{"title":"Hubungan Kuasa Antar Etnis dalam Serial Animasi Adit dan Sopo Jarwo","authors":"Iky Putri Aristhya","doi":"10.30659/jikm.v11i1.29185","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study aims to look at the power relations that occur between ethnic groups in the interactions shown. The theory used in this study is the power theory of Michel Foucault. Other concepts that help in analyzing are the concept of class and ethnicity by Karl Marx, Representation by Chris Barker, as well as the concept of class by Pierre Bourdieau. The research methodology used is Television Semiotics Analysis by John Fiske, with 3 (three) levels stages. Reality Level, Representation Level, Ideology Level. The results of the study show that the Javanese are in a powerless position, while the Betawi are in a powerful position. Meanwhile, other ethnic groups, such as: Batak, Sundanese and Non-Ethnic (Urban groups), often rely on the Betawi ethnicity to rely on truth. The tug-of-war between ethnic groups varies depending on the capital owned. Symbolic Capital, controlled by ethnic Betawi. Capital Culture, dominated by ethnic Batak. Economic Capital, dominated by ethnic Sundanese and Chinese. Meanwhile, the Javanese ethnicity dominates in terms of time and energy. The Javanese ethnicity is needed by everyone because they are willing to help.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kuasa yang terjadi antar etnis dalam interaksi yang ditampilkan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori power dari Michel Foucault. Konsep-konsep lain yang turut membantu dalam menganalisis adalah konsep kelas dan etnis oleh Karl Marx, Representasi oleh Chris Barker, juga konsep kelas oleh Pierre Bourdieau. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Analisa Semiotika Televisi oleh John Fiske, dengan tahapan 3 (tiga) level. Level Realitas, Level Representasi, Level Ideologi. Hasil penelitian menunjukkan, etnis Jawa berada pada posisi powerless, sedangkan etnis Betawi berada pada posisi powerful. Sedangkan etnis lainnya, seperti : Batak, Sunda dan Non Etnis (kelompok Urban), sering menyerahkan sandaran kebenaran pada etnis Betawi. Tarik-menarik hubungan kuasa antar etnis berbeda-beda tergantung dari modal yang dimiliki. Modal Simbolik, dikuasai oleh etnis Betawi. Modal Kultur, dikuasai etnis Batak. Modal Ekonomi, dikuasai oleh etnis Sunda dan Tionghoa. Sedangkan etnis Jawa berkuasa dalam hal waktu dan tenaga. Etnis Jawa dibutuhkan oleh semua orang karena ringan tangan untuk membantu.","PeriodicalId":142752,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna","volume":"128 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-02-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30659/jikm.v11i1.29185","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在探讨族群间在互动中所发生的权力关系。本研究使用的理论是米歇尔·福柯的权力理论。其他有助于分析的概念是卡尔·马克思的阶级和种族概念,克里斯·巴克的再现,以及皮埃尔·布尔迪欧的阶级概念。使用的研究方法是约翰·菲斯克的《电视符号学分析》,分为3个阶段。现实层面,表现层面,意识形态层面。研究结果表明,爪哇人处于弱势地位,而贝塔维人处于强势地位。与此同时,其他族群,如:巴塔克族、巽他族和非族群(城市群体),往往依靠巴塔维族来依赖真理。民族之间的拉锯战因首都的不同而不同。象征的首都,由贝塔维族控制。首都文化,以巴塔克族为主。经济之都,以巽他人和华人为主。与此同时,爪哇民族在时间和精力上占主导地位。每个人都需要爪哇人,因为他们愿意帮忙。Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kuasa yang terjadi antar etnis dalam interaksi yang ditampilkan。在米歇尔·福柯的著作中,我认为这是一种权力。卡尔·马克思,代表克里斯·巴克,皮埃尔·布尔迪奥。metoological penelitian yang digunakan adalah Analisa Semiotika Televisi oleh John Fiske, dengan tahapan 3 (tiga)水平。层次现实,层次代表,层次意识形态。Hasil penelitian menunjukkan, etnis爪哇berada paada posisi无能为力,sedangkan etnis Betawi berada paada posisi强大。Sedangkan etnis lainnya, seperti: Batak, Sunda dan Non etnis (kelompok Urban),服务menyerahkan sandaran kebenaran pada etnis Betawi。塔里克-梅纳里克hubungan kuasa antar etnis berbeda-beda tergantung - dari modal yang dimiliki。模态符号,dikuasai oleh etis Betawi。模态文化,dikuasai etnis Batak。模态经济,dikuasai oleet, Sunda和Tionghoa。Sedangkan etnis Jawa berkuasa dalam hal waktu dan tenaga。Etnis爪哇dibutuhkan oleh semua orang karena ringan tangan untuk membantu。
Hubungan Kuasa Antar Etnis dalam Serial Animasi Adit dan Sopo Jarwo
This study aims to look at the power relations that occur between ethnic groups in the interactions shown. The theory used in this study is the power theory of Michel Foucault. Other concepts that help in analyzing are the concept of class and ethnicity by Karl Marx, Representation by Chris Barker, as well as the concept of class by Pierre Bourdieau. The research methodology used is Television Semiotics Analysis by John Fiske, with 3 (three) levels stages. Reality Level, Representation Level, Ideology Level. The results of the study show that the Javanese are in a powerless position, while the Betawi are in a powerful position. Meanwhile, other ethnic groups, such as: Batak, Sundanese and Non-Ethnic (Urban groups), often rely on the Betawi ethnicity to rely on truth. The tug-of-war between ethnic groups varies depending on the capital owned. Symbolic Capital, controlled by ethnic Betawi. Capital Culture, dominated by ethnic Batak. Economic Capital, dominated by ethnic Sundanese and Chinese. Meanwhile, the Javanese ethnicity dominates in terms of time and energy. The Javanese ethnicity is needed by everyone because they are willing to help.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kuasa yang terjadi antar etnis dalam interaksi yang ditampilkan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori power dari Michel Foucault. Konsep-konsep lain yang turut membantu dalam menganalisis adalah konsep kelas dan etnis oleh Karl Marx, Representasi oleh Chris Barker, juga konsep kelas oleh Pierre Bourdieau. Metodologi penelitian yang digunakan adalah Analisa Semiotika Televisi oleh John Fiske, dengan tahapan 3 (tiga) level. Level Realitas, Level Representasi, Level Ideologi. Hasil penelitian menunjukkan, etnis Jawa berada pada posisi powerless, sedangkan etnis Betawi berada pada posisi powerful. Sedangkan etnis lainnya, seperti : Batak, Sunda dan Non Etnis (kelompok Urban), sering menyerahkan sandaran kebenaran pada etnis Betawi. Tarik-menarik hubungan kuasa antar etnis berbeda-beda tergantung dari modal yang dimiliki. Modal Simbolik, dikuasai oleh etnis Betawi. Modal Kultur, dikuasai etnis Batak. Modal Ekonomi, dikuasai oleh etnis Sunda dan Tionghoa. Sedangkan etnis Jawa berkuasa dalam hal waktu dan tenaga. Etnis Jawa dibutuhkan oleh semua orang karena ringan tangan untuk membantu.