{"title":"金枪鱼皮肤碎片的含量不同","authors":"Nurnidar Nurnidar, Marzatul Kiflah","doi":"10.30601/tilapia.v4i1.3639","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kulit ikan tuna merupakan hasil samping dari produk fillet ikan tuna yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses kulit ikan tuna tersebut akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan tuna adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kulit ikan tuna merupakan salah satu jenis kulit ikan yang belum banyak dikembangkan sebagai kerupuk karena teksturnya yang alot. Ketika di olah Kulit ikan tuna mempunyai karateristik yang khas, agak tebal dan ulet atau tidak mudah sobek, sehingga apabila dibuat kerupuk, bisa memberikan bentuk dan tekstur yang menarik, Kerupuk dengan parameter demikian dapat diperoleh dengan menambahan firming agent yaitu suatu food additive yang berfungsi untuk memperkeras dan mencegah bahan pangan melempem atau menjadi lunak. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratory dengan pengujian pada ketiga sampel kerupuk menggunakan firming agent berbeda yang telah di goreng dianalisis kadar lemaknya menggunakan SNI 01-2891-1992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar lemak kerupuk kulit ikan berkisar antara 15,79% sampai 18,71%. Kadar lemak tertinggi diperoleh pada sampel B (kapur sirih Ca(OH)2)yaitu 18,71%, kadar lemak terendah terdapat pada sampel C (Sodium Bikarbonat (NaHCO3) yaitu 15,79%, Sementara untuk sampel A (kalsium karbonat (CaCO3) adalah 16,89%.","PeriodicalId":366067,"journal":{"name":"Jurnal TILAPIA","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Kadar Lemak Kerupuk Kulit Ikan Tuna (Thunnus Albacares) Menggunakan Firming Agent Berbeda\",\"authors\":\"Nurnidar Nurnidar, Marzatul Kiflah\",\"doi\":\"10.30601/tilapia.v4i1.3639\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kulit ikan tuna merupakan hasil samping dari produk fillet ikan tuna yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses kulit ikan tuna tersebut akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan tuna adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kulit ikan tuna merupakan salah satu jenis kulit ikan yang belum banyak dikembangkan sebagai kerupuk karena teksturnya yang alot. Ketika di olah Kulit ikan tuna mempunyai karateristik yang khas, agak tebal dan ulet atau tidak mudah sobek, sehingga apabila dibuat kerupuk, bisa memberikan bentuk dan tekstur yang menarik, Kerupuk dengan parameter demikian dapat diperoleh dengan menambahan firming agent yaitu suatu food additive yang berfungsi untuk memperkeras dan mencegah bahan pangan melempem atau menjadi lunak. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratory dengan pengujian pada ketiga sampel kerupuk menggunakan firming agent berbeda yang telah di goreng dianalisis kadar lemaknya menggunakan SNI 01-2891-1992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar lemak kerupuk kulit ikan berkisar antara 15,79% sampai 18,71%. Kadar lemak tertinggi diperoleh pada sampel B (kapur sirih Ca(OH)2)yaitu 18,71%, kadar lemak terendah terdapat pada sampel C (Sodium Bikarbonat (NaHCO3) yaitu 15,79%, Sementara untuk sampel A (kalsium karbonat (CaCO3) adalah 16,89%.\",\"PeriodicalId\":366067,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal TILAPIA\",\"volume\":\"108 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-01-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal TILAPIA\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30601/tilapia.v4i1.3639\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal TILAPIA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30601/tilapia.v4i1.3639","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kadar Lemak Kerupuk Kulit Ikan Tuna (Thunnus Albacares) Menggunakan Firming Agent Berbeda
Kulit ikan tuna merupakan hasil samping dari produk fillet ikan tuna yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses kulit ikan tuna tersebut akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan tuna adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kulit ikan tuna merupakan salah satu jenis kulit ikan yang belum banyak dikembangkan sebagai kerupuk karena teksturnya yang alot. Ketika di olah Kulit ikan tuna mempunyai karateristik yang khas, agak tebal dan ulet atau tidak mudah sobek, sehingga apabila dibuat kerupuk, bisa memberikan bentuk dan tekstur yang menarik, Kerupuk dengan parameter demikian dapat diperoleh dengan menambahan firming agent yaitu suatu food additive yang berfungsi untuk memperkeras dan mencegah bahan pangan melempem atau menjadi lunak. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratory dengan pengujian pada ketiga sampel kerupuk menggunakan firming agent berbeda yang telah di goreng dianalisis kadar lemaknya menggunakan SNI 01-2891-1992. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kadar lemak kerupuk kulit ikan berkisar antara 15,79% sampai 18,71%. Kadar lemak tertinggi diperoleh pada sampel B (kapur sirih Ca(OH)2)yaitu 18,71%, kadar lemak terendah terdapat pada sampel C (Sodium Bikarbonat (NaHCO3) yaitu 15,79%, Sementara untuk sampel A (kalsium karbonat (CaCO3) adalah 16,89%.