M. Aulia, Ridya Nur Laily, Mardliyatun Nahdliyah Putri
{"title":"读瓦齐的信和以宗教仪式为代表的文字","authors":"M. Aulia, Ridya Nur Laily, Mardliyatun Nahdliyah Putri","doi":"10.52593/mtq.04.1.02","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \n \nPembacaan ayat suci al-Qur’an oleh kelompok tertentu secara konsisten akan melahirkan sebuah ritual keagamaan. Majelis Hubbun Nabi menjadikan tradisi pembacaan Q.S. al-Waqi’ah [56] yang secara garis besar membicarakan tentang hari kiamat sebagai bentuk ritual untuk membuka pintu rezeki. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan objektif, ekspressive dan dokumenter atas pembacaan surat al-Waqi’ah dan ayat-ayat rezeki oleh Majelis Hubbun Nabi. Jenis penelitian ini termasuk kualitatif lapangan dengan pendekatan sosiologi pengetahuan. Data penelitian bersumber dari observasi terhadap tradisi majelis Hubbun Nabi, serta wawancara yang dilakukan kepada pendiri dan anggota majelis terkait pemaknaan tradisi. Hasil penelitian menunjukkan makna obyektif dari pemilihan surat dan ayat-ayat yang dibaca dalam praktik Majelis Hubbun Nabi bersumber dari ijazah KH. Fuad Noerhasan yang mematrikan kepercayaan penuh pelakunya. Adapun makna ekspressivenya antara lain merasakan kelancaran rezeki, keberkahan kehidupan, mendapatkan ketenangan batin, terkabulnya doa-doa, mendatangkan banyak keutamaan dan pahala, serta menambah ukhuwah islamiyah. Sedangkan makna dokumenter dari adanya tradisi Majelis Hubbun Nabi adalah adanya pergeseran nalar masyarakat berbasis mistis menjadi ruhani-qur’ani. Hal ini membuktikan bahwa Majelis Hubbun Nabi berhasil menghidupkan al-Qur’an melalui sebuah ritual keagamaan yang mematrikan kepercayaan kuat bagi setiap pelakunya. \n \n \n \n","PeriodicalId":119477,"journal":{"name":"Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies","volume":"82 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pembacaan Surat Al-Waqi’ah dan Ayat-Ayat Rezeki Sebagai Potret Ritual Keagamaan\",\"authors\":\"M. Aulia, Ridya Nur Laily, Mardliyatun Nahdliyah Putri\",\"doi\":\"10.52593/mtq.04.1.02\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"\\n \\n \\n \\nPembacaan ayat suci al-Qur’an oleh kelompok tertentu secara konsisten akan melahirkan sebuah ritual keagamaan. Majelis Hubbun Nabi menjadikan tradisi pembacaan Q.S. al-Waqi’ah [56] yang secara garis besar membicarakan tentang hari kiamat sebagai bentuk ritual untuk membuka pintu rezeki. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan objektif, ekspressive dan dokumenter atas pembacaan surat al-Waqi’ah dan ayat-ayat rezeki oleh Majelis Hubbun Nabi. Jenis penelitian ini termasuk kualitatif lapangan dengan pendekatan sosiologi pengetahuan. Data penelitian bersumber dari observasi terhadap tradisi majelis Hubbun Nabi, serta wawancara yang dilakukan kepada pendiri dan anggota majelis terkait pemaknaan tradisi. Hasil penelitian menunjukkan makna obyektif dari pemilihan surat dan ayat-ayat yang dibaca dalam praktik Majelis Hubbun Nabi bersumber dari ijazah KH. Fuad Noerhasan yang mematrikan kepercayaan penuh pelakunya. Adapun makna ekspressivenya antara lain merasakan kelancaran rezeki, keberkahan kehidupan, mendapatkan ketenangan batin, terkabulnya doa-doa, mendatangkan banyak keutamaan dan pahala, serta menambah ukhuwah islamiyah. Sedangkan makna dokumenter dari adanya tradisi Majelis Hubbun Nabi adalah adanya pergeseran nalar masyarakat berbasis mistis menjadi ruhani-qur’ani. Hal ini membuktikan bahwa Majelis Hubbun Nabi berhasil menghidupkan al-Qur’an melalui sebuah ritual keagamaan yang mematrikan kepercayaan kuat bagi setiap pelakunya. \\n \\n \\n \\n\",\"PeriodicalId\":119477,\"journal\":{\"name\":\"Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies\",\"volume\":\"82 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.52593/mtq.04.1.02\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Muttaqien; Indonesian Journal of Multidiciplinary Islamic Studies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.52593/mtq.04.1.02","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pembacaan Surat Al-Waqi’ah dan Ayat-Ayat Rezeki Sebagai Potret Ritual Keagamaan
Pembacaan ayat suci al-Qur’an oleh kelompok tertentu secara konsisten akan melahirkan sebuah ritual keagamaan. Majelis Hubbun Nabi menjadikan tradisi pembacaan Q.S. al-Waqi’ah [56] yang secara garis besar membicarakan tentang hari kiamat sebagai bentuk ritual untuk membuka pintu rezeki. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui pemaknaan objektif, ekspressive dan dokumenter atas pembacaan surat al-Waqi’ah dan ayat-ayat rezeki oleh Majelis Hubbun Nabi. Jenis penelitian ini termasuk kualitatif lapangan dengan pendekatan sosiologi pengetahuan. Data penelitian bersumber dari observasi terhadap tradisi majelis Hubbun Nabi, serta wawancara yang dilakukan kepada pendiri dan anggota majelis terkait pemaknaan tradisi. Hasil penelitian menunjukkan makna obyektif dari pemilihan surat dan ayat-ayat yang dibaca dalam praktik Majelis Hubbun Nabi bersumber dari ijazah KH. Fuad Noerhasan yang mematrikan kepercayaan penuh pelakunya. Adapun makna ekspressivenya antara lain merasakan kelancaran rezeki, keberkahan kehidupan, mendapatkan ketenangan batin, terkabulnya doa-doa, mendatangkan banyak keutamaan dan pahala, serta menambah ukhuwah islamiyah. Sedangkan makna dokumenter dari adanya tradisi Majelis Hubbun Nabi adalah adanya pergeseran nalar masyarakat berbasis mistis menjadi ruhani-qur’ani. Hal ini membuktikan bahwa Majelis Hubbun Nabi berhasil menghidupkan al-Qur’an melalui sebuah ritual keagamaan yang mematrikan kepercayaan kuat bagi setiap pelakunya.