Gabe Arif Ditama Sinaga, Yan Kurniawan, A. Kusumawati
{"title":"COVID-19大流行期间,社区、当地文化和城市放屁运动中的粮食安全当务之急","authors":"Gabe Arif Ditama Sinaga, Yan Kurniawan, A. Kusumawati","doi":"10.23887/jish.v11i2.45041","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Urban farming merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan guna melengkapi kebutuhan pangan di perkotaan. Hal ini semakin populer dengan adanya krisis pandemi COVID-19 yang tidak terduga. Aktivitas urban farming telah eksis sejak sebelum adanya pandemi, salah satunya di Kota Malang. Namun penelitian terdahulu masih ditemukan kendala eksternal seperti minimnya intervensi pemerintah, dan internal seperti kurangnya antusiasme dan pola pikir masyarakat yang konsumtif. Penelitian terbaru ini menelusuri faktor pendorong keberhasilan urban farming dalam mendukung ketahanan pangan dan dikaitkan dengan perspektif masyarakat terkait implementasi urban farming semasa pandemi. Penelitian dilakukan dengan studi reflektif kepada 30 informan melalui purposive sampling. Berdasarkan hasil wawancara di Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Blimbing, ditemukan kondisi urban farming, antusiasme masyarakat dan intervensi pemerintah semakin meningkat saat pandemi. Masyarakat yang menjalankan urban farming didominasi usia produktif, tergantung pada waktu luang, dan ada atau tidaknya pekerjaan terikat yang dimiliki. Artikel ini juga mengkorelasikan wujud masyarakat komunal dan unsur budaya lokal dalam aktivitas urban farming, sesuatu yang jarang dijangkau dalam kajian akademis. Faktor keberhasilan internal dan eksternal urban farming dapat menjadi acuan dalam implementasi ke depannya. Praktek urban farming semakin optimal jika diimplementasikan pada skala komunitas dan dikaitkan dengan aspek budaya lokal. Studi ini mengungkap praktik baru urban farming melalui pengenalan konsep urban farming berbasis komunitas yang mampu mendukung ketahanan pangan wilayah perkotaan dengan tetap mempertimbangkan eksistensi budaya yang ada pada masing-masing daerah.","PeriodicalId":410316,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"URGENSI KOMUNITAS, BUDAYA LOKAL DAN KETAHANAN PANGAN DALAM GERAKAN URBAN FARMING DI MASA PANDEMI COVID-19\",\"authors\":\"Gabe Arif Ditama Sinaga, Yan Kurniawan, A. Kusumawati\",\"doi\":\"10.23887/jish.v11i2.45041\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Urban farming merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan guna melengkapi kebutuhan pangan di perkotaan. Hal ini semakin populer dengan adanya krisis pandemi COVID-19 yang tidak terduga. Aktivitas urban farming telah eksis sejak sebelum adanya pandemi, salah satunya di Kota Malang. Namun penelitian terdahulu masih ditemukan kendala eksternal seperti minimnya intervensi pemerintah, dan internal seperti kurangnya antusiasme dan pola pikir masyarakat yang konsumtif. Penelitian terbaru ini menelusuri faktor pendorong keberhasilan urban farming dalam mendukung ketahanan pangan dan dikaitkan dengan perspektif masyarakat terkait implementasi urban farming semasa pandemi. Penelitian dilakukan dengan studi reflektif kepada 30 informan melalui purposive sampling. Berdasarkan hasil wawancara di Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Blimbing, ditemukan kondisi urban farming, antusiasme masyarakat dan intervensi pemerintah semakin meningkat saat pandemi. Masyarakat yang menjalankan urban farming didominasi usia produktif, tergantung pada waktu luang, dan ada atau tidaknya pekerjaan terikat yang dimiliki. Artikel ini juga mengkorelasikan wujud masyarakat komunal dan unsur budaya lokal dalam aktivitas urban farming, sesuatu yang jarang dijangkau dalam kajian akademis. Faktor keberhasilan internal dan eksternal urban farming dapat menjadi acuan dalam implementasi ke depannya. Praktek urban farming semakin optimal jika diimplementasikan pada skala komunitas dan dikaitkan dengan aspek budaya lokal. Studi ini mengungkap praktik baru urban farming melalui pengenalan konsep urban farming berbasis komunitas yang mampu mendukung ketahanan pangan wilayah perkotaan dengan tetap mempertimbangkan eksistensi budaya yang ada pada masing-masing daerah.\",\"PeriodicalId\":410316,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-08-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23887/jish.v11i2.45041\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23887/jish.v11i2.45041","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
URGENSI KOMUNITAS, BUDAYA LOKAL DAN KETAHANAN PANGAN DALAM GERAKAN URBAN FARMING DI MASA PANDEMI COVID-19
Urban farming merupakan kegiatan bercocok tanam yang dilakukan guna melengkapi kebutuhan pangan di perkotaan. Hal ini semakin populer dengan adanya krisis pandemi COVID-19 yang tidak terduga. Aktivitas urban farming telah eksis sejak sebelum adanya pandemi, salah satunya di Kota Malang. Namun penelitian terdahulu masih ditemukan kendala eksternal seperti minimnya intervensi pemerintah, dan internal seperti kurangnya antusiasme dan pola pikir masyarakat yang konsumtif. Penelitian terbaru ini menelusuri faktor pendorong keberhasilan urban farming dalam mendukung ketahanan pangan dan dikaitkan dengan perspektif masyarakat terkait implementasi urban farming semasa pandemi. Penelitian dilakukan dengan studi reflektif kepada 30 informan melalui purposive sampling. Berdasarkan hasil wawancara di Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Sukun, dan Kecamatan Blimbing, ditemukan kondisi urban farming, antusiasme masyarakat dan intervensi pemerintah semakin meningkat saat pandemi. Masyarakat yang menjalankan urban farming didominasi usia produktif, tergantung pada waktu luang, dan ada atau tidaknya pekerjaan terikat yang dimiliki. Artikel ini juga mengkorelasikan wujud masyarakat komunal dan unsur budaya lokal dalam aktivitas urban farming, sesuatu yang jarang dijangkau dalam kajian akademis. Faktor keberhasilan internal dan eksternal urban farming dapat menjadi acuan dalam implementasi ke depannya. Praktek urban farming semakin optimal jika diimplementasikan pada skala komunitas dan dikaitkan dengan aspek budaya lokal. Studi ini mengungkap praktik baru urban farming melalui pengenalan konsep urban farming berbasis komunitas yang mampu mendukung ketahanan pangan wilayah perkotaan dengan tetap mempertimbangkan eksistensi budaya yang ada pada masing-masing daerah.