{"title":"“性感杀手”中的符形性分析朱莉娅·克里斯特瓦(JULIA KRISTEVA)","authors":"Siti Nur Alfia Abdullah","doi":"10.46339/al-wardah.v13i2.216","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Munculnya sebuah film yang menceritakan keadaan bangsa Indonesia yang melibatkan petinggi-petinggi bangsa dan masyarakatnya yang mempunyai pemahaman berbeda dalam melihat sebuah teknologi, menjadi suatu hal yang patut untuk ditelaah kembali, sejak film tersebut muncul, telah menuai berbagai pujian dan pula yang mengkritisi serta memaknainya dengan cara yang berbeda , yakni film “Sexy Killers. Ini menjadi sebuah dasar penulis dalam melakukan penelitian untuk melihat perbedaan tersebut dari berbagai macam bentuk pemaknaan yang dibangun, dengan memaki teori semiotika dari Julia Kristeva, tentang semanalisis hingga intertektualitas. Walaupun teori tersebut terfokus pada bahasa puitis, namun penulis ingin mencoba menerapkannya dalam sebuah media film yang jarang dilakukan dalam peneltian lain. Hasil penelitian menjelaskan bahwa makna tidaklah mesti dipahami secara kaku dan otoriter, namun makna memiliki perkembangan yang terus berinovasi, “sexy killers” dalam perwujudannya merupakan teks full yang tidak bisa dirubah dalam kristeva disebut dengan genoteksnya, fenoteks merupakan makna yang berkembang di tengah masyarakat saat menyaksikan “sexy killers” makna yang dihasillkan pun berbeda beda, bisa jadi makna tersebut dipahami sama dengan tujuan dari si sutradara film sendiri sebagai bentuk kritis terhadap pemerintah yang tidak bijak dalam melakukan pembangunan tambang batu bara, atau bahkan proses hadirnya film tersebut dimaknai sebatas informasi sesaat dan tidak memiliki pengaruh apa-apa.","PeriodicalId":353216,"journal":{"name":"AL-WARDAH","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-02-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"ANALISIS SEMIOTIKA JULIA KRISTEVA DALAM FILM “SEXY KILLERS” (Pendekatan Semanalisis Hingga Intertekstualitas\",\"authors\":\"Siti Nur Alfia Abdullah\",\"doi\":\"10.46339/al-wardah.v13i2.216\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Munculnya sebuah film yang menceritakan keadaan bangsa Indonesia yang melibatkan petinggi-petinggi bangsa dan masyarakatnya yang mempunyai pemahaman berbeda dalam melihat sebuah teknologi, menjadi suatu hal yang patut untuk ditelaah kembali, sejak film tersebut muncul, telah menuai berbagai pujian dan pula yang mengkritisi serta memaknainya dengan cara yang berbeda , yakni film “Sexy Killers. Ini menjadi sebuah dasar penulis dalam melakukan penelitian untuk melihat perbedaan tersebut dari berbagai macam bentuk pemaknaan yang dibangun, dengan memaki teori semiotika dari Julia Kristeva, tentang semanalisis hingga intertektualitas. Walaupun teori tersebut terfokus pada bahasa puitis, namun penulis ingin mencoba menerapkannya dalam sebuah media film yang jarang dilakukan dalam peneltian lain. Hasil penelitian menjelaskan bahwa makna tidaklah mesti dipahami secara kaku dan otoriter, namun makna memiliki perkembangan yang terus berinovasi, “sexy killers” dalam perwujudannya merupakan teks full yang tidak bisa dirubah dalam kristeva disebut dengan genoteksnya, fenoteks merupakan makna yang berkembang di tengah masyarakat saat menyaksikan “sexy killers” makna yang dihasillkan pun berbeda beda, bisa jadi makna tersebut dipahami sama dengan tujuan dari si sutradara film sendiri sebagai bentuk kritis terhadap pemerintah yang tidak bijak dalam melakukan pembangunan tambang batu bara, atau bahkan proses hadirnya film tersebut dimaknai sebatas informasi sesaat dan tidak memiliki pengaruh apa-apa.\",\"PeriodicalId\":353216,\"journal\":{\"name\":\"AL-WARDAH\",\"volume\":\"49 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-02-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"AL-WARDAH\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46339/al-wardah.v13i2.216\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AL-WARDAH","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46339/al-wardah.v13i2.216","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS SEMIOTIKA JULIA KRISTEVA DALAM FILM “SEXY KILLERS” (Pendekatan Semanalisis Hingga Intertekstualitas
Munculnya sebuah film yang menceritakan keadaan bangsa Indonesia yang melibatkan petinggi-petinggi bangsa dan masyarakatnya yang mempunyai pemahaman berbeda dalam melihat sebuah teknologi, menjadi suatu hal yang patut untuk ditelaah kembali, sejak film tersebut muncul, telah menuai berbagai pujian dan pula yang mengkritisi serta memaknainya dengan cara yang berbeda , yakni film “Sexy Killers. Ini menjadi sebuah dasar penulis dalam melakukan penelitian untuk melihat perbedaan tersebut dari berbagai macam bentuk pemaknaan yang dibangun, dengan memaki teori semiotika dari Julia Kristeva, tentang semanalisis hingga intertektualitas. Walaupun teori tersebut terfokus pada bahasa puitis, namun penulis ingin mencoba menerapkannya dalam sebuah media film yang jarang dilakukan dalam peneltian lain. Hasil penelitian menjelaskan bahwa makna tidaklah mesti dipahami secara kaku dan otoriter, namun makna memiliki perkembangan yang terus berinovasi, “sexy killers” dalam perwujudannya merupakan teks full yang tidak bisa dirubah dalam kristeva disebut dengan genoteksnya, fenoteks merupakan makna yang berkembang di tengah masyarakat saat menyaksikan “sexy killers” makna yang dihasillkan pun berbeda beda, bisa jadi makna tersebut dipahami sama dengan tujuan dari si sutradara film sendiri sebagai bentuk kritis terhadap pemerintah yang tidak bijak dalam melakukan pembangunan tambang batu bara, atau bahkan proses hadirnya film tersebut dimaknai sebatas informasi sesaat dan tidak memiliki pengaruh apa-apa.