{"title":"SEBUAH KASUS SUSPEK LEUKOPLAKIA PADA LAKI-LAKI 44 TAHUN (DILEMATIC PROBLEM IN DIAGNOSIS AND MANAGEMENT)","authors":"N. Bariyah, Fitria Mailiza","doi":"10.33854/JBD.V5I2.154","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar belakang : Leukoplakia adalah istilah klinik untuk plak ataubercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus dan tidakdapat diklasifikasikan sebagai penyakit lain apapun yang dapat didiagnosis secara klinis. Insiden terjadinya leukoplakia pada suatupopulasi sekitar 0,1%. Salah satu faktor predisposisinya adalahmerokok. Kebiasaan merokok cukup sulit dihilangkan dalam edukasiterhadap pasien. Hal ini menimbulkan dilema dalam edukasi tehadapkasus leukoplakia. Tujuan : Melaporkan penatalaksanaan sebuahkasus suspek leukoplakia pada laki-laki 44 tahun yang dipicu olehfaktor merokok. Kasus : Seorang pasien laki-laki berusia 44 tahundatang dengan keluhan ingin memeriksakan bercak putih pada gusi danlangit-langit rongga mulutnya sudah 6 bulan dan tidak terasa nyeri.Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoralterdapat plak putih tidak dapat dikerok pada daerah gingiva danpalatum. Penatalaksanaan kasus : Melakukan KIE dengan pasiendiinstruksikan agar mengurangi kebiasaan merokoknya dan merujuk kedokter spesialis penyakit mulut. Pembahasan : Pemeriksaanhistopatologi dan sitologi dapat membantu dalam penegakan diagnosisleukoplakia. Akan tampak adanya perubahan keratinisasi sel epitelium,terutama pada bagian superfisial. Secara mikroskopis, perubahan inidapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu hiperkeratosis,hiperparakeratosis, akantosis, diskeratosis atau displasia, karsinoma insitu. Simpulan : Untuk menegakkan diagnosis dan managemen kasusleukoplakia diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan klinisi.","PeriodicalId":431866,"journal":{"name":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"B-Dent, Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33854/JBD.V5I2.154","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
SEBUAH KASUS SUSPEK LEUKOPLAKIA PADA LAKI-LAKI 44 TAHUN (DILEMATIC PROBLEM IN DIAGNOSIS AND MANAGEMENT)
Latar belakang : Leukoplakia adalah istilah klinik untuk plak ataubercak putih pada mukosa mulut yang tidak dapat dihapus dan tidakdapat diklasifikasikan sebagai penyakit lain apapun yang dapat didiagnosis secara klinis. Insiden terjadinya leukoplakia pada suatupopulasi sekitar 0,1%. Salah satu faktor predisposisinya adalahmerokok. Kebiasaan merokok cukup sulit dihilangkan dalam edukasiterhadap pasien. Hal ini menimbulkan dilema dalam edukasi tehadapkasus leukoplakia. Tujuan : Melaporkan penatalaksanaan sebuahkasus suspek leukoplakia pada laki-laki 44 tahun yang dipicu olehfaktor merokok. Kasus : Seorang pasien laki-laki berusia 44 tahundatang dengan keluhan ingin memeriksakan bercak putih pada gusi danlangit-langit rongga mulutnya sudah 6 bulan dan tidak terasa nyeri.Pemeriksaan ekstraoral tidak ada kelainan. Pemeriksaan intraoralterdapat plak putih tidak dapat dikerok pada daerah gingiva danpalatum. Penatalaksanaan kasus : Melakukan KIE dengan pasiendiinstruksikan agar mengurangi kebiasaan merokoknya dan merujuk kedokter spesialis penyakit mulut. Pembahasan : Pemeriksaanhistopatologi dan sitologi dapat membantu dalam penegakan diagnosisleukoplakia. Akan tampak adanya perubahan keratinisasi sel epitelium,terutama pada bagian superfisial. Secara mikroskopis, perubahan inidapat dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu hiperkeratosis,hiperparakeratosis, akantosis, diskeratosis atau displasia, karsinoma insitu. Simpulan : Untuk menegakkan diagnosis dan managemen kasusleukoplakia diperlukan kerja sama yang baik antara pasien dan klinisi.