从事研究生学习的印度尼西亚家庭-学校伙伴关系

Pasiningsih
{"title":"从事研究生学习的印度尼西亚家庭-学校伙伴关系","authors":"Pasiningsih","doi":"10.21009/jiv.1601.1","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesian students who study in Australia sometimes bring their family members, such as their children. Therefore, they do not only play a role as a student but also as a parent. The role will be more complex as they need to build partnership with their children’s school. Building family-school partnerships with families from culturally and linguistically difference can be challenging. Therefore, the aim of this research project was to understand the perspectives of Indonesian families to the notion of partnerships with the school for their children’s education. This study specifically focused on Indonesian families who study postgraduate education in Australia and have a child or children studying in early childhood education settings. This research was based on an exploratory case study. It involved semi-structured interviews with open-ended questions. The data was analyzed using an inductive strategy and thematic analysis. Findings showed that there was discrepancy between participants’ perspectives on authentic partnerships and the practice. Parents viewed partnerships as a collaboration only when they had concerns to children. Lack of open communication emerged as the challenge because participants’ role as a student. Parents felt hesitant also to ask about their children’s school program because of the lack of communication from the teacher and the cultural factor. Therefore, Indonesian families who have dual roles, as students and parents, and Australian teachers who have students that their parents also study could rethink what kind of partnerships that is effective for the benefit of children. \n  \nMahasiswa Indonesia yang belajar di Australia terkadang membawa serta anggota keluarga, salah satunya adalah anak. Oleh karena itu, mereka memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan sebagai orang tua. Peran tersebut menjadi lebih rumit jika anak mereka juga sekolah di Australia karena mereka diharapkan juga membangun kemitraan dengan sekolah anaknya. Membangun kemitraan antara sekolah dan orang tua dari negara yang berbeda bahasa dan budaya memiliki tantanganan tersendiri. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memahami perspektif keluarga Indonesia tentang konsep kemitraan antara keluarga dan sekolah. Penelitian ini berfokus pada keluarga Indonesia yang sedang melanjutkan studi S2 di Australia dan mempunyai anak yang bersekolah di pendidikan anak usia dini. Penelitian ini berbentuk studi kasus eksploratori. Pengambilan data melalui wawancara semi-struktural dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Analisis data menggunakan strategi induktif dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan orangtua memiliki kekhawatiran yang berbeda terkait anaknya di sekolah. Ada ketidaksesuaian antara perspektif partisipan terkait konsep kemitraan dengan praktek di lapangan. Orangtua menganggap kemitraan sebagai kolaborasi hanya jika ada permasalahan pada anak. Kurangnya komunikasi menjadi tantangan kemitraan akibat peran orang tua sebagai mahasiswa. Orangtua ragu untuk bertanya terkait program sekolah karena kurangnya komunikasi dari guru dan juga faktor kultural. Maka  dari itu, keluarga Indonesia yang memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan orangtua, serta guru PAUD di Australia yang memiliki siswa dengan orang tua yang juga pelajar di Australia dapat meninjau ulang kemitraan yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak.","PeriodicalId":234954,"journal":{"name":"JIV-Jurnal Ilmiah Visi","volume":"115 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"FAMILY-SCHOOL PARTNERSHIPS OF INDONESIAN FAMILIES ENGAGED IN POSTGRADUATE STUDY\",\"authors\":\"Pasiningsih\",\"doi\":\"10.21009/jiv.1601.1\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesian students who study in Australia sometimes bring their family members, such as their children. Therefore, they do not only play a role as a student but also as a parent. The role will be more complex as they need to build partnership with their children’s school. Building family-school partnerships with families from culturally and linguistically difference can be challenging. Therefore, the aim of this research project was to understand the perspectives of Indonesian families to the notion of partnerships with the school for their children’s education. This study specifically focused on Indonesian families who study postgraduate education in Australia and have a child or children studying in early childhood education settings. This research was based on an exploratory case study. It involved semi-structured interviews with open-ended questions. The data was analyzed using an inductive strategy and thematic analysis. Findings showed that there was discrepancy between participants’ perspectives on authentic partnerships and the practice. Parents viewed partnerships as a collaboration only when they had concerns to children. Lack of open communication emerged as the challenge because participants’ role as a student. Parents felt hesitant also to ask about their children’s school program because of the lack of communication from the teacher and the cultural factor. Therefore, Indonesian families who have dual roles, as students and parents, and Australian teachers who have students that their parents also study could rethink what kind of partnerships that is effective for the benefit of children. \\n  \\nMahasiswa Indonesia yang belajar di Australia terkadang membawa serta anggota keluarga, salah satunya adalah anak. Oleh karena itu, mereka memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan sebagai orang tua. Peran tersebut menjadi lebih rumit jika anak mereka juga sekolah di Australia karena mereka diharapkan juga membangun kemitraan dengan sekolah anaknya. Membangun kemitraan antara sekolah dan orang tua dari negara yang berbeda bahasa dan budaya memiliki tantanganan tersendiri. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memahami perspektif keluarga Indonesia tentang konsep kemitraan antara keluarga dan sekolah. Penelitian ini berfokus pada keluarga Indonesia yang sedang melanjutkan studi S2 di Australia dan mempunyai anak yang bersekolah di pendidikan anak usia dini. Penelitian ini berbentuk studi kasus eksploratori. Pengambilan data melalui wawancara semi-struktural dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Analisis data menggunakan strategi induktif dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan orangtua memiliki kekhawatiran yang berbeda terkait anaknya di sekolah. Ada ketidaksesuaian antara perspektif partisipan terkait konsep kemitraan dengan praktek di lapangan. Orangtua menganggap kemitraan sebagai kolaborasi hanya jika ada permasalahan pada anak. Kurangnya komunikasi menjadi tantangan kemitraan akibat peran orang tua sebagai mahasiswa. Orangtua ragu untuk bertanya terkait program sekolah karena kurangnya komunikasi dari guru dan juga faktor kultural. Maka  dari itu, keluarga Indonesia yang memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan orangtua, serta guru PAUD di Australia yang memiliki siswa dengan orang tua yang juga pelajar di Australia dapat meninjau ulang kemitraan yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak.\",\"PeriodicalId\":234954,\"journal\":{\"name\":\"JIV-Jurnal Ilmiah Visi\",\"volume\":\"115 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JIV-Jurnal Ilmiah Visi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21009/jiv.1601.1\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JIV-Jurnal Ilmiah Visi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21009/jiv.1601.1","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

在澳大利亚学习的印尼学生有时会带上他们的家人,比如他们的孩子。因此,他们不仅扮演学生的角色,而且扮演家长的角色。这个角色将更加复杂,因为他们需要与孩子的学校建立伙伴关系。与来自文化和语言差异的家庭建立家庭-学校合作关系可能具有挑战性。因此,这个研究项目的目的是了解印尼家庭对与学校合作教育子女的看法。这项研究特别关注在澳大利亚学习研究生教育的印度尼西亚家庭,他们有一个或多个孩子在幼儿教育机构学习。本研究基于探索性案例研究。它包括带有开放式问题的半结构化访谈。数据分析采用归纳策略和专题分析。调查结果表明,参与者对真实伙伴关系的看法与实践存在差异。父母只有在关心孩子的时候才会把伙伴关系看作是一种合作。由于参与者作为学生的角色,缺乏开放的沟通成为了挑战。由于缺乏与老师的沟通和文化因素,家长在询问孩子的学校计划时也感到犹豫。因此,作为学生和家长的双重角色的印度尼西亚家庭,以及父母也在学习学生的澳大利亚教师,应该重新思考什么样的伙伴关系对孩子的利益是有效的。Mahasiswa印度尼西亚yang belajar di澳大利亚terkadang membawa serta anggota keluarga, salah satunya adalah anak。Oleh karena itu, mereka memoriliki peran ganda, sebagai mahasiswa和sebagai orangtua。Peran tersebut menjadi lebih rumit jika anak mereka juga sekolah澳大利亚karena mereka diharapkan juga membangun kemitraan dengan sekolah anaknya。成员们都知道自己是谁,也知道自己是谁,也知道自己是谁。Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memahami perspektif keluarga印度尼西亚tentang konsep kemitraan antara keluarga dan sekolah。Penelitian ini berfokus pada keluarga印度尼西亚yang sedang melanjutkan研究S2 di澳大利亚dan mempunyai anak yang bersekolah di pendidikan anak usia dini。Penelitian ini berbentuk研究kasus eksploratori。彭甘比兰的数据、数据、数据、数据、数据、数据和数据。分析数据蒙古纳坎战略产业和分析技术。哈西尔·潘内利安·曼努朱克安·红毛猩猩·克哈瓦蒂兰·扬·贝贝达·阿纳克尼亚·迪·斯科拉。Ada ketidaks - susuan - antara透视,partisipan terkait konsep kemitraan dengan praktek di lapangan。红毛猩猩,孟冈加,kemitraan, sebagai, kolaborasi, hanya, jika, ada, permasalahan, padanak。Kurangnya komunikasi menjadi tantanangan kemitraan akibat peran orang tubagai mahasiswa。猩猩ragu untuk bertanya terkait程序sekolah karena kurangnya komunikasi dari guru dan juga faktor文化。Maka dari, keluarga Indonesia, yang memiliki peran anda, sebagai mahasiswa dan orangtua, serta guru PAUD di Australia, yang memiliki siswa dengan orangang, yang juga pelajar di Australia, dapat meninjau ulang kemitraan, yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
FAMILY-SCHOOL PARTNERSHIPS OF INDONESIAN FAMILIES ENGAGED IN POSTGRADUATE STUDY
Indonesian students who study in Australia sometimes bring their family members, such as their children. Therefore, they do not only play a role as a student but also as a parent. The role will be more complex as they need to build partnership with their children’s school. Building family-school partnerships with families from culturally and linguistically difference can be challenging. Therefore, the aim of this research project was to understand the perspectives of Indonesian families to the notion of partnerships with the school for their children’s education. This study specifically focused on Indonesian families who study postgraduate education in Australia and have a child or children studying in early childhood education settings. This research was based on an exploratory case study. It involved semi-structured interviews with open-ended questions. The data was analyzed using an inductive strategy and thematic analysis. Findings showed that there was discrepancy between participants’ perspectives on authentic partnerships and the practice. Parents viewed partnerships as a collaboration only when they had concerns to children. Lack of open communication emerged as the challenge because participants’ role as a student. Parents felt hesitant also to ask about their children’s school program because of the lack of communication from the teacher and the cultural factor. Therefore, Indonesian families who have dual roles, as students and parents, and Australian teachers who have students that their parents also study could rethink what kind of partnerships that is effective for the benefit of children.   Mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia terkadang membawa serta anggota keluarga, salah satunya adalah anak. Oleh karena itu, mereka memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan sebagai orang tua. Peran tersebut menjadi lebih rumit jika anak mereka juga sekolah di Australia karena mereka diharapkan juga membangun kemitraan dengan sekolah anaknya. Membangun kemitraan antara sekolah dan orang tua dari negara yang berbeda bahasa dan budaya memiliki tantanganan tersendiri. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah memahami perspektif keluarga Indonesia tentang konsep kemitraan antara keluarga dan sekolah. Penelitian ini berfokus pada keluarga Indonesia yang sedang melanjutkan studi S2 di Australia dan mempunyai anak yang bersekolah di pendidikan anak usia dini. Penelitian ini berbentuk studi kasus eksploratori. Pengambilan data melalui wawancara semi-struktural dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Analisis data menggunakan strategi induktif dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan orangtua memiliki kekhawatiran yang berbeda terkait anaknya di sekolah. Ada ketidaksesuaian antara perspektif partisipan terkait konsep kemitraan dengan praktek di lapangan. Orangtua menganggap kemitraan sebagai kolaborasi hanya jika ada permasalahan pada anak. Kurangnya komunikasi menjadi tantangan kemitraan akibat peran orang tua sebagai mahasiswa. Orangtua ragu untuk bertanya terkait program sekolah karena kurangnya komunikasi dari guru dan juga faktor kultural. Maka  dari itu, keluarga Indonesia yang memiliki peran ganda, sebagai mahasiswa dan orangtua, serta guru PAUD di Australia yang memiliki siswa dengan orang tua yang juga pelajar di Australia dapat meninjau ulang kemitraan yang efektif untuk mendukung pembelajaran anak.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信