{"title":"在传统建筑设计工程的早期研究中,鉴定建筑的物理","authors":"Wahyu Utami, Najli Eka Rahmi, Sutra Maenak HRG, Ivan Bahri Prasetia Zebua, Wansismar Tumanggor","doi":"10.54325/kolaborasi.v3i1.38","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bangunan pusaka atau pada undang undang disebut dengan bangunan cagar budaya mempunyai arti penting yang melekat dalam waktu lama, sudah sewajarnya harus dilestarikan, tanpa menafikkan akan adanya penambahan atau adaptasi dengan metode yang tepat untuk optimalisasi fungsi. Olah desain dibutuhkan pada tahapan pengembangan bentuk, karena tuntutan fungsi dan upaya pelestarian sebagai bagian dari penataan ruang kota. Masih adanya pertentangan pemahaman pelestarian dan minimnya contoh metode desain yang bisa digunakan menjadikan permasalahan dalam pengembangan desain bangunan bersejarah. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dibahas tentang Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP) atau Infill Design in Heritage Architecture (IDHA) atau istilah lainnya adalah Adaptive Reuse in Heritage Architecture (ARHA), dengan tiga contoh kasus bangunan bersejarah di Kota Medan, yaitu eks Warenhuis, eks Deli Maatschappij Hospitaal dan eks Radio Republik Indonesia Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahapan olah desain adalah Evidence Based Design (EBD) dengan pendekatan Post Ocupation Evaluation (POE) yang mengkaji arti penting bangunan masing-masing sebagai dasar penentuan rekomendasi perlakuan pada bangunan serta ide-ide desain pada tahap pengembangan bentuk desain. ","PeriodicalId":333312,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur Kolaborasi","volume":"2 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"IDENTIFIKASI FISIK BANGUNAN PADA KAJIAN AWAL OLAH DESAIN ARSITEKTUR PUSAKA\",\"authors\":\"Wahyu Utami, Najli Eka Rahmi, Sutra Maenak HRG, Ivan Bahri Prasetia Zebua, Wansismar Tumanggor\",\"doi\":\"10.54325/kolaborasi.v3i1.38\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Bangunan pusaka atau pada undang undang disebut dengan bangunan cagar budaya mempunyai arti penting yang melekat dalam waktu lama, sudah sewajarnya harus dilestarikan, tanpa menafikkan akan adanya penambahan atau adaptasi dengan metode yang tepat untuk optimalisasi fungsi. Olah desain dibutuhkan pada tahapan pengembangan bentuk, karena tuntutan fungsi dan upaya pelestarian sebagai bagian dari penataan ruang kota. Masih adanya pertentangan pemahaman pelestarian dan minimnya contoh metode desain yang bisa digunakan menjadikan permasalahan dalam pengembangan desain bangunan bersejarah. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dibahas tentang Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP) atau Infill Design in Heritage Architecture (IDHA) atau istilah lainnya adalah Adaptive Reuse in Heritage Architecture (ARHA), dengan tiga contoh kasus bangunan bersejarah di Kota Medan, yaitu eks Warenhuis, eks Deli Maatschappij Hospitaal dan eks Radio Republik Indonesia Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahapan olah desain adalah Evidence Based Design (EBD) dengan pendekatan Post Ocupation Evaluation (POE) yang mengkaji arti penting bangunan masing-masing sebagai dasar penentuan rekomendasi perlakuan pada bangunan serta ide-ide desain pada tahap pengembangan bentuk desain. \",\"PeriodicalId\":333312,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Arsitektur Kolaborasi\",\"volume\":\"2 4 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-04-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Arsitektur Kolaborasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.54325/kolaborasi.v3i1.38\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur Kolaborasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54325/kolaborasi.v3i1.38","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
IDENTIFIKASI FISIK BANGUNAN PADA KAJIAN AWAL OLAH DESAIN ARSITEKTUR PUSAKA
Bangunan pusaka atau pada undang undang disebut dengan bangunan cagar budaya mempunyai arti penting yang melekat dalam waktu lama, sudah sewajarnya harus dilestarikan, tanpa menafikkan akan adanya penambahan atau adaptasi dengan metode yang tepat untuk optimalisasi fungsi. Olah desain dibutuhkan pada tahapan pengembangan bentuk, karena tuntutan fungsi dan upaya pelestarian sebagai bagian dari penataan ruang kota. Masih adanya pertentangan pemahaman pelestarian dan minimnya contoh metode desain yang bisa digunakan menjadikan permasalahan dalam pengembangan desain bangunan bersejarah. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dibahas tentang Olah Desain Arsitektur Pusaka (ODAP) atau Infill Design in Heritage Architecture (IDHA) atau istilah lainnya adalah Adaptive Reuse in Heritage Architecture (ARHA), dengan tiga contoh kasus bangunan bersejarah di Kota Medan, yaitu eks Warenhuis, eks Deli Maatschappij Hospitaal dan eks Radio Republik Indonesia Kota Medan. Metode penelitian yang digunakan dalam tahapan olah desain adalah Evidence Based Design (EBD) dengan pendekatan Post Ocupation Evaluation (POE) yang mengkaji arti penting bangunan masing-masing sebagai dasar penentuan rekomendasi perlakuan pada bangunan serta ide-ide desain pada tahap pengembangan bentuk desain.