印尼海军燃料规格开发研究

Rasdinal Ibrahim, Pallawagau La Puppung
{"title":"印尼海军燃料规格开发研究","authors":"Rasdinal Ibrahim, Pallawagau La Puppung","doi":"10.29017/lpmgb.39.3.738","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebagai negara kepulauan, sampai saat ini Indo- nesia belum mempunyai spesifikasi khusus untuk bahan bakar perkapalan (marine fuel). Kapal-kapal niaga, kargo dan tanker yang berlayar di perairan In- donesia umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel (IDO), minyak bakar (FO), dan minyak solar (HSD), sedangkan kapal-kapal kecil, ferry dan nelayan menggunakan minyak solar sebagai bahan bakar. Kebutuhan BBM untuk mesin diesel nasional pada tahun 2004 masing-masing diperkirakan sebagai berikut: HSD 24,6 juta KL, IDO 1,2 juta KL, dan FO sebesar 6,8 juta KL. Penggunaan minyak diesel di Indonesia sangat beragam, baik untuk mesin diesel industri, pembakaran langsung melalui burner di dapur industri, pembangkit listrik, maupun mesin diesel perkapalan. Sedangkan dalam spesifikasi BBM nasional hanya ada satu grade minyak diesel, sehingga konsumen harus menyesuaikan kebutuhan bahan bakarnya dengan bahan bakar yang tersedia di pasaran, walaupun mungkin terdapat kekurangan dalam efisiensi dan kinerja mesinnya. Dalam memasuki era globalisasi, dan diberlakukannya UU Migas No. 22 Tahun 2001 serta terbukanya sektor hilir migas, di mana selain PERTAMINA pihak swasta nasional dan asing dapat memasarkan BBM di dalam negeri, maka kebutuhan bahan bakar diesel perkapalan (marine fuel) akan dipasok pihak swasta melalui impor dari luar negeri. Mengingat makin banyaknya permintaan marine fuel dari kapal-kapal nasional maupun asing yang singgah dan mengisi bahan bakarnya di pelabuhan Indone- sia, maka di pandang perlu menyediakan bahan bakar perkapalan yang memenuhi persyaratan spesifikasi marine fuel internasional Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah perlu meninjau kembali spesifikasi minyak diesel In- donesia, kemungkinan pengembangannya sesuai spesifikasi di dunia internasional, termasuk penyediaan spesifikasi khusus untuk marine fuel, dengan tetap memperhatikan kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya serta memenuhi persyaratan lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi \"LEMIGAS\" sebagai pusat litbang, berfungsi memberi masukan bagi kebijakan Pemerintah di bidang migas termasuk dalam penetapan spesifikasi BBM nasional, sehingga spesifikasi yang ditetapkan telah melalui pengkajian teknologi sebelum diterapkan secara nasional. Makalah ini merupakan suatu kajian awal pengembangan spesifikasi marine fuel Indonesia, yang membahas beberapa spesifikasi marine fuel internasional sebagai acuan, kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya, dan memenuhi persyaratan lingkungan, sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah dalam menetapkan spesifikasi BBM nasional khususnya spesifikasi marine fuel Indonesia.","PeriodicalId":281406,"journal":{"name":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Studi Pengembangan Spesifikasi Marine Fuel Indonesia\",\"authors\":\"Rasdinal Ibrahim, Pallawagau La Puppung\",\"doi\":\"10.29017/lpmgb.39.3.738\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sebagai negara kepulauan, sampai saat ini Indo- nesia belum mempunyai spesifikasi khusus untuk bahan bakar perkapalan (marine fuel). Kapal-kapal niaga, kargo dan tanker yang berlayar di perairan In- donesia umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel (IDO), minyak bakar (FO), dan minyak solar (HSD), sedangkan kapal-kapal kecil, ferry dan nelayan menggunakan minyak solar sebagai bahan bakar. Kebutuhan BBM untuk mesin diesel nasional pada tahun 2004 masing-masing diperkirakan sebagai berikut: HSD 24,6 juta KL, IDO 1,2 juta KL, dan FO sebesar 6,8 juta KL. Penggunaan minyak diesel di Indonesia sangat beragam, baik untuk mesin diesel industri, pembakaran langsung melalui burner di dapur industri, pembangkit listrik, maupun mesin diesel perkapalan. Sedangkan dalam spesifikasi BBM nasional hanya ada satu grade minyak diesel, sehingga konsumen harus menyesuaikan kebutuhan bahan bakarnya dengan bahan bakar yang tersedia di pasaran, walaupun mungkin terdapat kekurangan dalam efisiensi dan kinerja mesinnya. Dalam memasuki era globalisasi, dan diberlakukannya UU Migas No. 22 Tahun 2001 serta terbukanya sektor hilir migas, di mana selain PERTAMINA pihak swasta nasional dan asing dapat memasarkan BBM di dalam negeri, maka kebutuhan bahan bakar diesel perkapalan (marine fuel) akan dipasok pihak swasta melalui impor dari luar negeri. Mengingat makin banyaknya permintaan marine fuel dari kapal-kapal nasional maupun asing yang singgah dan mengisi bahan bakarnya di pelabuhan Indone- sia, maka di pandang perlu menyediakan bahan bakar perkapalan yang memenuhi persyaratan spesifikasi marine fuel internasional Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah perlu meninjau kembali spesifikasi minyak diesel In- donesia, kemungkinan pengembangannya sesuai spesifikasi di dunia internasional, termasuk penyediaan spesifikasi khusus untuk marine fuel, dengan tetap memperhatikan kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya serta memenuhi persyaratan lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi \\\"LEMIGAS\\\" sebagai pusat litbang, berfungsi memberi masukan bagi kebijakan Pemerintah di bidang migas termasuk dalam penetapan spesifikasi BBM nasional, sehingga spesifikasi yang ditetapkan telah melalui pengkajian teknologi sebelum diterapkan secara nasional. Makalah ini merupakan suatu kajian awal pengembangan spesifikasi marine fuel Indonesia, yang membahas beberapa spesifikasi marine fuel internasional sebagai acuan, kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya, dan memenuhi persyaratan lingkungan, sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah dalam menetapkan spesifikasi BBM nasional khususnya spesifikasi marine fuel Indonesia.\",\"PeriodicalId\":281406,\"journal\":{\"name\":\"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi\",\"volume\":\"23 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.29017/lpmgb.39.3.738\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Lembaran publikasi minyak dan gas bumi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29017/lpmgb.39.3.738","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

作为一个岛国,到目前为止,印度- nesia还没有海军燃料的具体规格。在东尼西亚海域航行的商船、货物和油轮通常使用柴油(IDO)、燃油(FO)和柴油(HSD),而小型船只、渡轮和渔民则使用柴油作为燃料。柴油机的燃料需求估计2004年分别如下:国家有HSD 24.6万KL,易多120万KL, FO 6.8万KL。使用柴油印尼非常多样,适合工业柴油发动机,厨房里直接通过燃烧器燃烧工业、发电和航运柴油机。然而,国家石油规格只有一种柴油,因此消费者必须调整对燃料的需求与市场上可用的燃料,尽管这可能是发动机效率和性能的缺陷。进入全球化时代,实施法案中石油自2001年第22号以及在哪里打开了石油下游区,除了安全检查私有化可以推销和外国国家国内汽油,柴油需求(海军燃料)要供应私有化通过海运从国外进口。鉴于越来越多要求海军燃料的国家或外国船只在港口停留和补充燃料,Indone观点的-那是徒劳的,需要提供符合规格的海军燃料国际海运燃料来预测这些事情,政府需要回顾柴油规格In - donesia国际开发符合规格的可能性,包括为海军燃料提供特殊规格,注意国内精炼厂提供燃料的能力和环境要求。作为研发中心,石油和天然气技术“平台”为政府在天然气领域的政策提供了输入,包括制定国家石油规范,因此在国家实施之前,已经通过技术审查建立了规定规范。这篇论文是对《海洋燃料规格》(marine fuel specs)初步评估的一项研究,该规范涵盖了国内炼油厂提供燃料的能力,并符合环境要求,为政府制定国家燃料规范(尤其是印尼燃油规格)的政策投入。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Studi Pengembangan Spesifikasi Marine Fuel Indonesia
Sebagai negara kepulauan, sampai saat ini Indo- nesia belum mempunyai spesifikasi khusus untuk bahan bakar perkapalan (marine fuel). Kapal-kapal niaga, kargo dan tanker yang berlayar di perairan In- donesia umumnya menggunakan bahan bakar minyak diesel (IDO), minyak bakar (FO), dan minyak solar (HSD), sedangkan kapal-kapal kecil, ferry dan nelayan menggunakan minyak solar sebagai bahan bakar. Kebutuhan BBM untuk mesin diesel nasional pada tahun 2004 masing-masing diperkirakan sebagai berikut: HSD 24,6 juta KL, IDO 1,2 juta KL, dan FO sebesar 6,8 juta KL. Penggunaan minyak diesel di Indonesia sangat beragam, baik untuk mesin diesel industri, pembakaran langsung melalui burner di dapur industri, pembangkit listrik, maupun mesin diesel perkapalan. Sedangkan dalam spesifikasi BBM nasional hanya ada satu grade minyak diesel, sehingga konsumen harus menyesuaikan kebutuhan bahan bakarnya dengan bahan bakar yang tersedia di pasaran, walaupun mungkin terdapat kekurangan dalam efisiensi dan kinerja mesinnya. Dalam memasuki era globalisasi, dan diberlakukannya UU Migas No. 22 Tahun 2001 serta terbukanya sektor hilir migas, di mana selain PERTAMINA pihak swasta nasional dan asing dapat memasarkan BBM di dalam negeri, maka kebutuhan bahan bakar diesel perkapalan (marine fuel) akan dipasok pihak swasta melalui impor dari luar negeri. Mengingat makin banyaknya permintaan marine fuel dari kapal-kapal nasional maupun asing yang singgah dan mengisi bahan bakarnya di pelabuhan Indone- sia, maka di pandang perlu menyediakan bahan bakar perkapalan yang memenuhi persyaratan spesifikasi marine fuel internasional Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah perlu meninjau kembali spesifikasi minyak diesel In- donesia, kemungkinan pengembangannya sesuai spesifikasi di dunia internasional, termasuk penyediaan spesifikasi khusus untuk marine fuel, dengan tetap memperhatikan kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya serta memenuhi persyaratan lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi "LEMIGAS" sebagai pusat litbang, berfungsi memberi masukan bagi kebijakan Pemerintah di bidang migas termasuk dalam penetapan spesifikasi BBM nasional, sehingga spesifikasi yang ditetapkan telah melalui pengkajian teknologi sebelum diterapkan secara nasional. Makalah ini merupakan suatu kajian awal pengembangan spesifikasi marine fuel Indonesia, yang membahas beberapa spesifikasi marine fuel internasional sebagai acuan, kemampuan kilang dalam negeri untuk penyediaannya, dan memenuhi persyaratan lingkungan, sebagai masukan bagi kebijakan pemerintah dalam menetapkan spesifikasi BBM nasional khususnya spesifikasi marine fuel Indonesia.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信