{"title":"社会化和应用程序使用培训,以帮助将菜单分组在Wisanggeni咖啡","authors":"H. Hartatik, Andri Syafrianto","doi":"10.46772/jamu.v1i02.342","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wisanggeni Coffee adalah sebuah cafe yang terletak di kaki bukit Gunung Merapi. Ketatnya persaingan bisnis menuntut pemilik Wisanggeni Coffee untuk terus berinovasi dalam setiap penentuan strategi bisnisnya. Beberapa permasalahan yang ditemukan di adalah persaingan bisnis yang ketat membuat trend penjualan stagnan. Selain itu pemilik kesulitan untuk mendapatkan pola pembelian konsumen. Pola pembelian yang tidak terprediksi membuat pemilik kesulitan dalam penentuan stok bahan makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Kurang terprediksinya pola konsumen juga sering membuat kehilangan kesempatan untuk menjual makanan, minuman dan souvenir karena out of stock. Memanfaatkan ilmu yang ada di bidang komputer yaitu asosiasi untuk mendapatkan pola pembelian konsumen di “Wisanggeni Coffee”. Aplikasi yang dibangun akan menggunakan metode apriori. Metode apriori akan menganalisa pola pembelian konsumen 1 bulan terakhir guna mendapatkan pola asosiasi antar produk makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Hasil dari pengabdian ini adalah keinginan pemilik dalam membangun sistem asosiasi cukup baik. Pemilik langsung menerapkan aplikasi baik dalam pola menawarkan menu maupun mengatur tata letak souvenir di rak penjualan. Sebelumnya kami menargetkan sampai pada evaluasi hasil penerapan aplikasi apakah bisa meningkatkan penjualan. Namun karena pandemi Covid-19 tidak kunjung selesai, evaluasi ini kami tunda hingga kegiatan wisata pulih kembali. \n \n ","PeriodicalId":205626,"journal":{"name":"JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan Aplikasi Untuk Membantu Pengelompokkan Menu di Wisanggeni Coffee\",\"authors\":\"H. Hartatik, Andri Syafrianto\",\"doi\":\"10.46772/jamu.v1i02.342\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Wisanggeni Coffee adalah sebuah cafe yang terletak di kaki bukit Gunung Merapi. Ketatnya persaingan bisnis menuntut pemilik Wisanggeni Coffee untuk terus berinovasi dalam setiap penentuan strategi bisnisnya. Beberapa permasalahan yang ditemukan di adalah persaingan bisnis yang ketat membuat trend penjualan stagnan. Selain itu pemilik kesulitan untuk mendapatkan pola pembelian konsumen. Pola pembelian yang tidak terprediksi membuat pemilik kesulitan dalam penentuan stok bahan makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Kurang terprediksinya pola konsumen juga sering membuat kehilangan kesempatan untuk menjual makanan, minuman dan souvenir karena out of stock. Memanfaatkan ilmu yang ada di bidang komputer yaitu asosiasi untuk mendapatkan pola pembelian konsumen di “Wisanggeni Coffee”. Aplikasi yang dibangun akan menggunakan metode apriori. Metode apriori akan menganalisa pola pembelian konsumen 1 bulan terakhir guna mendapatkan pola asosiasi antar produk makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Hasil dari pengabdian ini adalah keinginan pemilik dalam membangun sistem asosiasi cukup baik. Pemilik langsung menerapkan aplikasi baik dalam pola menawarkan menu maupun mengatur tata letak souvenir di rak penjualan. Sebelumnya kami menargetkan sampai pada evaluasi hasil penerapan aplikasi apakah bisa meningkatkan penjualan. Namun karena pandemi Covid-19 tidak kunjung selesai, evaluasi ini kami tunda hingga kegiatan wisata pulih kembali. \\n \\n \",\"PeriodicalId\":205626,\"journal\":{\"name\":\"JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS\",\"volume\":\"35 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-02-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46772/jamu.v1i02.342\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JAMU : Jurnal Abdi Masyarakat UMUS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46772/jamu.v1i02.342","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan Aplikasi Untuk Membantu Pengelompokkan Menu di Wisanggeni Coffee
Wisanggeni Coffee adalah sebuah cafe yang terletak di kaki bukit Gunung Merapi. Ketatnya persaingan bisnis menuntut pemilik Wisanggeni Coffee untuk terus berinovasi dalam setiap penentuan strategi bisnisnya. Beberapa permasalahan yang ditemukan di adalah persaingan bisnis yang ketat membuat trend penjualan stagnan. Selain itu pemilik kesulitan untuk mendapatkan pola pembelian konsumen. Pola pembelian yang tidak terprediksi membuat pemilik kesulitan dalam penentuan stok bahan makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Kurang terprediksinya pola konsumen juga sering membuat kehilangan kesempatan untuk menjual makanan, minuman dan souvenir karena out of stock. Memanfaatkan ilmu yang ada di bidang komputer yaitu asosiasi untuk mendapatkan pola pembelian konsumen di “Wisanggeni Coffee”. Aplikasi yang dibangun akan menggunakan metode apriori. Metode apriori akan menganalisa pola pembelian konsumen 1 bulan terakhir guna mendapatkan pola asosiasi antar produk makanan, minuman dan souvenir yang dijual. Hasil dari pengabdian ini adalah keinginan pemilik dalam membangun sistem asosiasi cukup baik. Pemilik langsung menerapkan aplikasi baik dalam pola menawarkan menu maupun mengatur tata letak souvenir di rak penjualan. Sebelumnya kami menargetkan sampai pada evaluasi hasil penerapan aplikasi apakah bisa meningkatkan penjualan. Namun karena pandemi Covid-19 tidak kunjung selesai, evaluasi ini kami tunda hingga kegiatan wisata pulih kembali.