian dalam mengakhiri hubungan yang toxic dan merubahnya menjadi hubungan healthy relationship.\",\"PeriodicalId\":208221,\"journal\":{\"name\":\"Window of Public Health Journal\",\"volume\":\"5 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Window of Public Health Journal\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33096/woph.v4i3.829\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Window of Public Health Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33096/woph.v4i3.829","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Perilaku Toxic Relationship Terhadap Kesehatan Remaja Di Kota Makassar
Toxic relationship adalah suatu kondisi hubungan yang tidak sehat yang setidaknya melibatkan dua individu. Toxic relationship merupakan hubungan yang beracun, racun dalam hal ini yang dimaksudkan adalah sesuatu hal yang berunsur negatif dan dapat merusak kenyamanan seseorang. Toxic relationship dalam hubungan pacaran dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan kesehatan mental remaja. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai perilaku toxic relationship terhadap Kesehatan remaja di Kota Makassar. Jenis penelitian ini yaitu quasi kualitatif bermaksud untuk mengkaji dan mengeksplorasi dampak kesehatan secara observasi dan indepth interview serta dokumentasi selama penelitian. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang diantaranya 5 informan biasa yang dipilih menggunakan teknik snowball sampling, 5 informan pendukung yaitu teman dekat informan biasa, dan 1 informan kunci dari psikolog. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa persepsi remaja terkait toxic relationship meliputi hubungan dengan kekerasan fisik, memiliki perasaan tertekan, memiliki rasa takut yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman, dan kekerasan seksual, bentuk - bentuk dari toxic relationship meliputi kekerasan emosional (pembatasan aktivitas, komunikasi buruk, dan kebohongan), kekerasan fisik, dan kekerasan seksual, dampak dari toxic relationship terhadap kesehatan remaja meliputi kesehatan fisik (insomnia, obesitas, asam lambung, dan luka fisik), dan kesehatan mental (galau, stress, tertekan, kurang fokus, dan kurang percaya diri), dan faktor – faktor penyebab terjadinya toxic relationship yaitu lingkungan individu (ketergantungan, insecure, dan obsesi), dan factor lingkungan (budaya, keluarga, dan pendidikan). Disarankan untuk remaja memiliki kontrol diri terhadap perasaan yang berlebihan terhadap sesorang, remaja harus memiliki keberanian dalam mengakhiri hubungan yang toxic dan merubahnya menjadi hubungan healthy relationship.