{"title":"宗教信仰与社会支持:对成为一名大学生来说,哪一个更有帮助?","authors":"Jason Theosebya Wardoyo, Yonathan Aditya","doi":"10.22146/studipemudaugm.73873","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pandemi yang terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia memberikan dampak negatif terhadap well-being mahasiswa. Hal ini membuat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi well-being mahasiswa menjadi penting diteliti. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa dimensi belonging dari religiositas memiliki pengaruh yang dominan terhadap well-being. Penelitian lain menemukan dukungan sosial juga berpengaruh positif terhadap well-being. Belonging dan dukungan sosial merupakan konstruk yang mirip. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana dinamika kaitan religiositas dan dukungan sosial terhadap well-being pada mahasiswa. Hasil regresi linier berganda dari data 216 partisipan menunjukkan religiositas dan dukungan sosial memberikan kontribusi terhadap well-being mahasiswa sebesar 28% (R2 = .28). Jika dilihat secara total, religiositas mempunyai kontribusi lebih besar (β = .33, ρ < .01) terhadap well-being dibandingkan dukungan sosial (β = .31, ρ < .01). Namun jika dilihat dari dimensi religiositas, dukungan sosial memiliki kontribusi yang lebih besar, dan hanya dimensi belonging yang signifikan. Hasil yang terlihat paradoks ini dan implikasinya akan dijelaskan.","PeriodicalId":179824,"journal":{"name":"Jurnal Studi Pemuda","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Religiusitas Versus Dukungan Sosial: Manakah yang Lebih Berkontribusi Bagi Well-Being Mahasiswa?\",\"authors\":\"Jason Theosebya Wardoyo, Yonathan Aditya\",\"doi\":\"10.22146/studipemudaugm.73873\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pandemi yang terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia memberikan dampak negatif terhadap well-being mahasiswa. Hal ini membuat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi well-being mahasiswa menjadi penting diteliti. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa dimensi belonging dari religiositas memiliki pengaruh yang dominan terhadap well-being. Penelitian lain menemukan dukungan sosial juga berpengaruh positif terhadap well-being. Belonging dan dukungan sosial merupakan konstruk yang mirip. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana dinamika kaitan religiositas dan dukungan sosial terhadap well-being pada mahasiswa. Hasil regresi linier berganda dari data 216 partisipan menunjukkan religiositas dan dukungan sosial memberikan kontribusi terhadap well-being mahasiswa sebesar 28% (R2 = .28). Jika dilihat secara total, religiositas mempunyai kontribusi lebih besar (β = .33, ρ < .01) terhadap well-being dibandingkan dukungan sosial (β = .31, ρ < .01). Namun jika dilihat dari dimensi religiositas, dukungan sosial memiliki kontribusi yang lebih besar, dan hanya dimensi belonging yang signifikan. Hasil yang terlihat paradoks ini dan implikasinya akan dijelaskan.\",\"PeriodicalId\":179824,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Studi Pemuda\",\"volume\":\"27 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-05-19\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Studi Pemuda\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.73873\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Studi Pemuda","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.73873","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Religiusitas Versus Dukungan Sosial: Manakah yang Lebih Berkontribusi Bagi Well-Being Mahasiswa?
Pandemi yang terjadi di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia memberikan dampak negatif terhadap well-being mahasiswa. Hal ini membuat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi well-being mahasiswa menjadi penting diteliti. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa dimensi belonging dari religiositas memiliki pengaruh yang dominan terhadap well-being. Penelitian lain menemukan dukungan sosial juga berpengaruh positif terhadap well-being. Belonging dan dukungan sosial merupakan konstruk yang mirip. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana dinamika kaitan religiositas dan dukungan sosial terhadap well-being pada mahasiswa. Hasil regresi linier berganda dari data 216 partisipan menunjukkan religiositas dan dukungan sosial memberikan kontribusi terhadap well-being mahasiswa sebesar 28% (R2 = .28). Jika dilihat secara total, religiositas mempunyai kontribusi lebih besar (β = .33, ρ < .01) terhadap well-being dibandingkan dukungan sosial (β = .31, ρ < .01). Namun jika dilihat dari dimensi religiositas, dukungan sosial memiliki kontribusi yang lebih besar, dan hanya dimensi belonging yang signifikan. Hasil yang terlihat paradoks ini dan implikasinya akan dijelaskan.