{"title":"蜡染工匠通过社会资本发展在三宝垄蜡染村的战略营销业绩","authors":"Shintya Novita Rahmawati, Andhatu Achsa, Rian Destiningsih","doi":"10.31002/rep.v3i2.1044","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena penurunan yang signifikan pada penjualan batik para pengrajin batik. Diduga karena akses informasi pasar, jangkauan pasar, jejaring kerja, dan akses lokasi yang kurang mendukung perkembangan usaha pengrajin batik. Fenomena lain yang lebih serius adalah warga Kota Semarang yang masih belum banyak yang mengenal produksi batik di Kampung Batik Kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu Internal-External (IE) Matrik, Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrik, dan Quantitative Strategic Planning Matrik(QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang berada pada kuadran V (hold and maintain atau pertahankan dan pelihara) dengan nilai koordinat (2,480, 2,735) yang berarti pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang sedang. Adapun tiga prioritas strategi tertinggi nilainya antara lain memberdayakan paguyuban untuk mensinergikan seluruh elemen yang ada di kampung batik maupun kampung jadul, meningkatkan branding dengan dilandasi adanya rasa memiliki, memberdayakan keberadaan organisasi serta dukungan pemerintah untuk mengorganisir semua pengrajin untuk bergabung dan aktif secara bersama memajukan kampung batik yang dilandasi rasa percaya dan rasa memiliki.","PeriodicalId":239685,"journal":{"name":"Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"STRATEGI PENGUATAN KINERJA PEMASARAN PENGRAJIN BATIK MELALUI PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL PADA KAMPUNG BATIK KOTA SEMARANG\",\"authors\":\"Shintya Novita Rahmawati, Andhatu Achsa, Rian Destiningsih\",\"doi\":\"10.31002/rep.v3i2.1044\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena penurunan yang signifikan pada penjualan batik para pengrajin batik. Diduga karena akses informasi pasar, jangkauan pasar, jejaring kerja, dan akses lokasi yang kurang mendukung perkembangan usaha pengrajin batik. Fenomena lain yang lebih serius adalah warga Kota Semarang yang masih belum banyak yang mengenal produksi batik di Kampung Batik Kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu Internal-External (IE) Matrik, Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrik, dan Quantitative Strategic Planning Matrik(QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang berada pada kuadran V (hold and maintain atau pertahankan dan pelihara) dengan nilai koordinat (2,480, 2,735) yang berarti pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang sedang. Adapun tiga prioritas strategi tertinggi nilainya antara lain memberdayakan paguyuban untuk mensinergikan seluruh elemen yang ada di kampung batik maupun kampung jadul, meningkatkan branding dengan dilandasi adanya rasa memiliki, memberdayakan keberadaan organisasi serta dukungan pemerintah untuk mengorganisir semua pengrajin untuk bergabung dan aktif secara bersama memajukan kampung batik yang dilandasi rasa percaya dan rasa memiliki.\",\"PeriodicalId\":239685,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan)\",\"volume\":\"43 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31002/rep.v3i2.1044\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal REP (Riset Ekonomi Pembangunan)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31002/rep.v3i2.1044","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
这项研究为蜡染工匠的销售明显下降提供了证据。据称,由于市场信息访问、市场范围、工作网络和地点访问对蜡染工匠工作的发展不利。更严重的是三宝垄的居民,他们对三宝垄蜡染店的生产知之甚少。我们使用的方法是内部外部,加强开放风险,和开放战略计划Matrik(QSPM)。研究表明,蜡染工艺品在三宝垄蜡染村的位置是V象限(hold and maintain或维持和维护),其核心值为2.480、2735,这意味着三宝垄蜡染店的蜡染工艺品具有中度和中度的内在和外部能力。至于另外三个最高优先战略价值之间的授权公司mensinergikan蜡染的元素都在家乡和家乡很旧,增加由于是出于品牌归属感,它赋予组织的存在和所有工匠参加政府组织的财政支持和积极促进家乡蜡染的信任感和归属感。
STRATEGI PENGUATAN KINERJA PEMASARAN PENGRAJIN BATIK MELALUI PENGEMBANGAN MODAL SOSIAL PADA KAMPUNG BATIK KOTA SEMARANG
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena penurunan yang signifikan pada penjualan batik para pengrajin batik. Diduga karena akses informasi pasar, jangkauan pasar, jejaring kerja, dan akses lokasi yang kurang mendukung perkembangan usaha pengrajin batik. Fenomena lain yang lebih serius adalah warga Kota Semarang yang masih belum banyak yang mengenal produksi batik di Kampung Batik Kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu Internal-External (IE) Matrik, Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrik, dan Quantitative Strategic Planning Matrik(QSPM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang berada pada kuadran V (hold and maintain atau pertahankan dan pelihara) dengan nilai koordinat (2,480, 2,735) yang berarti pengrajin batik di Kampung Batik Kota Semarang memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang sedang. Adapun tiga prioritas strategi tertinggi nilainya antara lain memberdayakan paguyuban untuk mensinergikan seluruh elemen yang ada di kampung batik maupun kampung jadul, meningkatkan branding dengan dilandasi adanya rasa memiliki, memberdayakan keberadaan organisasi serta dukungan pemerintah untuk mengorganisir semua pengrajin untuk bergabung dan aktif secara bersama memajukan kampung batik yang dilandasi rasa percaya dan rasa memiliki.