{"title":"年轻女性的压力、体育活动和月经周期的诱因","authors":"Siti Syamsiah, Gesvie Rinjani, Vivi Silawati","doi":"10.53801/jipki.v1i02.6","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Laporan WHO, 45% wanita di dunia mengalami gangguan siklus menstruasi. (WHO, 2012). Faktor penyebab tidak normal siklus menstruasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: hormonal, kelainan sistemik, IMT, aktivitas fisik dan stress.\nTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress, aktivitas dan IMT terhadap siklus menstruasi pada reamaja putri di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung Tahun 2020\nMetode: Desain pada penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel adalah siswi kelas XI yang sudah mengalami siklus menstruasi dan masih aktif sebagai siswa di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung, 97 orang sebagai sempel menggunakan teknik Probability Sampling dengan pendekatan Proportionate Stratified Random Sampling. Dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.\nHasil: Tingkat stress pada remaja putri dominan dengan kategori ringan 48,5% dan sedang 41,2%. Tingkat aktivitas dominan dengan kategori ringan 20,6% ringan kategori sedang 74,2%. IMT hampir seluruh responden dengan IMT normal 82%. Hasil uji menunjukan hasil adanya hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,000, ada hubungan tingkat aktivitas terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,012 dan pada IMT tidak terdapat hubungan terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,433\nKesimpulan: Tingkat stress dan aktivitas yang berpengaruh pada siklus menstruasi namun, IMT tidak berpengaruh signifikan terhadap siklus menstruasi karena IMT terbanyak masuk dalam kategori normal.","PeriodicalId":308484,"journal":{"name":"Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia","volume":"57 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-03-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Tingkat Stress, Aktivitas Fisik dan IMT Terhadap Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri\",\"authors\":\"Siti Syamsiah, Gesvie Rinjani, Vivi Silawati\",\"doi\":\"10.53801/jipki.v1i02.6\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Laporan WHO, 45% wanita di dunia mengalami gangguan siklus menstruasi. (WHO, 2012). Faktor penyebab tidak normal siklus menstruasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: hormonal, kelainan sistemik, IMT, aktivitas fisik dan stress.\\nTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress, aktivitas dan IMT terhadap siklus menstruasi pada reamaja putri di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung Tahun 2020\\nMetode: Desain pada penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel adalah siswi kelas XI yang sudah mengalami siklus menstruasi dan masih aktif sebagai siswa di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung, 97 orang sebagai sempel menggunakan teknik Probability Sampling dengan pendekatan Proportionate Stratified Random Sampling. Dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.\\nHasil: Tingkat stress pada remaja putri dominan dengan kategori ringan 48,5% dan sedang 41,2%. Tingkat aktivitas dominan dengan kategori ringan 20,6% ringan kategori sedang 74,2%. IMT hampir seluruh responden dengan IMT normal 82%. Hasil uji menunjukan hasil adanya hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,000, ada hubungan tingkat aktivitas terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,012 dan pada IMT tidak terdapat hubungan terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,433\\nKesimpulan: Tingkat stress dan aktivitas yang berpengaruh pada siklus menstruasi namun, IMT tidak berpengaruh signifikan terhadap siklus menstruasi karena IMT terbanyak masuk dalam kategori normal.\",\"PeriodicalId\":308484,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia\",\"volume\":\"57 2 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-03-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53801/jipki.v1i02.6\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Interprofesi Kesehatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53801/jipki.v1i02.6","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tingkat Stress, Aktivitas Fisik dan IMT Terhadap Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri
Latar Belakang: Laporan WHO, 45% wanita di dunia mengalami gangguan siklus menstruasi. (WHO, 2012). Faktor penyebab tidak normal siklus menstruasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya: hormonal, kelainan sistemik, IMT, aktivitas fisik dan stress.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stress, aktivitas dan IMT terhadap siklus menstruasi pada reamaja putri di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung Tahun 2020
Metode: Desain pada penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional. Sampel adalah siswi kelas XI yang sudah mengalami siklus menstruasi dan masih aktif sebagai siswa di SMAN 1 Ciparay Kabupaten Bandung, 97 orang sebagai sempel menggunakan teknik Probability Sampling dengan pendekatan Proportionate Stratified Random Sampling. Dengan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Tingkat stress pada remaja putri dominan dengan kategori ringan 48,5% dan sedang 41,2%. Tingkat aktivitas dominan dengan kategori ringan 20,6% ringan kategori sedang 74,2%. IMT hampir seluruh responden dengan IMT normal 82%. Hasil uji menunjukan hasil adanya hubungan tingkat stress terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,000, ada hubungan tingkat aktivitas terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,012 dan pada IMT tidak terdapat hubungan terhadap siklus menstruasi nilai p-value 0,433
Kesimpulan: Tingkat stress dan aktivitas yang berpengaruh pada siklus menstruasi namun, IMT tidak berpengaruh signifikan terhadap siklus menstruasi karena IMT terbanyak masuk dalam kategori normal.