{"title":"雅加达市中心KEMAYORAN机场外的SUDJOJONO“印尼人”象征性叙述","authors":"Julia Dwi Yanti","doi":"10.24821/jocia.v4i2.2619","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono merupakan salah satu relief beton pertama di Indonesia yang dibuat atas prakarsa Bung Karno pada zaman pra-kemerdekaan Indonesia. Tema dan ide relief ‘Manusia Indonesia’ tersebut dirancang oleh S. Sudjojono pada dinding ruang tunggu VIP di Bandara pertama Indonesia, Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat. Hakikat seni dalam pemikiran Sudjojono dengan konsep jiwa ketok pun Sudjojono tuangkan pada sebuah relief yang diberi judul “Manusia Indonesia” pada tahun 1957. Narasi simbolik yang ada pada relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono ini menceritakan tentang kearifan lokal dan kekayaan alam bangsa Indonesia. Melalui observasi dan pengamatan yang mendalam, ditemukan beberapa fakta bahwasanya Sudjojono ingin merepresentasikan jati diri bangsa Indonesia di mata dunia melalui figur-figur maupun simbol yang ada di dalam rangkaian relief beton tersebut. Kearifan lokal pada relief tersebut ditandai dengan beberapa simbol yang mewakili pakaian adat masyarakat Indonesia kala itu, budaya, flora, maupun fauna yang ada. Kekayaan alam Indonesia juga digambarkan dengan ilustrasi aktivitas penambangan dan wilayah maritime Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bandara yang dahulunya pernah menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini, kini sudah beralih fungsi menjadi sebuah bangunan tua yang tidak terurus lagi. Begitu pun dengan relief-relief yang ada di dalamnya.Kata kunci: Sudjojono, relief, bandara kemayoran, narasi, simbolik.","PeriodicalId":413801,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Indonesian Art","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2017-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"NARASI SIMBOLIK RELIEF “MANUSIA INDONESIA” KARYA SUDJOJONO DI EKS BANDARA KEMAYORAN, JAKARTA PUSAT\",\"authors\":\"Julia Dwi Yanti\",\"doi\":\"10.24821/jocia.v4i2.2619\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono merupakan salah satu relief beton pertama di Indonesia yang dibuat atas prakarsa Bung Karno pada zaman pra-kemerdekaan Indonesia. Tema dan ide relief ‘Manusia Indonesia’ tersebut dirancang oleh S. Sudjojono pada dinding ruang tunggu VIP di Bandara pertama Indonesia, Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat. Hakikat seni dalam pemikiran Sudjojono dengan konsep jiwa ketok pun Sudjojono tuangkan pada sebuah relief yang diberi judul “Manusia Indonesia” pada tahun 1957. Narasi simbolik yang ada pada relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono ini menceritakan tentang kearifan lokal dan kekayaan alam bangsa Indonesia. Melalui observasi dan pengamatan yang mendalam, ditemukan beberapa fakta bahwasanya Sudjojono ingin merepresentasikan jati diri bangsa Indonesia di mata dunia melalui figur-figur maupun simbol yang ada di dalam rangkaian relief beton tersebut. Kearifan lokal pada relief tersebut ditandai dengan beberapa simbol yang mewakili pakaian adat masyarakat Indonesia kala itu, budaya, flora, maupun fauna yang ada. Kekayaan alam Indonesia juga digambarkan dengan ilustrasi aktivitas penambangan dan wilayah maritime Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bandara yang dahulunya pernah menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini, kini sudah beralih fungsi menjadi sebuah bangunan tua yang tidak terurus lagi. Begitu pun dengan relief-relief yang ada di dalamnya.Kata kunci: Sudjojono, relief, bandara kemayoran, narasi, simbolik.\",\"PeriodicalId\":413801,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Contemporary Indonesian Art\",\"volume\":\"121 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2017-06-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Contemporary Indonesian Art\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24821/jocia.v4i2.2619\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Contemporary Indonesian Art","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24821/jocia.v4i2.2619","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
NARASI SIMBOLIK RELIEF “MANUSIA INDONESIA” KARYA SUDJOJONO DI EKS BANDARA KEMAYORAN, JAKARTA PUSAT
Relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono merupakan salah satu relief beton pertama di Indonesia yang dibuat atas prakarsa Bung Karno pada zaman pra-kemerdekaan Indonesia. Tema dan ide relief ‘Manusia Indonesia’ tersebut dirancang oleh S. Sudjojono pada dinding ruang tunggu VIP di Bandara pertama Indonesia, Bandara Kemayoran, Jakarta Pusat. Hakikat seni dalam pemikiran Sudjojono dengan konsep jiwa ketok pun Sudjojono tuangkan pada sebuah relief yang diberi judul “Manusia Indonesia” pada tahun 1957. Narasi simbolik yang ada pada relief ‘Manusia Indonesia’ karya Sudjojono ini menceritakan tentang kearifan lokal dan kekayaan alam bangsa Indonesia. Melalui observasi dan pengamatan yang mendalam, ditemukan beberapa fakta bahwasanya Sudjojono ingin merepresentasikan jati diri bangsa Indonesia di mata dunia melalui figur-figur maupun simbol yang ada di dalam rangkaian relief beton tersebut. Kearifan lokal pada relief tersebut ditandai dengan beberapa simbol yang mewakili pakaian adat masyarakat Indonesia kala itu, budaya, flora, maupun fauna yang ada. Kekayaan alam Indonesia juga digambarkan dengan ilustrasi aktivitas penambangan dan wilayah maritime Indonesia. Seiring berjalannya waktu, bandara yang dahulunya pernah menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia ini, kini sudah beralih fungsi menjadi sebuah bangunan tua yang tidak terurus lagi. Begitu pun dengan relief-relief yang ada di dalamnya.Kata kunci: Sudjojono, relief, bandara kemayoran, narasi, simbolik.