{"title":"传统绘画艺术与当代视觉艺术的背景互相参照","authors":"Ni Putu Laras Purnamasari","doi":"10.24821/JOCIA.V1I2.1756","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Desa Pengosekan adalah salah satu desa tradisional di Ubud di mana beberapa penduduk masih memiliki profesi sebagai pelukis tradisional. Hal yang menarik dari lukisan tradisional Pengosekan adalah pada nilai seni, dari setiap tema lukisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kelangsungan lukisan tradisional Pengosekan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan visualisasi pekerjaannya. Perubahan dalam visualisasi kerja dianalisis berdasarkan warna, bentuk, garis, ruang, komposisi, pencahayaan, dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lukisan tradisional Pengosekan masih diproses terus menerus oleh pelukis di Pengosekan, sejak tahun 1980 hingga 2013. Kontinuitas yang terjadi disertai dengan perubahan dalam hal objek, warna, bentuk, komposisi, ruang, dan teknik. Perubahan yang terjadi tidak lepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari keinginan pelukis untuk selalu meningkatkan kualitas karyanya, dengan cara yang kreatif dan inovatif. Faktor eksternal berasal dari lingkungan yang memberikan banyak inspirasi, keahlian pendidikan formal dan non-formal, perkembangan seni lukis modern di Bali, teknologi dan media informasi, dan pariwisata. Keberadaan lukisan tradisional Pengosekan memiliki dampak pada meningkatnya tingkat ekonomi. Anak-anak yang belajar seni lukis tradisional juga akan dididik untuk menjadi disiplin dan menghargai waktu.Kata kunci: Pengosekan tradisional lukisan, kontinuitas, perubahan","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2015-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Seni Lukis Tradisional Pengosekan dalam Konteks Seni Rupa Kontemporer\",\"authors\":\"Ni Putu Laras Purnamasari\",\"doi\":\"10.24821/JOCIA.V1I2.1756\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Desa Pengosekan adalah salah satu desa tradisional di Ubud di mana beberapa penduduk masih memiliki profesi sebagai pelukis tradisional. Hal yang menarik dari lukisan tradisional Pengosekan adalah pada nilai seni, dari setiap tema lukisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kelangsungan lukisan tradisional Pengosekan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan visualisasi pekerjaannya. Perubahan dalam visualisasi kerja dianalisis berdasarkan warna, bentuk, garis, ruang, komposisi, pencahayaan, dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lukisan tradisional Pengosekan masih diproses terus menerus oleh pelukis di Pengosekan, sejak tahun 1980 hingga 2013. Kontinuitas yang terjadi disertai dengan perubahan dalam hal objek, warna, bentuk, komposisi, ruang, dan teknik. Perubahan yang terjadi tidak lepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari keinginan pelukis untuk selalu meningkatkan kualitas karyanya, dengan cara yang kreatif dan inovatif. Faktor eksternal berasal dari lingkungan yang memberikan banyak inspirasi, keahlian pendidikan formal dan non-formal, perkembangan seni lukis modern di Bali, teknologi dan media informasi, dan pariwisata. Keberadaan lukisan tradisional Pengosekan memiliki dampak pada meningkatnya tingkat ekonomi. Anak-anak yang belajar seni lukis tradisional juga akan dididik untuk menjadi disiplin dan menghargai waktu.Kata kunci: Pengosekan tradisional lukisan, kontinuitas, perubahan\",\"PeriodicalId\":413801,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Contemporary Indonesian Art\",\"volume\":\"20 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2015-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Contemporary Indonesian Art\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24821/JOCIA.V1I2.1756\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Contemporary Indonesian Art","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/JOCIA.V1I2.1756","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Seni Lukis Tradisional Pengosekan dalam Konteks Seni Rupa Kontemporer
Desa Pengosekan adalah salah satu desa tradisional di Ubud di mana beberapa penduduk masih memiliki profesi sebagai pelukis tradisional. Hal yang menarik dari lukisan tradisional Pengosekan adalah pada nilai seni, dari setiap tema lukisan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kelangsungan lukisan tradisional Pengosekan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan visualisasi pekerjaannya. Perubahan dalam visualisasi kerja dianalisis berdasarkan warna, bentuk, garis, ruang, komposisi, pencahayaan, dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lukisan tradisional Pengosekan masih diproses terus menerus oleh pelukis di Pengosekan, sejak tahun 1980 hingga 2013. Kontinuitas yang terjadi disertai dengan perubahan dalam hal objek, warna, bentuk, komposisi, ruang, dan teknik. Perubahan yang terjadi tidak lepas dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari keinginan pelukis untuk selalu meningkatkan kualitas karyanya, dengan cara yang kreatif dan inovatif. Faktor eksternal berasal dari lingkungan yang memberikan banyak inspirasi, keahlian pendidikan formal dan non-formal, perkembangan seni lukis modern di Bali, teknologi dan media informasi, dan pariwisata. Keberadaan lukisan tradisional Pengosekan memiliki dampak pada meningkatnya tingkat ekonomi. Anak-anak yang belajar seni lukis tradisional juga akan dididik untuk menjadi disiplin dan menghargai waktu.Kata kunci: Pengosekan tradisional lukisan, kontinuitas, perubahan