Durrotul Choiroh Choi, Ahmad Syauqi, Ratna Djuniwati Lisminingsih
{"title":"有机材料稀释产物中加入了微生物培养","authors":"Durrotul Choiroh Choi, Ahmad Syauqi, Ratna Djuniwati Lisminingsih","doi":"10.33474/j.sa.v4i1.9912","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Agricultural waste is also known as a berlignocellulosic material composed of three polymers. These polymers can produce valuable products such as fermented sugar. This study aims to study the changes that occur in delignified organic material products added with microscopic fungal cultures and different concentrations. This study used an experimental method with a mean comparison of two populations. Consisting of 2 treatments, the first A: 2.5% (11 replications) and the second B: 7.5% (11 replications), so that the total number of repetitions was 22 times. Using a consortium of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, and Candida sp. The media used in the study were Potato Dextrose Borth (PDB) media, Wang media, and papaya fruit extract. Papaya fruit extract also functions as a nutrient source for mushrooms. The pH used is pH 5. The fermentation process of the media added by delignification products of organic material with consortium fungi for 3 days (72 hours). Determination of glucose levels using the sulfuric-phenolic acid method with an ultra violet (UV) and visible light spectrophotometer. The data analysis used was the T-test. Changes that occur in delignification products of organic material when added with microscopic fungal cultures are the addition of glucose and there is a comparison of glucose levels at different concentrations. In treatment A the average glucose level obtained was 15.72375 mg / ml, while in treatment B the average glucose level obtained was 42.475 mg / ml. This proves that the two treatments were significantly different aimed at P>0.05.Keywords: Delignification, Organic Materia, Microbial Fungi (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp.), GlucoseABSTRAKLimbah pertanian disebut juga sebagai bahan berlignoselulosa tersusun oleh tiga polimer. Polimer tersebut dapat menghasilkan produk yang bernilai seperti gula hasil fermentasi. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik yang ditambahkan kultur jamur mikroskopis dan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini memakai metode eksperimental dengan desain perbandingan rerata dua populasi. Terdiri dari 2 perlakuan, yang pertama A: 2,5% (11 kali ulangan) dan yang kedua B: 7,5% (11 kali ulangan), sehingga jumlah total ulangan ada 22 kali ulangan. Memakai konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Media yang digunakan pada penelitian yaitu media Potato Dextrose Borth (PDB), media Wang, dan extrak buah pepaya. Ekstrak buah pepaya juga berfungsi sebagai sumber nutrien untuk jamur. pH yang digunakan yaitu pH 5. Proses fermentasi media yang ditambahkan produk delignifikasi material organik dengan jamur konsorsium selama 3 hari (72 jam). Penentuan kadar glukosa memakai metode asam sulfat-fenol dengan alat spektrofotometer sinar ultra violet (UV) dan tampak. Analisis data yang digunakan yaitu Uji-T. Perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik ketika ditambahkan dengan kultur jamur mikroskopis yaitu ada penambahan glukosa dan terdapat perbandingan kadar glukosa pada konsentrasi yang berbeda. Pada perlakuan A rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yaitu 15,72375 mg/ml, sedangkan pada perlakuan B rata-rata kadar glukosa yang didapat yaitu 42,475 mg/ml. Hal ini membuktikan bahwa dari dua perlakuan berbeda nyata ditujukan pada P>0,05.Kata kunci : Delignifikasi, Material Organik, Jamur Mikroba (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., dan Candida sp.), Glukosa","PeriodicalId":346598,"journal":{"name":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Penambahan Kultur Mikroba Jamur Mikroskopis pada Produk Delignifikasi Material Organik\",\"authors\":\"Durrotul Choiroh Choi, Ahmad Syauqi, Ratna Djuniwati Lisminingsih\",\"doi\":\"10.33474/j.sa.v4i1.9912\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Agricultural waste is also known as a berlignocellulosic material composed of three polymers. These polymers can produce valuable products such as fermented sugar. This study aims to study the changes that occur in delignified organic material products added with microscopic fungal cultures and different concentrations. This study used an experimental method with a mean comparison of two populations. Consisting of 2 treatments, the first A: 2.5% (11 replications) and the second B: 7.5% (11 replications), so that the total number of repetitions was 22 times. Using a consortium of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, and Candida sp. The media used in the study were Potato Dextrose Borth (PDB) media, Wang media, and papaya fruit extract. Papaya fruit extract also functions as a nutrient source for mushrooms. The pH used is pH 5. The fermentation process of the media added by delignification products of organic material with consortium fungi for 3 days (72 hours). Determination of glucose levels using the sulfuric-phenolic acid method with an ultra violet (UV) and visible light spectrophotometer. The data analysis used was the T-test. Changes that occur in delignification products of organic material when added with microscopic fungal cultures are the addition of glucose and there is a comparison of glucose levels at different concentrations. In treatment A the average glucose level obtained was 15.72375 mg / ml, while in treatment B the average glucose level obtained was 42.475 mg / ml. This proves that the two treatments were significantly different aimed at P>0.05.Keywords: Delignification, Organic Materia, Microbial Fungi (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp.), GlucoseABSTRAKLimbah pertanian disebut juga sebagai bahan berlignoselulosa tersusun oleh tiga polimer. Polimer tersebut dapat menghasilkan produk yang bernilai seperti gula hasil fermentasi. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik yang ditambahkan kultur jamur mikroskopis dan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini memakai metode eksperimental dengan desain perbandingan rerata dua populasi. Terdiri dari 2 perlakuan, yang pertama A: 2,5% (11 kali ulangan) dan yang kedua B: 7,5% (11 kali ulangan), sehingga jumlah total ulangan ada 22 kali ulangan. Memakai konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Media yang digunakan pada penelitian yaitu media Potato Dextrose Borth (PDB), media Wang, dan extrak buah pepaya. Ekstrak buah pepaya juga berfungsi sebagai sumber nutrien untuk jamur. pH yang digunakan yaitu pH 5. Proses fermentasi media yang ditambahkan produk delignifikasi material organik dengan jamur konsorsium selama 3 hari (72 jam). Penentuan kadar glukosa memakai metode asam sulfat-fenol dengan alat spektrofotometer sinar ultra violet (UV) dan tampak. Analisis data yang digunakan yaitu Uji-T. Perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik ketika ditambahkan dengan kultur jamur mikroskopis yaitu ada penambahan glukosa dan terdapat perbandingan kadar glukosa pada konsentrasi yang berbeda. Pada perlakuan A rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yaitu 15,72375 mg/ml, sedangkan pada perlakuan B rata-rata kadar glukosa yang didapat yaitu 42,475 mg/ml. Hal ini membuktikan bahwa dari dua perlakuan berbeda nyata ditujukan pada P>0,05.Kata kunci : Delignifikasi, Material Organik, Jamur Mikroba (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., dan Candida sp.), Glukosa\",\"PeriodicalId\":346598,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)\",\"volume\":\"86 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-10-06\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33474/j.sa.v4i1.9912\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33474/j.sa.v4i1.9912","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
农业废弃物也被称为由三种聚合物组成的纤维素材料。这些聚合物可以生产有价值的产品,如发酵糖。本研究旨在研究添加不同浓度的微生物培养物对脱木质素有机物产物的影响。本研究采用两种群均数比较的实验方法。共2个处理,第一组A: 2.5%(11个重复),第二组B: 7.5%(11个重复),共重复22次。采用绿色木霉、黑曲霉、Hansenula sp和念珠菌sp组成的联合培养基。研究中使用的培养基为马铃薯葡萄糖培养基(PDB)、Wang培养基和木瓜果实提取物。木瓜果实提取物也是蘑菇的营养来源。pH值为ph5。以有机材料脱木质素产物为培养基添加菌群真菌发酵3天(72小时)。用紫外和可见光分光光度计测定硫酸-酚酸法测定葡萄糖水平。数据分析采用t检验。有机物质的脱木质素产物在加入微生物培养物时发生的变化是葡萄糖的加入,并在不同浓度下对葡萄糖水平进行比较。A处理的平均葡萄糖水平为15.72375 mg / ml, B处理的平均葡萄糖水平为42.475 mg / ml,在P < 0.05的水平上证明了两种处理的显著差异。关键词:脱木质素,有机物,微生物真菌(绿木霉,黑曲霉,汉氏菌,念珠菌),葡萄糖高分子聚合物对蒙哈司康产品的影响。Penelitian ini memoriliki tujuan yitu untuk mempelajari perubahan yang terjadi padda产品delignifikasi材料有机yang ditambahkan文化jamur microskopis dan konsentrasi yang berbeda。Penelitian ini - memakai方法在实验中的应用和设计,以及对流行病学的研究。Terdiri dari 2 perlakan, yang pertama A: 2.5% (11 kali ulangan), dan yang kedua B: 7.5% (11 kali ulangan), sehinga jumlah total ulangan ada 22 kali ulangan。木霉,黑曲霉,汉氏菌,念珠菌,杨氏菌培养基杨氏菌培养基马铃薯葡萄糖生(PDB),王氏菌培养基,丹特克buah pepaya。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。pH yang digunakan yitu pH 5。研究了发酵介质杨丹巴干产品脱木质素原料有机登干jamur konsorsium selama 3 hari (72 jam)。用紫外分光光度法测定紫外(UV)的紫外分光光度。分析数据:杨迪纳纳坎,yitu Uji-T。Perubahan yang terjadi pada产品,deignifikasi材料,有机,ketika, ditambahkan, dengan,文化,jamur mikroskopis, yitu, penambahan, glukosa, terdapat perbandingand kadar glukosa, padkonsentrasi, yang berbeda。Pada perlakuan A rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yitu 15,72375 mg/ml, sedangkan padar perlakuan B rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yitu 42475 mg/ml。Hal ini membuktikan bahwa dari dua perlakuan berbeda nyata ditujukan pagada >0,05。Kata kunci: Delignifikasi, Material Organik, Jamur Mikroba(绿色木霉,黑曲霉,Hansenula sp., dan Candida sp.), Glukosa
Penambahan Kultur Mikroba Jamur Mikroskopis pada Produk Delignifikasi Material Organik
Agricultural waste is also known as a berlignocellulosic material composed of three polymers. These polymers can produce valuable products such as fermented sugar. This study aims to study the changes that occur in delignified organic material products added with microscopic fungal cultures and different concentrations. This study used an experimental method with a mean comparison of two populations. Consisting of 2 treatments, the first A: 2.5% (11 replications) and the second B: 7.5% (11 replications), so that the total number of repetitions was 22 times. Using a consortium of Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, and Candida sp. The media used in the study were Potato Dextrose Borth (PDB) media, Wang media, and papaya fruit extract. Papaya fruit extract also functions as a nutrient source for mushrooms. The pH used is pH 5. The fermentation process of the media added by delignification products of organic material with consortium fungi for 3 days (72 hours). Determination of glucose levels using the sulfuric-phenolic acid method with an ultra violet (UV) and visible light spectrophotometer. The data analysis used was the T-test. Changes that occur in delignification products of organic material when added with microscopic fungal cultures are the addition of glucose and there is a comparison of glucose levels at different concentrations. In treatment A the average glucose level obtained was 15.72375 mg / ml, while in treatment B the average glucose level obtained was 42.475 mg / ml. This proves that the two treatments were significantly different aimed at P>0.05.Keywords: Delignification, Organic Materia, Microbial Fungi (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., and Candida sp.), GlucoseABSTRAKLimbah pertanian disebut juga sebagai bahan berlignoselulosa tersusun oleh tiga polimer. Polimer tersebut dapat menghasilkan produk yang bernilai seperti gula hasil fermentasi. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik yang ditambahkan kultur jamur mikroskopis dan konsentrasi yang berbeda. Penelitian ini memakai metode eksperimental dengan desain perbandingan rerata dua populasi. Terdiri dari 2 perlakuan, yang pertama A: 2,5% (11 kali ulangan) dan yang kedua B: 7,5% (11 kali ulangan), sehingga jumlah total ulangan ada 22 kali ulangan. Memakai konsorsium jamur Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp, dan Candida sp. Media yang digunakan pada penelitian yaitu media Potato Dextrose Borth (PDB), media Wang, dan extrak buah pepaya. Ekstrak buah pepaya juga berfungsi sebagai sumber nutrien untuk jamur. pH yang digunakan yaitu pH 5. Proses fermentasi media yang ditambahkan produk delignifikasi material organik dengan jamur konsorsium selama 3 hari (72 jam). Penentuan kadar glukosa memakai metode asam sulfat-fenol dengan alat spektrofotometer sinar ultra violet (UV) dan tampak. Analisis data yang digunakan yaitu Uji-T. Perubahan yang terjadi pada produk delignifikasi material organik ketika ditambahkan dengan kultur jamur mikroskopis yaitu ada penambahan glukosa dan terdapat perbandingan kadar glukosa pada konsentrasi yang berbeda. Pada perlakuan A rata-rata kadar glukosa yang didapatkan yaitu 15,72375 mg/ml, sedangkan pada perlakuan B rata-rata kadar glukosa yang didapat yaitu 42,475 mg/ml. Hal ini membuktikan bahwa dari dua perlakuan berbeda nyata ditujukan pada P>0,05.Kata kunci : Delignifikasi, Material Organik, Jamur Mikroba (Trichoderma viride, Aspergillus niger, Hansenula sp., dan Candida sp.), Glukosa