{"title":"安汶市Wai Ruhu内河流域的土地退化评估和沉淀对水区规划的影响","authors":"Calvin T Tutuarima, Silwanus M. Talakua, R. Osok","doi":"10.30598/jbdp.2021.17.1.43","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Land degradation is the reduction in the ability of land to generate benefits from certain land uses under special treatment from land management. Land degradation usually indicates deterioration in the production capacity of the land either temporarily or permanently. A further consequence of the land degradation process is the emergence of unproductive areas called critical lands. Quantitative and qualitative determination of erosion in a watershed area could be identified through observation of real damage indicators that had occurred in the field. This is based on this study results combined with the method of determining soil degradation in the field, namely the Field Assessment Tools, indicators of soil damage due to erosion obtained in the area of this this study area. These included pedestals, exposed plant roots / tree roots and exposed building foundations as an indication of land degradation due to sheet erosion, channel indicators as channel erosion and trench indicators as trench erosion. The classification of land degradation due to erosion found in the Wai Ruhu watershed showed that the level of land degradation could be classified as light erosion, moderate erosion, heavy erosion and very heavy erosion, with the range of erosion varying from 4.40 tons/ha/year to 675,62 tons/ha/year. Meanwhile, from the results of direct measurements, the overall average sediment concentration was 98,06 mg/L. During the rainy season, the average sediment concentration produced was 107,43 mg/L, higher than during the dry season of 88.69 mg/L. The Wai Ruhu watershed had a fairly large discharge. Although during the dry season the river was not dry completely, the discharge was very small. The basic material found along the Wai Ruhu watershed indicated that there had been intensive degradation processes in the upstream area. Excessive deposition along the river would result in reduced capacity of the river channel. \nKeywords: Ambon, discharge, land degradation, sedimentation, Wai Ruhu Watershed \n \nABSTRAK \nDegradasi lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menghasilkan manfaat dan keuntungan dari penggunaan lahan tertentu di bawah perlakuan khusus dari pengelolaan lahan kerusakan lahan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahan baik secara temporer maupun secara permanen. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis. Penentuan besar erosi secara kuantitatif dan kualitatif pada suatu wilayah DAS dapat diidentifikasi melalui pengamatan terhadap indikator-indikator kerusakan yang nyata terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, yang dipadukan dengan metode penentuan degradasi tanah di lapangan berupa Field Assessment Tools, maka indikator-indikator kerusakan tanah akibat erosi yang didapatkan di daerah penelitian. Itu terdiri dari pedestal, akar tanaman/akar pohon terekspos dan fondasi bangunan terekspos sebagai indikasi degradasi lahan akibat erosi lembar, indikator alur sebagai erosi alur dan indikator parit sebagai erosi parit. Klasifikasi degradasi lahan akibat erosi yang ditemukan di DAS Wai Ruhu menunjukkan bahwa tingkat degradasi lahan tergolong erosi ringan, erosi sedang, erosi berat dan erosi sangat berat, dengan kisaran besar erosi yang bervariasi antara 4,40 ton/ha/tahun sampai 675,62 ton/ha/tahun. Sedangkan dari hasil pengukuran langsung secara keseluruhan konsentrasi sedimen rata-rata adalah sebesar 98,06 mg/L. Untuk saat hujan konsentrasi sedimen rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar 107,43 mg/L, lebih tinggi daripada saat kemarau sebesar 88,69 mg/L. DAS Wai Ruhu mempunyai debit yang cukup besar. Meskipun pada saat kemarau aliran sungai tidak kering sama sekali, tetapi debitnya sangat kecil. Material dasar yang terdapat di sepanjang saluran DAS Wai Ruhu menggambarkan bahwa telah terjadi proses-proses degradasi yang intensif di daerah hulu. Pengendapan yang berlebih di sepanjang sungai akan akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sungai. \nKata kunci: Ambon, DAS Wai Ruhu, debit air, degradasi lahan, sedimentasi","PeriodicalId":253388,"journal":{"name":"JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penilaian Degradasi Lahan dan Dampak Sedimentasi terhadap Perencanaan Bangungan Air di Daerah Aliran Sungai Wai Ruhu, Kota Ambon\",\"authors\":\"Calvin T Tutuarima, Silwanus M. Talakua, R. Osok\",\"doi\":\"10.30598/jbdp.2021.17.1.43\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Land degradation is the reduction in the ability of land to generate benefits from certain land uses under special treatment from land management. Land degradation usually indicates deterioration in the production capacity of the land either temporarily or permanently. A further consequence of the land degradation process is the emergence of unproductive areas called critical lands. Quantitative and qualitative determination of erosion in a watershed area could be identified through observation of real damage indicators that had occurred in the field. This is based on this study results combined with the method of determining soil degradation in the field, namely the Field Assessment Tools, indicators of soil damage due to erosion obtained in the area of this this study area. These included pedestals, exposed plant roots / tree roots and exposed building foundations as an indication of land degradation due to sheet erosion, channel indicators as channel erosion and trench indicators as trench erosion. The classification of land degradation due to erosion found in the Wai Ruhu watershed showed that the level of land degradation could be classified as light erosion, moderate erosion, heavy erosion and very heavy erosion, with the range of erosion varying from 4.40 tons/ha/year to 675,62 tons/ha/year. Meanwhile, from the results of direct measurements, the overall average sediment concentration was 98,06 mg/L. During the rainy season, the average sediment concentration produced was 107,43 mg/L, higher than during the dry season of 88.69 mg/L. The Wai Ruhu watershed had a fairly large discharge. Although during the dry season the river was not dry completely, the discharge was very small. The basic material found along the Wai Ruhu watershed indicated that there had been intensive degradation processes in the upstream area. Excessive deposition along the river would result in reduced capacity of the river channel. \\nKeywords: Ambon, discharge, land degradation, sedimentation, Wai Ruhu Watershed \\n \\nABSTRAK \\nDegradasi lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menghasilkan manfaat dan keuntungan dari penggunaan lahan tertentu di bawah perlakuan khusus dari pengelolaan lahan kerusakan lahan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahan baik secara temporer maupun secara permanen. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis. Penentuan besar erosi secara kuantitatif dan kualitatif pada suatu wilayah DAS dapat diidentifikasi melalui pengamatan terhadap indikator-indikator kerusakan yang nyata terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, yang dipadukan dengan metode penentuan degradasi tanah di lapangan berupa Field Assessment Tools, maka indikator-indikator kerusakan tanah akibat erosi yang didapatkan di daerah penelitian. Itu terdiri dari pedestal, akar tanaman/akar pohon terekspos dan fondasi bangunan terekspos sebagai indikasi degradasi lahan akibat erosi lembar, indikator alur sebagai erosi alur dan indikator parit sebagai erosi parit. Klasifikasi degradasi lahan akibat erosi yang ditemukan di DAS Wai Ruhu menunjukkan bahwa tingkat degradasi lahan tergolong erosi ringan, erosi sedang, erosi berat dan erosi sangat berat, dengan kisaran besar erosi yang bervariasi antara 4,40 ton/ha/tahun sampai 675,62 ton/ha/tahun. Sedangkan dari hasil pengukuran langsung secara keseluruhan konsentrasi sedimen rata-rata adalah sebesar 98,06 mg/L. Untuk saat hujan konsentrasi sedimen rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar 107,43 mg/L, lebih tinggi daripada saat kemarau sebesar 88,69 mg/L. DAS Wai Ruhu mempunyai debit yang cukup besar. Meskipun pada saat kemarau aliran sungai tidak kering sama sekali, tetapi debitnya sangat kecil. Material dasar yang terdapat di sepanjang saluran DAS Wai Ruhu menggambarkan bahwa telah terjadi proses-proses degradasi yang intensif di daerah hulu. Pengendapan yang berlebih di sepanjang sungai akan akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sungai. \\nKata kunci: Ambon, DAS Wai Ruhu, debit air, degradasi lahan, sedimentasi\",\"PeriodicalId\":253388,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN\",\"volume\":\"16 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30598/jbdp.2021.17.1.43\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL BUDIDAYA PERTANIAN","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30598/jbdp.2021.17.1.43","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
土地退化是指在土地管理的特殊待遇下,土地从某些土地用途产生利益的能力下降。土地退化通常表明土地生产能力暂时或永久地恶化。土地退化过程的另一个后果是出现了被称为关键土地的非生产性地区。可以通过观察实地发生的实际损害指标来确定流域侵蚀的数量和质量。这是在本研究结果的基础上,结合田间土壤退化的判定方法,即田间评估工具(field Assessment Tools),得出本研究区域内土壤侵蚀损害指标。这些指标包括基座、暴露的植物根/树根和暴露的建筑地基,这些指标表明土地因侵蚀而退化,渠道指标显示为渠道侵蚀,沟渠指标显示为沟渠侵蚀。外如湖流域土地侵蚀退化的分类表明,土地退化程度可分为轻度侵蚀、中度侵蚀、重度侵蚀和极重度侵蚀,侵蚀范围为4.40 ~ 675 ~ 62吨/公顷/年。同时,从直接测量结果来看,总体平均含沙量为98,06 mg/L。雨季平均产沙浓度为10743 mg/L,旱季平均产沙浓度为88.69 mg/L。外如湖流域的流量相当大。虽然在旱季这条河没有完全干涸,但流量很小。外如湖流域的基本物质表明,上游地区发生了强烈的退化过程。沿河淤积过多会导致河道容量下降。摘要退化lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menghasilkan manfaat dan keuntunan dari penggunaan lahantertentu di bawah perlakuan khusus dari pengelolaan lahankerusakan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahanbaik secara temporer maupun secara。Akibat lanjut dari工艺降解lahan adalah timbulnya区域-区域yang tiak产品,如果yang disbut lahan kritis。5 . pentenar berseri - secara kantititif and qualititf pada suatu wilayah DAS dapat diidentifikasi melalui pengamatan terhadap indicator - indicator kerusakan yang nyata terjadi di lapangan。Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, yang didipadukan dengan方法penentuan退化tanah di lapangan berupan现场评估工具,maka指标-指标kerusakan tanah akibat erosi yang didapatkan di daerah penelitian。i terdiri dari pedestal, akar tanaman/akar pohon terekspos dan fondasi bangunan terekspos sebagai indikasi。Klasifikasi降解lahan akibat erosi yang ditemukan di DAS Wai Ruhu menunjukkan bahwa tingkat降解lahan tergolong erosi ringan, erosi sedang, erosi berat danerosi sangat berat, dengan kisaran besar erosi yang bervarasi antara 4,40吨/公顷/tahun sampai 675,62吨/公顷/tahun。Sedangkan dari hasil penguin langsung secara keseluruhan konsentrasi sedimen rata-rata adalah sebesar 98,06 mg/L。Untuk saat hujan konsentrasi sedimen rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar 107,43 mg/L, lebih tinggi daripada saat kemarau sebesar 88,69 mg/L。达斯围如湖门门门借阳杯。Meskipun pada saat kemarau aliran sungai tidak kering sama sekali, tetapi debitnya sangat kecil。材料dasar yang terdapat di sepanjang saluran DAS Wai Ruhu menggambarkan bahwa telah terjadi process - process降解yang强度di daerah hulu。Pengendapan yang berlebih di sepanjang sungai akan akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sungai。Kata kunci: Ambon, DAS Wai Ruhu,借气,退化lahan,沉积
Penilaian Degradasi Lahan dan Dampak Sedimentasi terhadap Perencanaan Bangungan Air di Daerah Aliran Sungai Wai Ruhu, Kota Ambon
Land degradation is the reduction in the ability of land to generate benefits from certain land uses under special treatment from land management. Land degradation usually indicates deterioration in the production capacity of the land either temporarily or permanently. A further consequence of the land degradation process is the emergence of unproductive areas called critical lands. Quantitative and qualitative determination of erosion in a watershed area could be identified through observation of real damage indicators that had occurred in the field. This is based on this study results combined with the method of determining soil degradation in the field, namely the Field Assessment Tools, indicators of soil damage due to erosion obtained in the area of this this study area. These included pedestals, exposed plant roots / tree roots and exposed building foundations as an indication of land degradation due to sheet erosion, channel indicators as channel erosion and trench indicators as trench erosion. The classification of land degradation due to erosion found in the Wai Ruhu watershed showed that the level of land degradation could be classified as light erosion, moderate erosion, heavy erosion and very heavy erosion, with the range of erosion varying from 4.40 tons/ha/year to 675,62 tons/ha/year. Meanwhile, from the results of direct measurements, the overall average sediment concentration was 98,06 mg/L. During the rainy season, the average sediment concentration produced was 107,43 mg/L, higher than during the dry season of 88.69 mg/L. The Wai Ruhu watershed had a fairly large discharge. Although during the dry season the river was not dry completely, the discharge was very small. The basic material found along the Wai Ruhu watershed indicated that there had been intensive degradation processes in the upstream area. Excessive deposition along the river would result in reduced capacity of the river channel.
Keywords: Ambon, discharge, land degradation, sedimentation, Wai Ruhu Watershed
ABSTRAK
Degradasi lahan adalah berkurangnya kemampuan lahan untuk menghasilkan manfaat dan keuntungan dari penggunaan lahan tertentu di bawah perlakuan khusus dari pengelolaan lahan kerusakan lahan biasanya menandakan kemunduran kapasitas produksi dari lahan baik secara temporer maupun secara permanen. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis. Penentuan besar erosi secara kuantitatif dan kualitatif pada suatu wilayah DAS dapat diidentifikasi melalui pengamatan terhadap indikator-indikator kerusakan yang nyata terjadi di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, yang dipadukan dengan metode penentuan degradasi tanah di lapangan berupa Field Assessment Tools, maka indikator-indikator kerusakan tanah akibat erosi yang didapatkan di daerah penelitian. Itu terdiri dari pedestal, akar tanaman/akar pohon terekspos dan fondasi bangunan terekspos sebagai indikasi degradasi lahan akibat erosi lembar, indikator alur sebagai erosi alur dan indikator parit sebagai erosi parit. Klasifikasi degradasi lahan akibat erosi yang ditemukan di DAS Wai Ruhu menunjukkan bahwa tingkat degradasi lahan tergolong erosi ringan, erosi sedang, erosi berat dan erosi sangat berat, dengan kisaran besar erosi yang bervariasi antara 4,40 ton/ha/tahun sampai 675,62 ton/ha/tahun. Sedangkan dari hasil pengukuran langsung secara keseluruhan konsentrasi sedimen rata-rata adalah sebesar 98,06 mg/L. Untuk saat hujan konsentrasi sedimen rata-rata yang dihasilkan adalah sebesar 107,43 mg/L, lebih tinggi daripada saat kemarau sebesar 88,69 mg/L. DAS Wai Ruhu mempunyai debit yang cukup besar. Meskipun pada saat kemarau aliran sungai tidak kering sama sekali, tetapi debitnya sangat kecil. Material dasar yang terdapat di sepanjang saluran DAS Wai Ruhu menggambarkan bahwa telah terjadi proses-proses degradasi yang intensif di daerah hulu. Pengendapan yang berlebih di sepanjang sungai akan akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran sungai.
Kata kunci: Ambon, DAS Wai Ruhu, debit air, degradasi lahan, sedimentasi