{"title":"Tanah-tanah Dari Batuan Ultrabasik di Sulawesi: Kandungan Logam Berat dan Arahan Pengelolaan untuk Pertanian","authors":"Erna Suryani, Sofyan Ritung","doi":"10.2017/JTI.V42I2.9321","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak . Pemetaan tanah semidetail skala 1:50.000 mengidentifikasi sekurangnya 1.628.485 ha lahan di Sulawesi tanahnya berkembang dari batuan ultrabasik. Permasalahannya adalah tanah-tanah mengandung nikel (Ni) dan kromium (Cr) serta logam berat lainnya dalam konsentrasi tinggi. Kondisi ini dapat meracuni tanaman, yang pada akhirnya membahayakan kesehatan hewan dan manusia. Oleh karena itu sangat penting mengetahui kadar logam berat, terlebih potensi toksiknya terhadap tanaman, dan memberikan arahan pengelolaan untuk pertanian. Sebanyak enam profil terpilih yang berasal dari Kolaka (Sulawesi Tenggara), Luwu Timur (Sulawesi Selatan) dan Morowali (Sulawesi Tengah) telah dideskripsi, dan 29 contoh tanah yang berasal dari 6 profil (HK-16, UY-16, SL-34, SL-09, RM-07 dan YY-09) telah dianalisis kandungan logam berat, mineralogi (komposisi mineral pasir dan liat), dan sifat kimia tanahnya. Hasil penelitian menunjukkan tanah yang berkembang dari batuan ultrabasik (peridotit dan serpentinit) telah mengalami pelapukan lanjut, ditunjukkan oleh warna tanah merah gelap/maron (hue 2.5YR -10R); mineral pasir didominasi oleh mineral resisten (opak, kuarsa, garnet, enstatit dan khlorit); mineral liat didominasi kaolinit dan goetit ditunjukkan pada puncak difraksi 7.3oA dan 4.15-4.16oA. Kesuburan tanah rendah sampai sangat rendah dicirikan oleh kandungan bahan organik, kadar P2O5 dan K2O potensial dan P-tersedia yang umumnya rendah sampai sangat rendah. Basa-basa dapat ditukar rendah, kecuali Mg2+. KTK-tanah dan KTK-liat rendah ( 1,5 cmol(+)/kg, kecuali profil YY-09 dan SL-34 mempunyai KTK efektif 1.5 cmol (+)/kg, except the YY-09 and SL-34 profiles characterizing the acric properties which have effective-CEC <1.5 cmol (+)kg-1. Very high Ni and Cr concentrations exceeded the safety threshold (70 ppm for Ni and 600-1000 ppm for Cr), 670-1508 ppm and 1230-1829 ppm respectively. The concentration of boron (B) and manganese (Mn) is also very high , especially on the SL-09 profile. Soil pH is 3.9-7.0 and colloidal charges are generally negative, causing Si solubility to be higher than Cr, as a result Ni cations are strongly bound to the surface of soil particles, making them more easily absorbed and poison plants. Therefore, suggestions for soil management to suppress Si solubility are: 1) giving organic matter, 2) planting agricultural lime in the form of CaCO3), and 3) planting crops that are not consumed directly, e.g. forestry crops.","PeriodicalId":165570,"journal":{"name":"Jurnal Tanah dan Iklim","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Tanah dan Iklim","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.2017/JTI.V42I2.9321","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Tanah-tanah Dari Batuan Ultrabasik di Sulawesi: Kandungan Logam Berat dan Arahan Pengelolaan untuk Pertanian
Abstrak . Pemetaan tanah semidetail skala 1:50.000 mengidentifikasi sekurangnya 1.628.485 ha lahan di Sulawesi tanahnya berkembang dari batuan ultrabasik. Permasalahannya adalah tanah-tanah mengandung nikel (Ni) dan kromium (Cr) serta logam berat lainnya dalam konsentrasi tinggi. Kondisi ini dapat meracuni tanaman, yang pada akhirnya membahayakan kesehatan hewan dan manusia. Oleh karena itu sangat penting mengetahui kadar logam berat, terlebih potensi toksiknya terhadap tanaman, dan memberikan arahan pengelolaan untuk pertanian. Sebanyak enam profil terpilih yang berasal dari Kolaka (Sulawesi Tenggara), Luwu Timur (Sulawesi Selatan) dan Morowali (Sulawesi Tengah) telah dideskripsi, dan 29 contoh tanah yang berasal dari 6 profil (HK-16, UY-16, SL-34, SL-09, RM-07 dan YY-09) telah dianalisis kandungan logam berat, mineralogi (komposisi mineral pasir dan liat), dan sifat kimia tanahnya. Hasil penelitian menunjukkan tanah yang berkembang dari batuan ultrabasik (peridotit dan serpentinit) telah mengalami pelapukan lanjut, ditunjukkan oleh warna tanah merah gelap/maron (hue 2.5YR -10R); mineral pasir didominasi oleh mineral resisten (opak, kuarsa, garnet, enstatit dan khlorit); mineral liat didominasi kaolinit dan goetit ditunjukkan pada puncak difraksi 7.3oA dan 4.15-4.16oA. Kesuburan tanah rendah sampai sangat rendah dicirikan oleh kandungan bahan organik, kadar P2O5 dan K2O potensial dan P-tersedia yang umumnya rendah sampai sangat rendah. Basa-basa dapat ditukar rendah, kecuali Mg2+. KTK-tanah dan KTK-liat rendah ( 1,5 cmol(+)/kg, kecuali profil YY-09 dan SL-34 mempunyai KTK efektif 1.5 cmol (+)/kg, except the YY-09 and SL-34 profiles characterizing the acric properties which have effective-CEC <1.5 cmol (+)kg-1. Very high Ni and Cr concentrations exceeded the safety threshold (70 ppm for Ni and 600-1000 ppm for Cr), 670-1508 ppm and 1230-1829 ppm respectively. The concentration of boron (B) and manganese (Mn) is also very high , especially on the SL-09 profile. Soil pH is 3.9-7.0 and colloidal charges are generally negative, causing Si solubility to be higher than Cr, as a result Ni cations are strongly bound to the surface of soil particles, making them more easily absorbed and poison plants. Therefore, suggestions for soil management to suppress Si solubility are: 1) giving organic matter, 2) planting agricultural lime in the form of CaCO3), and 3) planting crops that are not consumed directly, e.g. forestry crops.