{"title":"作为一种当地神学:","authors":"Jhon Ferdinand Sihombing, Claudie Valda Silooy","doi":"10.46348/car.v4i1.173","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini bertujuan untuk mempercakapkan dalihan na tolu dalam Batak Toba dan Lukas 16: 19-31 dengan perspektif Robert J. Schreiter tentang teologi lokal. Kajian awal terhadap dalihan na tolu telah memunculkan fakta bahwa terdapat perbedaan seseorang dengan yang lain karena status hula-hula, dongan tubu atau boru, dan ketidaksetaraan gender. Hula-hula akan menjadi orang yang sangat dihormati dalam sebuha adat, dongan tubu sebagai sahabat dari orang yang mengadakan adat, sedangkan boru adalah pekerja dalam adat tersebut. Dalam hal ini, hula-hula menjadi pihak yang sangat diuntungkan dibandingkan dengan boru. Penentuan posisi seseorang selalu merujuk kepada marga laki-laki, sehingga perempuan harus mengikut marga suaminya. Dalam mengkaji tulisan ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif yaitu upaya kontekstualisasi berbasis teologi Robert J. Schreiter tentang teologi lokal dengan kajian pustaka. Kajian ini menemukan bahwa dalihan na tolu menjunjung tinggi nilai kekerabatan yang sangat tinggi, demikian juga Lukas 16: 19-31 yang menekankan kepedulian terdapan orang lain. Berdasakan kajian ini, penulis menyimpulkan bahwa dalihan na tolu adalah sebuah teologi lokal yang sangat penting untuk dipertahankan.","PeriodicalId":431596,"journal":{"name":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Dalihan na tolu sebagai teologi lokal:\",\"authors\":\"Jhon Ferdinand Sihombing, Claudie Valda Silooy\",\"doi\":\"10.46348/car.v4i1.173\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tulisan ini bertujuan untuk mempercakapkan dalihan na tolu dalam Batak Toba dan Lukas 16: 19-31 dengan perspektif Robert J. Schreiter tentang teologi lokal. Kajian awal terhadap dalihan na tolu telah memunculkan fakta bahwa terdapat perbedaan seseorang dengan yang lain karena status hula-hula, dongan tubu atau boru, dan ketidaksetaraan gender. Hula-hula akan menjadi orang yang sangat dihormati dalam sebuha adat, dongan tubu sebagai sahabat dari orang yang mengadakan adat, sedangkan boru adalah pekerja dalam adat tersebut. Dalam hal ini, hula-hula menjadi pihak yang sangat diuntungkan dibandingkan dengan boru. Penentuan posisi seseorang selalu merujuk kepada marga laki-laki, sehingga perempuan harus mengikut marga suaminya. Dalam mengkaji tulisan ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif yaitu upaya kontekstualisasi berbasis teologi Robert J. Schreiter tentang teologi lokal dengan kajian pustaka. Kajian ini menemukan bahwa dalihan na tolu menjunjung tinggi nilai kekerabatan yang sangat tinggi, demikian juga Lukas 16: 19-31 yang menekankan kepedulian terdapan orang lain. Berdasakan kajian ini, penulis menyimpulkan bahwa dalihan na tolu adalah sebuah teologi lokal yang sangat penting untuk dipertahankan.\",\"PeriodicalId\":431596,\"journal\":{\"name\":\"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika\",\"volume\":\"9 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46348/car.v4i1.173\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"CARAKA: Jurnal Teologi Biblika dan Praktika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46348/car.v4i1.173","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
这篇文章的目的是用罗伯特·J·施瑞特对当地神学的看法来讨论纳塔克托巴和路加福音16:19-31的论点。最初的研究表明,由于呼啦圈、吊索或鲍尔的地位以及性别不平等,一个人与另一个人的区别是显而易见的。呼拉圈将成为传统文化中受人尊敬的人,首先是那些在当地习俗中工作的人的朋友。在这方面,呼拉圈比博鲁更受益。一个人的决定总是提到一个男性的名字,所以女性应该追随她的丈夫的名字。在对这篇文章的研究中,作者将使用一种定性的方法,即基于神学的罗伯特·J·施莱特(Robert J. Schreiter)对当地神学的对照研究。这项研究发现,纳托鲁·达里汗和路加福音16章19-31节都强调他人的贫困。根据这项研究,作者得出结论,萨拉·纳·托鲁是一种非常重要的地方神学,必须保留。
Tulisan ini bertujuan untuk mempercakapkan dalihan na tolu dalam Batak Toba dan Lukas 16: 19-31 dengan perspektif Robert J. Schreiter tentang teologi lokal. Kajian awal terhadap dalihan na tolu telah memunculkan fakta bahwa terdapat perbedaan seseorang dengan yang lain karena status hula-hula, dongan tubu atau boru, dan ketidaksetaraan gender. Hula-hula akan menjadi orang yang sangat dihormati dalam sebuha adat, dongan tubu sebagai sahabat dari orang yang mengadakan adat, sedangkan boru adalah pekerja dalam adat tersebut. Dalam hal ini, hula-hula menjadi pihak yang sangat diuntungkan dibandingkan dengan boru. Penentuan posisi seseorang selalu merujuk kepada marga laki-laki, sehingga perempuan harus mengikut marga suaminya. Dalam mengkaji tulisan ini, penulis akan menggunakan metode kualitatif yaitu upaya kontekstualisasi berbasis teologi Robert J. Schreiter tentang teologi lokal dengan kajian pustaka. Kajian ini menemukan bahwa dalihan na tolu menjunjung tinggi nilai kekerabatan yang sangat tinggi, demikian juga Lukas 16: 19-31 yang menekankan kepedulian terdapan orang lain. Berdasakan kajian ini, penulis menyimpulkan bahwa dalihan na tolu adalah sebuah teologi lokal yang sangat penting untuk dipertahankan.