{"title":"1965年之后的SANTRI转换","authors":"Bayu Fermadi","doi":"10.53429/SPIRITUALIS.V6I1.78","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Sebelum kemerdekaan, santri, kyai dan seluruh elemen masyarakat bersatu padu untuk melawan penjajah. Namun setelah merdeka, mereka sedikit banyak dibenturkan oleh kepentingan politik dalam negeri. Tulisan singkat ini akan membahas tentang transformasi santri pasca tahun 1965 dari segi budaya, agama dan politik di wilayah Pare, Kediri. Kesimpulan artikel ini adalah munculnya pemberontakan di Madiun yang dilakukan oleh PKI menjadi cikal bakal persatuan para santri disebabkan perseteruan idiologi antara keduanya. Untuk memperkuat solidaritas umat Islam, akhirnya didirikan banyak pesantren di Kediri sebagai penangkal kekuatan Abangan dan kristenisasi. Lambat laun, banyaknya jumlah pesantren sedikit banyak mengalami gesekan. Pesantren yang melahirkan alumni di desa-desa membuat mereka saling berkompetisi dan ingin menunjukkan jati diri masing-masing. Gesekan antar santri cukup terasa terutama dalam masalah politik. Sebab pondok pesantren merupakan lahan empuk untuk meraih suara santrinya. Meskipun saat ini, pengaruh pesantren dalam persoalan politik tidak terlalu signifikan. Sedangkan identitas Abangan akhir-akhir ini sudah sulit ditemukan karena pada umumnya label Abangan tersebut merupakan citra negatif.","PeriodicalId":119530,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TRANSFORMASI SANTRI PASCA 1965\",\"authors\":\"Bayu Fermadi\",\"doi\":\"10.53429/SPIRITUALIS.V6I1.78\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Sebelum kemerdekaan, santri, kyai dan seluruh elemen masyarakat bersatu padu untuk melawan penjajah. Namun setelah merdeka, mereka sedikit banyak dibenturkan oleh kepentingan politik dalam negeri. Tulisan singkat ini akan membahas tentang transformasi santri pasca tahun 1965 dari segi budaya, agama dan politik di wilayah Pare, Kediri. Kesimpulan artikel ini adalah munculnya pemberontakan di Madiun yang dilakukan oleh PKI menjadi cikal bakal persatuan para santri disebabkan perseteruan idiologi antara keduanya. Untuk memperkuat solidaritas umat Islam, akhirnya didirikan banyak pesantren di Kediri sebagai penangkal kekuatan Abangan dan kristenisasi. Lambat laun, banyaknya jumlah pesantren sedikit banyak mengalami gesekan. Pesantren yang melahirkan alumni di desa-desa membuat mereka saling berkompetisi dan ingin menunjukkan jati diri masing-masing. Gesekan antar santri cukup terasa terutama dalam masalah politik. Sebab pondok pesantren merupakan lahan empuk untuk meraih suara santrinya. Meskipun saat ini, pengaruh pesantren dalam persoalan politik tidak terlalu signifikan. Sedangkan identitas Abangan akhir-akhir ini sudah sulit ditemukan karena pada umumnya label Abangan tersebut merupakan citra negatif.\",\"PeriodicalId\":119530,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf\",\"volume\":\"40 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-08-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53429/SPIRITUALIS.V6I1.78\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53429/SPIRITUALIS.V6I1.78","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Sebelum kemerdekaan, santri, kyai dan seluruh elemen masyarakat bersatu padu untuk melawan penjajah. Namun setelah merdeka, mereka sedikit banyak dibenturkan oleh kepentingan politik dalam negeri. Tulisan singkat ini akan membahas tentang transformasi santri pasca tahun 1965 dari segi budaya, agama dan politik di wilayah Pare, Kediri. Kesimpulan artikel ini adalah munculnya pemberontakan di Madiun yang dilakukan oleh PKI menjadi cikal bakal persatuan para santri disebabkan perseteruan idiologi antara keduanya. Untuk memperkuat solidaritas umat Islam, akhirnya didirikan banyak pesantren di Kediri sebagai penangkal kekuatan Abangan dan kristenisasi. Lambat laun, banyaknya jumlah pesantren sedikit banyak mengalami gesekan. Pesantren yang melahirkan alumni di desa-desa membuat mereka saling berkompetisi dan ingin menunjukkan jati diri masing-masing. Gesekan antar santri cukup terasa terutama dalam masalah politik. Sebab pondok pesantren merupakan lahan empuk untuk meraih suara santrinya. Meskipun saat ini, pengaruh pesantren dalam persoalan politik tidak terlalu signifikan. Sedangkan identitas Abangan akhir-akhir ini sudah sulit ditemukan karena pada umumnya label Abangan tersebut merupakan citra negatif.