{"title":"矿业和森林砍伐:加里曼丹东部省份的煤矿许可研究","authors":"Sonny Sonny, I. Wardhana","doi":"10.53878/jr.v5i2.120","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini mengurai pertambangan dan deforestasi dengan mengangkat studi perizinan tambang batubara khususnya di Provinsi Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 2005: 4). Penelitian ini mengedepankan teori lensa atau teori perspektif (Sugiyono, 2012: 295). Metode ini digunakan, karena data yang dibutuhkan berupa sebaran informasi yang tidak perlu dikuantifikasikan. Jika mengacu pada judul penelitian yang dibahas, maka penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau masyarakat mengenai gejala-gejala tertentu (Arikunto, 2002: 14). Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode studi literatur/dokumen. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui reduksi dan menyajikan data dan selanjutnya menarik kesimpulan. Analisis data ini disebut sebagai mengolah dan menafsirkan data (Muhajir, 1996:104). Wilayah yang menjadi zona tambang batubara sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pengembangan kawasan Peruntukkan Pertambangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Timur 2016-2036 masih ditemukan adanya tumpang tindih antara peruntukkan perkebunan dan pertambangan di hampir semua kabupaten/kota. Deforestasi tersebut berdampak kepada masyarakat lokal (masyarakat adat) sehingga masyarakat tidak bisa ikut serta dalam memberdayakan kawasan hutan dan juga menyebabkan terjadinya konflik horizontal maupun vertikal. Pemerintah Provinsi belum serius mengimplementasikan moratorium perizinan tambang yang seharusnya diterapkan dengan melihat daya dukung lingkungan. Untuk meminimalisir deforestasi ada baiknya konsisten dalam menerapkan kebijakan satu peta.Kata Kunci: Deforestasi, Batubara, Kalimantan Timur","PeriodicalId":177630,"journal":{"name":"Jurnal Renaissance","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"PERTAMBANGAN DAN DEFORESTASI: STUDI PERIZINAN TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR\",\"authors\":\"Sonny Sonny, I. Wardhana\",\"doi\":\"10.53878/jr.v5i2.120\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini mengurai pertambangan dan deforestasi dengan mengangkat studi perizinan tambang batubara khususnya di Provinsi Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 2005: 4). Penelitian ini mengedepankan teori lensa atau teori perspektif (Sugiyono, 2012: 295). Metode ini digunakan, karena data yang dibutuhkan berupa sebaran informasi yang tidak perlu dikuantifikasikan. Jika mengacu pada judul penelitian yang dibahas, maka penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau masyarakat mengenai gejala-gejala tertentu (Arikunto, 2002: 14). Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode studi literatur/dokumen. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui reduksi dan menyajikan data dan selanjutnya menarik kesimpulan. Analisis data ini disebut sebagai mengolah dan menafsirkan data (Muhajir, 1996:104). Wilayah yang menjadi zona tambang batubara sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pengembangan kawasan Peruntukkan Pertambangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Timur 2016-2036 masih ditemukan adanya tumpang tindih antara peruntukkan perkebunan dan pertambangan di hampir semua kabupaten/kota. Deforestasi tersebut berdampak kepada masyarakat lokal (masyarakat adat) sehingga masyarakat tidak bisa ikut serta dalam memberdayakan kawasan hutan dan juga menyebabkan terjadinya konflik horizontal maupun vertikal. Pemerintah Provinsi belum serius mengimplementasikan moratorium perizinan tambang yang seharusnya diterapkan dengan melihat daya dukung lingkungan. Untuk meminimalisir deforestasi ada baiknya konsisten dalam menerapkan kebijakan satu peta.Kata Kunci: Deforestasi, Batubara, Kalimantan Timur\",\"PeriodicalId\":177630,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Renaissance\",\"volume\":\"81 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-24\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Renaissance\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53878/jr.v5i2.120\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Renaissance","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53878/jr.v5i2.120","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PERTAMBANGAN DAN DEFORESTASI: STUDI PERIZINAN TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Penelitian ini mengurai pertambangan dan deforestasi dengan mengangkat studi perizinan tambang batubara khususnya di Provinsi Kalimantan Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yakni suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moelong, 2005: 4). Penelitian ini mengedepankan teori lensa atau teori perspektif (Sugiyono, 2012: 295). Metode ini digunakan, karena data yang dibutuhkan berupa sebaran informasi yang tidak perlu dikuantifikasikan. Jika mengacu pada judul penelitian yang dibahas, maka penelitian ini menggunakan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau masyarakat mengenai gejala-gejala tertentu (Arikunto, 2002: 14). Sedangkan teknik pengumpulan datanya menggunakan metode studi literatur/dokumen. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah melalui reduksi dan menyajikan data dan selanjutnya menarik kesimpulan. Analisis data ini disebut sebagai mengolah dan menafsirkan data (Muhajir, 1996:104). Wilayah yang menjadi zona tambang batubara sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pengembangan kawasan Peruntukkan Pertambangan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kalimantan Timur 2016-2036 masih ditemukan adanya tumpang tindih antara peruntukkan perkebunan dan pertambangan di hampir semua kabupaten/kota. Deforestasi tersebut berdampak kepada masyarakat lokal (masyarakat adat) sehingga masyarakat tidak bisa ikut serta dalam memberdayakan kawasan hutan dan juga menyebabkan terjadinya konflik horizontal maupun vertikal. Pemerintah Provinsi belum serius mengimplementasikan moratorium perizinan tambang yang seharusnya diterapkan dengan melihat daya dukung lingkungan. Untuk meminimalisir deforestasi ada baiknya konsisten dalam menerapkan kebijakan satu peta.Kata Kunci: Deforestasi, Batubara, Kalimantan Timur