{"title":"生活中的幸福和痛苦在混乱时代传播:腓立比书的分析","authors":"M. H. Sitanggang","doi":"10.46929/graciadeo.v4i2.89","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Happiness and suffering are two popular topics that are often considered contradictory and discussed separately. It causes an unbalanced understanding that indirectly leads to a misunderstanding due to the influence of successful theology, the law of karma or retribution, and Stoicism. The author argues suffering and happiness need to be discussed together so that a correct reflection on suffering should also contain happiness and vice versa. This paper, then, aims to build a complete thought by studying the letter to Philippians, which is known as the letter of joy, even though it was written in prison (which is identical to suffering). The method used is qualitative with a descriptive approach based on a study of the Philippians letter. The conclusion of the discussion is that because the letter of Philippians states that suffering and happiness are representations of God's grace, as believers, we should not hesitate to pursue happiness even in times of suffering.AbstrakKebahagiaan dan penderitaan adalah dua topik populer yang seringkali dianggap saling berlawanan dan dibahas terpisah. Akibatnya muncul pemahaman yang kurang berimbang tentang keduanya sehingga tidak sedikit orang percaya yang kemudian terpengaruh dengan pemahaman yang keliru dari teologi sukses, konsep hukum karma atau retribusi, dan filsafat Stoisisme. Penulis berpendapat penderitaan dan kebahagiaan perlu dibahas bersama sehingga refleksi yang benar tentang penderitaan seharusnya memuat juga kebahagiaan, dan demikian pula sebaliknya. Itu sebabnya tulisan ini bertujuan membangun pemikiran yang lebih lengkap dengan. menelaah surat Filipi, yang dikenal sebagai surat sukacita meski ditulis di dalam penjara (yang identik dengan penderitaan). Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan kajian terhadap surat Filipi. Kesimpulan pembahasan adalah karena surat Filipi menyatakan penderitaan dan kebahagiaan adalah representasi kasih karunia Allah, maka kita sebagai orang percaya tidak perlu ragu mengejar kebahagiaan bahkan di saat menderita.","PeriodicalId":113383,"journal":{"name":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","volume":"60 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Kebahagiaan dan Penderitaan dalam Hidup Menggereja di Era Disrupsi: Analisis Surat Filipi\",\"authors\":\"M. H. Sitanggang\",\"doi\":\"10.46929/graciadeo.v4i2.89\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Happiness and suffering are two popular topics that are often considered contradictory and discussed separately. It causes an unbalanced understanding that indirectly leads to a misunderstanding due to the influence of successful theology, the law of karma or retribution, and Stoicism. The author argues suffering and happiness need to be discussed together so that a correct reflection on suffering should also contain happiness and vice versa. This paper, then, aims to build a complete thought by studying the letter to Philippians, which is known as the letter of joy, even though it was written in prison (which is identical to suffering). The method used is qualitative with a descriptive approach based on a study of the Philippians letter. The conclusion of the discussion is that because the letter of Philippians states that suffering and happiness are representations of God's grace, as believers, we should not hesitate to pursue happiness even in times of suffering.AbstrakKebahagiaan dan penderitaan adalah dua topik populer yang seringkali dianggap saling berlawanan dan dibahas terpisah. Akibatnya muncul pemahaman yang kurang berimbang tentang keduanya sehingga tidak sedikit orang percaya yang kemudian terpengaruh dengan pemahaman yang keliru dari teologi sukses, konsep hukum karma atau retribusi, dan filsafat Stoisisme. Penulis berpendapat penderitaan dan kebahagiaan perlu dibahas bersama sehingga refleksi yang benar tentang penderitaan seharusnya memuat juga kebahagiaan, dan demikian pula sebaliknya. Itu sebabnya tulisan ini bertujuan membangun pemikiran yang lebih lengkap dengan. menelaah surat Filipi, yang dikenal sebagai surat sukacita meski ditulis di dalam penjara (yang identik dengan penderitaan). Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan kajian terhadap surat Filipi. Kesimpulan pembahasan adalah karena surat Filipi menyatakan penderitaan dan kebahagiaan adalah representasi kasih karunia Allah, maka kita sebagai orang percaya tidak perlu ragu mengejar kebahagiaan bahkan di saat menderita.\",\"PeriodicalId\":113383,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO\",\"volume\":\"60 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-02-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v4i2.89\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46929/graciadeo.v4i2.89","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
幸福和痛苦是两个流行的话题,经常被认为是相互矛盾的,并被分开讨论。由于成功的神学、因果报应法则和斯多葛主义的影响,它造成了一种不平衡的理解,间接导致了误解。作者认为,痛苦和幸福需要一起讨论,因此对痛苦的正确反思也应该包含幸福,反之亦然。因此,本文旨在通过研究腓立比书来建立一个完整的思想,腓立比书被称为喜乐的书信,尽管它是在监狱里写的(这与受苦相同)。使用的方法是定性与描述性的方法,基于腓立比书的研究。讨论的结论是,因为腓立比书中说痛苦和快乐是上帝恩典的表现,作为信徒,我们应该毫不犹豫地追求幸福,即使在痛苦的时候。[摘要]kebahagian an penderitan an adalah duk主题流行杨seringkali dianggap销售berlawanan an dibahais terpisah。Akibatnya muncul - pemahaman yang kurang berimbang tentang keduanya sehinga tidak sedikit orang peraya yang kemudian terpengaruh dengan pemahaman yang keliru dari teologi suses, konsep hukum karma atau rebusi, dan filsafat Stoisisme。Penulis berpendapat penderitaan an kebahagiaan perlu dibahas bersama seingga反映了yang benar tentenent penderitaan and seharusnya memuga kebahagiaan, dan demikian pula sebaliknya。我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿,我的女儿。菲律宾人,菲律宾人,菲律宾人,菲律宾人,菲律宾人,菲律宾人。Metode yang digunakan adalah qualititan dengan pendekatan deskritif berdasarkan kajian terhadap surat菲律宾。kespulpan pembahasan adalah karena surat Filipi menyatakan penderitaan dan kebahagian adalah代表kasih karunia Allah, maka kita sebagai orang peraya tiak perlu ragu mengejar kebahagiaan bahkan di saat menderita。
Kebahagiaan dan Penderitaan dalam Hidup Menggereja di Era Disrupsi: Analisis Surat Filipi
Happiness and suffering are two popular topics that are often considered contradictory and discussed separately. It causes an unbalanced understanding that indirectly leads to a misunderstanding due to the influence of successful theology, the law of karma or retribution, and Stoicism. The author argues suffering and happiness need to be discussed together so that a correct reflection on suffering should also contain happiness and vice versa. This paper, then, aims to build a complete thought by studying the letter to Philippians, which is known as the letter of joy, even though it was written in prison (which is identical to suffering). The method used is qualitative with a descriptive approach based on a study of the Philippians letter. The conclusion of the discussion is that because the letter of Philippians states that suffering and happiness are representations of God's grace, as believers, we should not hesitate to pursue happiness even in times of suffering.AbstrakKebahagiaan dan penderitaan adalah dua topik populer yang seringkali dianggap saling berlawanan dan dibahas terpisah. Akibatnya muncul pemahaman yang kurang berimbang tentang keduanya sehingga tidak sedikit orang percaya yang kemudian terpengaruh dengan pemahaman yang keliru dari teologi sukses, konsep hukum karma atau retribusi, dan filsafat Stoisisme. Penulis berpendapat penderitaan dan kebahagiaan perlu dibahas bersama sehingga refleksi yang benar tentang penderitaan seharusnya memuat juga kebahagiaan, dan demikian pula sebaliknya. Itu sebabnya tulisan ini bertujuan membangun pemikiran yang lebih lengkap dengan. menelaah surat Filipi, yang dikenal sebagai surat sukacita meski ditulis di dalam penjara (yang identik dengan penderitaan). Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif berdasarkan kajian terhadap surat Filipi. Kesimpulan pembahasan adalah karena surat Filipi menyatakan penderitaan dan kebahagiaan adalah representasi kasih karunia Allah, maka kita sebagai orang percaya tidak perlu ragu mengejar kebahagiaan bahkan di saat menderita.