{"title":"在费城的Babang会众中,对伪善传统的神学研究","authors":"Epin Tangaan","doi":"10.35909/jyd.v1i1.20","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji praktek tradisi palusan pada salah satu gereja lokal di desa Babang, kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Jemaat Filadelpia Babang. Tradisi palusan adalah sistem hubungan timbal balik, yaitu prinsip \"memberi setelah/karena diberi\". Tradisi ini hidup juga dalam gereja. Fokus penelitian adalah pada praktek tradisi palusan dalam kegiatan ibadah rumah tangga yang dilaksanakan secara bergiliran pada keluarga-keluarga anggota jemaat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-etnografi dengan melibatkan tiga belas informan. Dari hasil penelitian tampak bahwa para informan memahami tradisi palusan sebagai:1) bentuk tanggung jawab atas apa yang diterim; 2) wujud hidup memberi; 3) ajaran bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri.","PeriodicalId":202812,"journal":{"name":"YONG DEI : JURNAL MAHASISWA STT STAR'S LUB","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kajian Teologis terhadap Tradisi Palusan dalam Ibadah Rumah Tangga di Jemaat Filadelfia Babang\",\"authors\":\"Epin Tangaan\",\"doi\":\"10.35909/jyd.v1i1.20\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini mengkaji praktek tradisi palusan pada salah satu gereja lokal di desa Babang, kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Jemaat Filadelpia Babang. Tradisi palusan adalah sistem hubungan timbal balik, yaitu prinsip \\\"memberi setelah/karena diberi\\\". Tradisi ini hidup juga dalam gereja. Fokus penelitian adalah pada praktek tradisi palusan dalam kegiatan ibadah rumah tangga yang dilaksanakan secara bergiliran pada keluarga-keluarga anggota jemaat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-etnografi dengan melibatkan tiga belas informan. Dari hasil penelitian tampak bahwa para informan memahami tradisi palusan sebagai:1) bentuk tanggung jawab atas apa yang diterim; 2) wujud hidup memberi; 3) ajaran bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri.\",\"PeriodicalId\":202812,\"journal\":{\"name\":\"YONG DEI : JURNAL MAHASISWA STT STAR'S LUB\",\"volume\":\"96 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"YONG DEI : JURNAL MAHASISWA STT STAR'S LUB\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35909/jyd.v1i1.20\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"YONG DEI : JURNAL MAHASISWA STT STAR'S LUB","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35909/jyd.v1i1.20","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kajian Teologis terhadap Tradisi Palusan dalam Ibadah Rumah Tangga di Jemaat Filadelfia Babang
Penelitian ini mengkaji praktek tradisi palusan pada salah satu gereja lokal di desa Babang, kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah, yaitu Jemaat Filadelpia Babang. Tradisi palusan adalah sistem hubungan timbal balik, yaitu prinsip "memberi setelah/karena diberi". Tradisi ini hidup juga dalam gereja. Fokus penelitian adalah pada praktek tradisi palusan dalam kegiatan ibadah rumah tangga yang dilaksanakan secara bergiliran pada keluarga-keluarga anggota jemaat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-etnografi dengan melibatkan tiga belas informan. Dari hasil penelitian tampak bahwa para informan memahami tradisi palusan sebagai:1) bentuk tanggung jawab atas apa yang diterim; 2) wujud hidup memberi; 3) ajaran bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri.