对黑格尔的批评

Yuni Pangestutiani
{"title":"对黑格尔的批评","authors":"Yuni Pangestutiani","doi":"10.53429/spiritualis.v4i1.45","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hegel merupakan puncak gerakan filsafat Jerman yang berawal dari Kant, Para filsuf akademik terkemuka baik di Amerika maupun Britania Raya sangat bercorak Hegelian. Hegel memandang bahwa hakekat realistis dideduksi dari pertimbangan tunggal bahwa realitas tidak harus kontradiktif diri. Corak pembeda lainnya (yang terkait erat dengan yang pertama) adalah gerakan tri tunggal yang disebut “dialektik” yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Triade-triade dialektik itu misalnya : “ada-tidak ada-menjadi” dan “Hukum (lahiriah)-moralitas (batin)-kesusilaan (sinteksis dari lahir dan batin)”. Titik pangkal filsafat Hegel adalah keyakinan bahwa “ide yang dimengerti dan kenyataan”, itu sama saja. Maka tidak ada perbedaan antara bidang “rasio” dan bidang “realitas”. Rasionalitas dan realitas itu sama menurut Hegel, menurutnya yang dimengerti itu real dan yang real itu dimengerti. “Berfikir” dan “ada” itu sama seluruh kenyataan itu satu proses dialektis. Hegel menyatakan bahwa hukum dialektis ini memimpin perkembangan jiwa. Marx tidak puas dengan dialektika Hegel yang berpusat pada ide/roh. Hal ini bagi Marx terlalu abstrak dan tidak menyentuh realitas konkrit. Pengertian ini tidak sesuai dengan tesis Karl Marx bahwa filsafat harus mengubah cara orang bertindak. Marx membalik dialektika ide Hegel menjadi dialektika materi. Hegel menyatakan bahwa kesadaranlah yang menentukan realitas, maka Marx mendekonstruksinya dengan mengatakan bahwa praksis materiallah yang menentukan kesadaran. Pandangan Kierkegaard dapat dijelaskan melalui tema sentralnya mengenai apa yang dimaksud dengan “akal yang bereksistensi”. Perkembangan tema Kierkegaard ini merupakan reaksi keras terhadap rasionalisme Hegel F. Budi Hardiman menjelaskan : Kritik Kierkegaard atas Hegelianisme bukan sekedar sebuah minat teoritis, melainkan didasari oleh sebuah keprihatinan praktis terhadap perilaku keagamaan di Denmark. Pada titik inilah Kierkegaard lalu menunjukkan bahwa “biang keladi” kemerosotan penghayatan iman ini tak lain adalah filsafat Hegel. Menurut Kierkegaard, realita Hegel tidaklah memiliki relasi dengan realita keberadaan manusia.","PeriodicalId":119530,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf","volume":"115 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kritik Terhadap Hegel\",\"authors\":\"Yuni Pangestutiani\",\"doi\":\"10.53429/spiritualis.v4i1.45\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Hegel merupakan puncak gerakan filsafat Jerman yang berawal dari Kant, Para filsuf akademik terkemuka baik di Amerika maupun Britania Raya sangat bercorak Hegelian. Hegel memandang bahwa hakekat realistis dideduksi dari pertimbangan tunggal bahwa realitas tidak harus kontradiktif diri. Corak pembeda lainnya (yang terkait erat dengan yang pertama) adalah gerakan tri tunggal yang disebut “dialektik” yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Triade-triade dialektik itu misalnya : “ada-tidak ada-menjadi” dan “Hukum (lahiriah)-moralitas (batin)-kesusilaan (sinteksis dari lahir dan batin)”. Titik pangkal filsafat Hegel adalah keyakinan bahwa “ide yang dimengerti dan kenyataan”, itu sama saja. Maka tidak ada perbedaan antara bidang “rasio” dan bidang “realitas”. Rasionalitas dan realitas itu sama menurut Hegel, menurutnya yang dimengerti itu real dan yang real itu dimengerti. “Berfikir” dan “ada” itu sama seluruh kenyataan itu satu proses dialektis. Hegel menyatakan bahwa hukum dialektis ini memimpin perkembangan jiwa. Marx tidak puas dengan dialektika Hegel yang berpusat pada ide/roh. Hal ini bagi Marx terlalu abstrak dan tidak menyentuh realitas konkrit. Pengertian ini tidak sesuai dengan tesis Karl Marx bahwa filsafat harus mengubah cara orang bertindak. Marx membalik dialektika ide Hegel menjadi dialektika materi. Hegel menyatakan bahwa kesadaranlah yang menentukan realitas, maka Marx mendekonstruksinya dengan mengatakan bahwa praksis materiallah yang menentukan kesadaran. Pandangan Kierkegaard dapat dijelaskan melalui tema sentralnya mengenai apa yang dimaksud dengan “akal yang bereksistensi”. Perkembangan tema Kierkegaard ini merupakan reaksi keras terhadap rasionalisme Hegel F. Budi Hardiman menjelaskan : Kritik Kierkegaard atas Hegelianisme bukan sekedar sebuah minat teoritis, melainkan didasari oleh sebuah keprihatinan praktis terhadap perilaku keagamaan di Denmark. Pada titik inilah Kierkegaard lalu menunjukkan bahwa “biang keladi” kemerosotan penghayatan iman ini tak lain adalah filsafat Hegel. Menurut Kierkegaard, realita Hegel tidaklah memiliki relasi dengan realita keberadaan manusia.\",\"PeriodicalId\":119530,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf\",\"volume\":\"115 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-08-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.53429/spiritualis.v4i1.45\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Spiritualis: Jurnal Pemikiran Islam dan Tasawuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53429/spiritualis.v4i1.45","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

黑格尔是德国哲学运动中最著名的康德,美国和英国的学术哲学家都有许多特点。黑格尔认为,现实的本质是由一个单一的考虑推导出来的,即现实不应该矛盾。另一个显著的特征是一种叫做“辩证法”的三位一体运动,即论文、对偶和合成。辩证法的作用是:“有成为”和“道德(内在)——正确性(出生和内在)。”黑格尔哲学的核心是这样一种信念:“被理解的想法和现实”是一样的。所以在比率和现实之间没有区别。根据黑格尔的说法,理性和现实是一样的,他认为被理解的是真实的,真正的是被理解的。“思考”和“存在”是同一个事实,这是一个辩证过程。黑格尔声称这条辩证法导致了灵魂的发展。马克思对黑格尔以精神为中心的辩证法不满意。马克思太抽象了,不触及具体的现实。这种理解与卡尔·马克思的论文并不一致,即哲学必须改变人们的行为方式。马克思把黑格尔思想的辩证法变成了物质辩证法。黑格尔声称,意识决定了现实,因此马克思将其归因于上帝的物质实践决定了意识。克尔凯郭尔的观点可以通过他对“理性存在”的中心主题来解释。克尔凯郭尔主题的发展是对黑格尔主义理性主义的强烈反应:克尔凯郭尔对希腊主义的批评不仅仅是理论上的兴趣,而是基于对丹麦宗教行为的实际担忧。克尔凯郭尔接着指出,这些信仰诱惑的“罪魁祸首”正是黑格尔的哲学。克尔凯郭尔说,黑格尔的现实与人类存在的现实无关。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
Kritik Terhadap Hegel
Hegel merupakan puncak gerakan filsafat Jerman yang berawal dari Kant, Para filsuf akademik terkemuka baik di Amerika maupun Britania Raya sangat bercorak Hegelian. Hegel memandang bahwa hakekat realistis dideduksi dari pertimbangan tunggal bahwa realitas tidak harus kontradiktif diri. Corak pembeda lainnya (yang terkait erat dengan yang pertama) adalah gerakan tri tunggal yang disebut “dialektik” yaitu tesis, antitesis dan sintesis. Triade-triade dialektik itu misalnya : “ada-tidak ada-menjadi” dan “Hukum (lahiriah)-moralitas (batin)-kesusilaan (sinteksis dari lahir dan batin)”. Titik pangkal filsafat Hegel adalah keyakinan bahwa “ide yang dimengerti dan kenyataan”, itu sama saja. Maka tidak ada perbedaan antara bidang “rasio” dan bidang “realitas”. Rasionalitas dan realitas itu sama menurut Hegel, menurutnya yang dimengerti itu real dan yang real itu dimengerti. “Berfikir” dan “ada” itu sama seluruh kenyataan itu satu proses dialektis. Hegel menyatakan bahwa hukum dialektis ini memimpin perkembangan jiwa. Marx tidak puas dengan dialektika Hegel yang berpusat pada ide/roh. Hal ini bagi Marx terlalu abstrak dan tidak menyentuh realitas konkrit. Pengertian ini tidak sesuai dengan tesis Karl Marx bahwa filsafat harus mengubah cara orang bertindak. Marx membalik dialektika ide Hegel menjadi dialektika materi. Hegel menyatakan bahwa kesadaranlah yang menentukan realitas, maka Marx mendekonstruksinya dengan mengatakan bahwa praksis materiallah yang menentukan kesadaran. Pandangan Kierkegaard dapat dijelaskan melalui tema sentralnya mengenai apa yang dimaksud dengan “akal yang bereksistensi”. Perkembangan tema Kierkegaard ini merupakan reaksi keras terhadap rasionalisme Hegel F. Budi Hardiman menjelaskan : Kritik Kierkegaard atas Hegelianisme bukan sekedar sebuah minat teoritis, melainkan didasari oleh sebuah keprihatinan praktis terhadap perilaku keagamaan di Denmark. Pada titik inilah Kierkegaard lalu menunjukkan bahwa “biang keladi” kemerosotan penghayatan iman ini tak lain adalah filsafat Hegel. Menurut Kierkegaard, realita Hegel tidaklah memiliki relasi dengan realita keberadaan manusia.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信