{"title":"图干县文字村杀虫剂使用者农民肝脏的健康状况","authors":"Izza Ratna Kumala, M. Bagus Agung","doi":"10.59744/jumeha.v2i1.9","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Organ hati merupakan organ utama yang rentan terhadap paparan pestisida. Paparan pestisida terjadi karena adanya kontak antara pestisida dengan petani yang menggunakan pestisida. Paparan pestisida dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terakumulasinya pestisida di dalam hati yang tidak bisa diuraikan atau dieksresikan sehingga munculnya gejala-gelaja klinis diantaranya mual, pusing, sakit kepala, gelisah, hipersaliva, iritasi saluran napas dan kulit, lemah otot, kelelahan, serta nyeri perut. Akumulasi pestisida dalam hati dapat memicu meningkatnya jumlah radikal bebas sehingga menyebabkan gangguan fungsi hati. Petani di Desa Tulis, Kabupaten Batang selalu menggunakan beberapa jenis pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Gejala-gejala klinis yang dirasakan secara umum menunjukkan adanya keracunan pestisida. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar SGPT. Penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara accidental sampling berjumlah 15 orang dan sesuai kriteria inklusi. Data berasal dari wawancara dan pengukuran kadar SGPT dalam darah dengan metode kinetik enzimatik. Hasil penelitian menunjukkan, 12 petani memiliki kadar SGPT dalam batas normal dan sisanya dalam kadar yang meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 3 petani tersebut memiliki gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh pestisida. Petani tersebut memiliki usia lebih dari 50 tahun dan telah menjadi petani selama lebih dari 30 tahun","PeriodicalId":171946,"journal":{"name":"Jurnal Medika Husada","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Gambaran Kondisi Kesehatan Organ Hati Para Petani Pengguna Pestisida di Desa Tulis, Kabupaten Batang\",\"authors\":\"Izza Ratna Kumala, M. Bagus Agung\",\"doi\":\"10.59744/jumeha.v2i1.9\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" Organ hati merupakan organ utama yang rentan terhadap paparan pestisida. Paparan pestisida terjadi karena adanya kontak antara pestisida dengan petani yang menggunakan pestisida. Paparan pestisida dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terakumulasinya pestisida di dalam hati yang tidak bisa diuraikan atau dieksresikan sehingga munculnya gejala-gelaja klinis diantaranya mual, pusing, sakit kepala, gelisah, hipersaliva, iritasi saluran napas dan kulit, lemah otot, kelelahan, serta nyeri perut. Akumulasi pestisida dalam hati dapat memicu meningkatnya jumlah radikal bebas sehingga menyebabkan gangguan fungsi hati. Petani di Desa Tulis, Kabupaten Batang selalu menggunakan beberapa jenis pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Gejala-gejala klinis yang dirasakan secara umum menunjukkan adanya keracunan pestisida. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar SGPT. Penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara accidental sampling berjumlah 15 orang dan sesuai kriteria inklusi. Data berasal dari wawancara dan pengukuran kadar SGPT dalam darah dengan metode kinetik enzimatik. Hasil penelitian menunjukkan, 12 petani memiliki kadar SGPT dalam batas normal dan sisanya dalam kadar yang meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 3 petani tersebut memiliki gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh pestisida. Petani tersebut memiliki usia lebih dari 50 tahun dan telah menjadi petani selama lebih dari 30 tahun\",\"PeriodicalId\":171946,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Medika Husada\",\"volume\":\"14 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Medika Husada\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.59744/jumeha.v2i1.9\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Medika Husada","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.59744/jumeha.v2i1.9","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Gambaran Kondisi Kesehatan Organ Hati Para Petani Pengguna Pestisida di Desa Tulis, Kabupaten Batang
Organ hati merupakan organ utama yang rentan terhadap paparan pestisida. Paparan pestisida terjadi karena adanya kontak antara pestisida dengan petani yang menggunakan pestisida. Paparan pestisida dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terakumulasinya pestisida di dalam hati yang tidak bisa diuraikan atau dieksresikan sehingga munculnya gejala-gelaja klinis diantaranya mual, pusing, sakit kepala, gelisah, hipersaliva, iritasi saluran napas dan kulit, lemah otot, kelelahan, serta nyeri perut. Akumulasi pestisida dalam hati dapat memicu meningkatnya jumlah radikal bebas sehingga menyebabkan gangguan fungsi hati. Petani di Desa Tulis, Kabupaten Batang selalu menggunakan beberapa jenis pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian. Gejala-gejala klinis yang dirasakan secara umum menunjukkan adanya keracunan pestisida. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan kadar SGPT. Penelitian adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil secara accidental sampling berjumlah 15 orang dan sesuai kriteria inklusi. Data berasal dari wawancara dan pengukuran kadar SGPT dalam darah dengan metode kinetik enzimatik. Hasil penelitian menunjukkan, 12 petani memiliki kadar SGPT dalam batas normal dan sisanya dalam kadar yang meningkat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa 3 petani tersebut memiliki gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh pestisida. Petani tersebut memiliki usia lebih dari 50 tahun dan telah menjadi petani selama lebih dari 30 tahun