{"title":"增加了人们对年轻时发现迪贝特斯白喉和高血压的认识","authors":"Untung Sujianto, Ita Riniatsih","doi":"10.32584/jpp.v1i1.1513","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang insidensinya semakin meningkat. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), terdapat 10.267.100 kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2017. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka prevalensi hipertensi secara nasional (25,8%), jika dibanding hasil riskesdas tahun 2007 (31,7/1000) menunjukkan adanya penurunan angka prevalensi, namun hal ini tetap perlu di waspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif antara lain penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat, deteksi dini, serta pengendalian masalah tembakau. Maka dari itu perlu diadakan adanya program peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini penyakit diabetes mellitus dan hipertensi bersama dengan mitra kerja KKN di Desa Kandeman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sewaktu. Penyakit diabetes melitus dan hipertensi erat kaitannya dengan pola makan. Pola makan masyarakat yang sering mengonsimsi makanan manis dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diabetes melitus. Begitu pula dengan faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi makanan yang tinggi kadar garam jika tidak dikurangi sejak dini dapat menyebabkan hipertensi. Oleh sebab itu terdapat pada Pesan Gizi Seimbang (PGS) yaitu mengurangi asupan gula, minyak dan garam, sehingga dapat mencegah faktor risiko penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi. Berdasarkan hasil dari program kerja terkait dengan gizi pada penyakit hipertensi dan diabetes melitus yaitu pola makan masyarakat Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang dapat mempengaruhi faktor risiko terjadinya penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Kesimpulan yang di dapat dari masyarakat terkait diet pada penyakit hipertensi yaitu masyarakat mengakui bahwa jika melakukan syarat - syarat diet sangat sulit dan ribet contohnya yaitu saat memasak makanan tidak dapat mengurangi kadar natrium yang digunakan sebelum masakan terasa asin dan gurih.","PeriodicalId":122981,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Perawat","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Deteksi Dini Penyakit Deabetes Melitus dan Hipertensi\",\"authors\":\"Untung Sujianto, Ita Riniatsih\",\"doi\":\"10.32584/jpp.v1i1.1513\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang insidensinya semakin meningkat. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), terdapat 10.267.100 kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2017. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka prevalensi hipertensi secara nasional (25,8%), jika dibanding hasil riskesdas tahun 2007 (31,7/1000) menunjukkan adanya penurunan angka prevalensi, namun hal ini tetap perlu di waspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif antara lain penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat, deteksi dini, serta pengendalian masalah tembakau. Maka dari itu perlu diadakan adanya program peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini penyakit diabetes mellitus dan hipertensi bersama dengan mitra kerja KKN di Desa Kandeman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sewaktu. Penyakit diabetes melitus dan hipertensi erat kaitannya dengan pola makan. Pola makan masyarakat yang sering mengonsimsi makanan manis dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diabetes melitus. Begitu pula dengan faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi makanan yang tinggi kadar garam jika tidak dikurangi sejak dini dapat menyebabkan hipertensi. Oleh sebab itu terdapat pada Pesan Gizi Seimbang (PGS) yaitu mengurangi asupan gula, minyak dan garam, sehingga dapat mencegah faktor risiko penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi. Berdasarkan hasil dari program kerja terkait dengan gizi pada penyakit hipertensi dan diabetes melitus yaitu pola makan masyarakat Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang dapat mempengaruhi faktor risiko terjadinya penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Kesimpulan yang di dapat dari masyarakat terkait diet pada penyakit hipertensi yaitu masyarakat mengakui bahwa jika melakukan syarat - syarat diet sangat sulit dan ribet contohnya yaitu saat memasak makanan tidak dapat mengurangi kadar natrium yang digunakan sebelum masakan terasa asin dan gurih.\",\"PeriodicalId\":122981,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengabdian Perawat\",\"volume\":\"12 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-05-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengabdian Perawat\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32584/jpp.v1i1.1513\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Perawat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32584/jpp.v1i1.1513","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Peningkatan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat Terhadap Deteksi Dini Penyakit Deabetes Melitus dan Hipertensi
Diabetes melitus dan hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang insidensinya semakin meningkat. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), terdapat 10.267.100 kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2017. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan angka prevalensi hipertensi secara nasional (25,8%), jika dibanding hasil riskesdas tahun 2007 (31,7/1000) menunjukkan adanya penurunan angka prevalensi, namun hal ini tetap perlu di waspadai mengingat hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit degeneratif antara lain penyakit jantung, stroke dan penyakit pembuluh darah lainnya. Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan berupa promosi Perilaku Bersih dan Sehat, deteksi dini, serta pengendalian masalah tembakau. Maka dari itu perlu diadakan adanya program peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini penyakit diabetes mellitus dan hipertensi bersama dengan mitra kerja KKN di Desa Kandeman, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah sewaktu. Penyakit diabetes melitus dan hipertensi erat kaitannya dengan pola makan. Pola makan masyarakat yang sering mengonsimsi makanan manis dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diabetes melitus. Begitu pula dengan faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi makanan yang tinggi kadar garam jika tidak dikurangi sejak dini dapat menyebabkan hipertensi. Oleh sebab itu terdapat pada Pesan Gizi Seimbang (PGS) yaitu mengurangi asupan gula, minyak dan garam, sehingga dapat mencegah faktor risiko penyakit Diabetes Melitus dan Hipertensi. Berdasarkan hasil dari program kerja terkait dengan gizi pada penyakit hipertensi dan diabetes melitus yaitu pola makan masyarakat Desa Kandeman, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang dapat mempengaruhi faktor risiko terjadinya penyakit diabetes melitus dan hipertensi. Kesimpulan yang di dapat dari masyarakat terkait diet pada penyakit hipertensi yaitu masyarakat mengakui bahwa jika melakukan syarat - syarat diet sangat sulit dan ribet contohnya yaitu saat memasak makanan tidak dapat mengurangi kadar natrium yang digunakan sebelum masakan terasa asin dan gurih.