{"title":"评估苏迪曼街至布吉廷青年街的主要排水管道","authors":"Febrik Apahdil, Masril Masril, Deddy Kurniawan","doi":"10.33559/err.v2i3.1766","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak:Banjir yang sering terjadi di kota Bukittinggi umumnya disebabkan oleh tingginya curah hujan dan intensitas yang lama sehingga saluran drainase yang ada tidak mampu mengalirkan air. Daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah merupakan daerah yang sering mengalami banjir saat musim hujan. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kapasitas saluran drainase pada daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah. Manfaat penelitian ini untuk memprediksi banjir-banjir yang akan datang dan memberi masukan dalam upaya pengendalian banjir. Metode perhitungan frekuensi curah hujan yang digunakan adalah metode Gumbel yang didasari dari hasil pemilihan distribusi. Penelitian ini menggunakan aplikasi model EPA SWMM 5.1 untuk menganalisis jaringan drainase yang ada. Kemudian memodelkan peta daerah pengalirannya sehingga kemudian dapat dievaluasi menggunakan debit rencana curah hujan. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan dengan analisis periode ulang 2 dan 5 tahun didapatkan sebanyak 3 titik persimpangan saluran (junction) yang sama-sama mengalami limpasan. Dimana titik J22 menjadi titik dengan debit aliran terbesar yaitu 1,57 m3/s pada periode ulang lima tahun. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa titik sambungan yang mengalami limpasan disebabkan oleh elevasi yang rendah dan dimensi saluran drainase yang tidak memadai.Kata kunci : Curah Hujan Rencana, Drainase, EPA SWMM 5.1, Limpasan, Hyetograph","PeriodicalId":273539,"journal":{"name":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"EVALUASI SALURAN DRAINASE PRIMER JALAN SUDIRMAN SAMPAI JALAN PEMUDA KOTA BUKITTINGGI\",\"authors\":\"Febrik Apahdil, Masril Masril, Deddy Kurniawan\",\"doi\":\"10.33559/err.v2i3.1766\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak:Banjir yang sering terjadi di kota Bukittinggi umumnya disebabkan oleh tingginya curah hujan dan intensitas yang lama sehingga saluran drainase yang ada tidak mampu mengalirkan air. Daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah merupakan daerah yang sering mengalami banjir saat musim hujan. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kapasitas saluran drainase pada daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah. Manfaat penelitian ini untuk memprediksi banjir-banjir yang akan datang dan memberi masukan dalam upaya pengendalian banjir. Metode perhitungan frekuensi curah hujan yang digunakan adalah metode Gumbel yang didasari dari hasil pemilihan distribusi. Penelitian ini menggunakan aplikasi model EPA SWMM 5.1 untuk menganalisis jaringan drainase yang ada. Kemudian memodelkan peta daerah pengalirannya sehingga kemudian dapat dievaluasi menggunakan debit rencana curah hujan. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan dengan analisis periode ulang 2 dan 5 tahun didapatkan sebanyak 3 titik persimpangan saluran (junction) yang sama-sama mengalami limpasan. Dimana titik J22 menjadi titik dengan debit aliran terbesar yaitu 1,57 m3/s pada periode ulang lima tahun. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa titik sambungan yang mengalami limpasan disebabkan oleh elevasi yang rendah dan dimensi saluran drainase yang tidak memadai.Kata kunci : Curah Hujan Rencana, Drainase, EPA SWMM 5.1, Limpasan, Hyetograph\",\"PeriodicalId\":273539,\"journal\":{\"name\":\"Ensiklopedia Research and Community Service Review\",\"volume\":\"46 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-22\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Ensiklopedia Research and Community Service Review\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33559/err.v2i3.1766\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ensiklopedia Research and Community Service Review","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33559/err.v2i3.1766","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
EVALUASI SALURAN DRAINASE PRIMER JALAN SUDIRMAN SAMPAI JALAN PEMUDA KOTA BUKITTINGGI
Abstrak:Banjir yang sering terjadi di kota Bukittinggi umumnya disebabkan oleh tingginya curah hujan dan intensitas yang lama sehingga saluran drainase yang ada tidak mampu mengalirkan air. Daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah merupakan daerah yang sering mengalami banjir saat musim hujan. Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kapasitas saluran drainase pada daerah Birugo, Belakang Balok dan Pasar Bawah. Manfaat penelitian ini untuk memprediksi banjir-banjir yang akan datang dan memberi masukan dalam upaya pengendalian banjir. Metode perhitungan frekuensi curah hujan yang digunakan adalah metode Gumbel yang didasari dari hasil pemilihan distribusi. Penelitian ini menggunakan aplikasi model EPA SWMM 5.1 untuk menganalisis jaringan drainase yang ada. Kemudian memodelkan peta daerah pengalirannya sehingga kemudian dapat dievaluasi menggunakan debit rencana curah hujan. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan dengan analisis periode ulang 2 dan 5 tahun didapatkan sebanyak 3 titik persimpangan saluran (junction) yang sama-sama mengalami limpasan. Dimana titik J22 menjadi titik dengan debit aliran terbesar yaitu 1,57 m3/s pada periode ulang lima tahun. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa titik sambungan yang mengalami limpasan disebabkan oleh elevasi yang rendah dan dimensi saluran drainase yang tidak memadai.Kata kunci : Curah Hujan Rencana, Drainase, EPA SWMM 5.1, Limpasan, Hyetograph