{"title":"IDENTITAS KAWASAN KAMPUNG PARALON DI PERMUKIMAN PADAT MELALUI KONSEP ECOVILLAGE Studi Kasus: Kampung Paralon Desa Bojongsoang Kabupaten Bandung","authors":"Karto Wijaya, Heru Wibowo, A. Permana","doi":"10.17509/jaz.v2i3.19873","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: Architecture as one of the fields that cannot be separated from how to process space is very appropriate in supporting the Eco Village program because the conception of space in the field of architecture has a three-dimensional conception. Through understanding the concept of three-dimensional space with limited land owned by each citizen does not mean that the community cannot cultivate their land into productive land, namely making agricultural land (agriculture). This makes observers interested in researching villages that have long been built, but are now blocked by housing that was once an empty space (in this case rice fields) in Bojongsoang Village, Bojongsoang District, Bandung Regency as a form of observer participation in developing an urban farming approach to achieving sustainability (sustainable). The purpose of this study was to find out which Eco Village models exist in the region Paralon Village as an Eco-Architecture concept in supporting the development of Sustainable City, as one of the eco-architecture models in urban villages by utilizing the land and space of each community member. Keywords: Eco Village; Sustainable City; Settelment Abstrak: Arsitektur sebagai salah satu bidang yang tidak dapat dipisahkan dari cara mengolah ruang sangat tepat dalam mendukung program Eco Village karena konsepsi ruang dalam bidang arsitektur memiliki konsepsi tiga dimensi. Melalui pemahaman konsep ruang tiga dimensi dengan lahan terbatas yang dimiliki oleh setiap warga negara tidak berarti bahwa masyarakat tidak dapat mengolah lahan mereka menjadi lahan produktif, yaitu membuat lahan pertanian (pertanian).Hal ini membuat para pengamat tertarik meneliti desa-desa yang telah lama dibangun, tetapi sekarang dihambat oleh perumahan yang dulunya merupakan ruang kosong (dalam hal ini sawah) di Desa Bojongsoang, Kabupaten Bojongsoang, Kabupaten Bandung sebagai bentuk partisipasi pengamat dalam mengembangkan suatu pendekatan urban farming untuk mencapai keberlanjutan (sustainable).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model Eco Village yang ada di wilayah Desa Paralon sebagai konsep Eco-Architecture dalam mendukung pengembangan Kota Berkelanjutan, sebagai salah satu model eco-architecture di desa-desa perkotaan dengan memanfaatkan lahan dan ruang dari setiap anggota komunitas.Kata kunci: Desa Ramah Lingkungan; Kota Berkelanjutan; Permukiman","PeriodicalId":430786,"journal":{"name":"Jurnal Arsitektur ZONASI","volume":"140 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Arsitektur ZONASI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17509/jaz.v2i3.19873","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
[摘要]建筑作为一个不可分割的领域之一,如何处理空间在支持生态村项目中是非常合适的,因为建筑领域的空间概念具有立体的概念。通过对三维空间概念的理解,每个公民拥有有限的土地并不意味着社区不能将他们的土地培育成生产用地,即制造农业用地(agriculture)。这使得观察员们有兴趣研究万隆县Bojongsoang村的村庄,这些村庄已经建成很久了,但现在被曾经是空地的住房(在这个例子中是稻田)所阻挡,作为一种观察员参与发展城市农业方法以实现可持续性(可持续)。本研究的目的是通过利用每个社区成员的土地和空间,找出作为支持可持续城市发展的生态建筑理念的paronvillage作为城中村的生态建筑模式之一,在该地区存在哪些生态村模式。关键词:生态村;可持续发展的城市;摘要:Arsitektur sebagai salah satu bidang yang tidak dapat dipisahkan dari cara mengolah ruang sangat tepat dalam mendukung项目生态村karena konsepsi ruang dalam bidang Arsitektur memiliki konsepsi tiga dimensi。Melalui pemahaman konsep ruang tiga dimensi dengan lahan terbatas yang dimiliki oleh setiap warga negara tidak berarti bahwa masyarakat tidak dapat mengolah lahan mereka menjadi lahan产品,yitu member lahan pertanian (pertanian)。Hal ini成员para pengamat tertarik meneliti Desa - Desa yang telah lama dibangun, tetapi sekarang dihambat oleh perumahan yang dulunya merupakan ruang kosong (dalam Hal ini sawah) di Desa Bojongsoang, Kabupaten Bojongsoang, Kabupaten Bandung sebagai bentuk partisipasi pengamat dalam mengbangkan suatu pendekatan都市农业untuk mencapai keberlanjutan(可持续发展)。Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui模型生态村yang ada di wilayah Desa paron sebagai konsep生态建筑dalam mendukung pengembangan Kota Berkelanjutan, sebagai salah satu模型生态建筑di Desa - Desa perkotaan dengan memanfaatkan lahan danruang dari setiap anggota komunitas。Kata kunci: Desa Ramah Lingkungan;哥打Berkelanjutan;Permukiman
IDENTITAS KAWASAN KAMPUNG PARALON DI PERMUKIMAN PADAT MELALUI KONSEP ECOVILLAGE Studi Kasus: Kampung Paralon Desa Bojongsoang Kabupaten Bandung
Abstract: Architecture as one of the fields that cannot be separated from how to process space is very appropriate in supporting the Eco Village program because the conception of space in the field of architecture has a three-dimensional conception. Through understanding the concept of three-dimensional space with limited land owned by each citizen does not mean that the community cannot cultivate their land into productive land, namely making agricultural land (agriculture). This makes observers interested in researching villages that have long been built, but are now blocked by housing that was once an empty space (in this case rice fields) in Bojongsoang Village, Bojongsoang District, Bandung Regency as a form of observer participation in developing an urban farming approach to achieving sustainability (sustainable). The purpose of this study was to find out which Eco Village models exist in the region Paralon Village as an Eco-Architecture concept in supporting the development of Sustainable City, as one of the eco-architecture models in urban villages by utilizing the land and space of each community member. Keywords: Eco Village; Sustainable City; Settelment Abstrak: Arsitektur sebagai salah satu bidang yang tidak dapat dipisahkan dari cara mengolah ruang sangat tepat dalam mendukung program Eco Village karena konsepsi ruang dalam bidang arsitektur memiliki konsepsi tiga dimensi. Melalui pemahaman konsep ruang tiga dimensi dengan lahan terbatas yang dimiliki oleh setiap warga negara tidak berarti bahwa masyarakat tidak dapat mengolah lahan mereka menjadi lahan produktif, yaitu membuat lahan pertanian (pertanian).Hal ini membuat para pengamat tertarik meneliti desa-desa yang telah lama dibangun, tetapi sekarang dihambat oleh perumahan yang dulunya merupakan ruang kosong (dalam hal ini sawah) di Desa Bojongsoang, Kabupaten Bojongsoang, Kabupaten Bandung sebagai bentuk partisipasi pengamat dalam mengembangkan suatu pendekatan urban farming untuk mencapai keberlanjutan (sustainable).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model Eco Village yang ada di wilayah Desa Paralon sebagai konsep Eco-Architecture dalam mendukung pengembangan Kota Berkelanjutan, sebagai salah satu model eco-architecture di desa-desa perkotaan dengan memanfaatkan lahan dan ruang dari setiap anggota komunitas.Kata kunci: Desa Ramah Lingkungan; Kota Berkelanjutan; Permukiman