{"title":"分析住院率和充血性心力衰竭病例CBGs","authors":"Nina Dwi Astuti, Irmawati Irmawati, Apifah Apifah","doi":"10.31983/JRMIK.V4I1.6788","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tarif rumah sakit dan tarif Ina CBGs mengalami perbedaan karena perhitungan kedua tarif tersebut menggunakan parameter yang berbeda. Namun jika perbedaan tersebut menyebabkan selisih yang besar, dapat menimbulkan dampak kerugian bagi rumah sakit. Permasalahan ini terutama pada rumah sakit swasta yang harus memperhatikan profit. Penelitian pada kasus Gagal Jantung Kongestif dengan studi cross sectional dilakukan pada salah satu rumah sakit swasta tipe C di Jawa Tengah. Sebanyak 70 kasus gagal jantung kongesif dianalisis secara univariat untuk mengetahui karakteristik sampel, perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif Ina CBGs, dan komponen tarif rumah sakit. Analisis faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tarif dilakukan dengan menghitung angka indeks tertimbang berdasarkan severity level, kelas rawat, lama hari rawat, jumlah tindakan dan diagnosa sekunder. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan tarif yang tinggi terdapat pada lama hari rawat 5 hari dan jumlah tindakan 1. Lama hari rawat 5 hari menjadi faktor yang menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 102% dari pada tarif Ina CBGs, sedangkan jumlah tindakan lebih dari satu (ada tindakan selain EKG) menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 65% dari pada tarif Ina CBGs. Penerapan clinical pathway dapat dilakukan untuk efisiensi pelayanan. Penggunaan clinical pathway dapat menurunkan lama hari rawat dan tindakan yang kurang diperlukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan.","PeriodicalId":305770,"journal":{"name":"Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan","volume":"44 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Analisis Tarif Rumah Sakit dan Tarif Ina CBGs Kasus Gagal Jantung Kongestif\",\"authors\":\"Nina Dwi Astuti, Irmawati Irmawati, Apifah Apifah\",\"doi\":\"10.31983/JRMIK.V4I1.6788\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Tarif rumah sakit dan tarif Ina CBGs mengalami perbedaan karena perhitungan kedua tarif tersebut menggunakan parameter yang berbeda. Namun jika perbedaan tersebut menyebabkan selisih yang besar, dapat menimbulkan dampak kerugian bagi rumah sakit. Permasalahan ini terutama pada rumah sakit swasta yang harus memperhatikan profit. Penelitian pada kasus Gagal Jantung Kongestif dengan studi cross sectional dilakukan pada salah satu rumah sakit swasta tipe C di Jawa Tengah. Sebanyak 70 kasus gagal jantung kongesif dianalisis secara univariat untuk mengetahui karakteristik sampel, perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif Ina CBGs, dan komponen tarif rumah sakit. Analisis faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tarif dilakukan dengan menghitung angka indeks tertimbang berdasarkan severity level, kelas rawat, lama hari rawat, jumlah tindakan dan diagnosa sekunder. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan tarif yang tinggi terdapat pada lama hari rawat 5 hari dan jumlah tindakan 1. Lama hari rawat 5 hari menjadi faktor yang menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 102% dari pada tarif Ina CBGs, sedangkan jumlah tindakan lebih dari satu (ada tindakan selain EKG) menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 65% dari pada tarif Ina CBGs. Penerapan clinical pathway dapat dilakukan untuk efisiensi pelayanan. Penggunaan clinical pathway dapat menurunkan lama hari rawat dan tindakan yang kurang diperlukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan.\",\"PeriodicalId\":305770,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan\",\"volume\":\"44 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-03-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31983/JRMIK.V4I1.6788\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31983/JRMIK.V4I1.6788","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Analisis Tarif Rumah Sakit dan Tarif Ina CBGs Kasus Gagal Jantung Kongestif
Tarif rumah sakit dan tarif Ina CBGs mengalami perbedaan karena perhitungan kedua tarif tersebut menggunakan parameter yang berbeda. Namun jika perbedaan tersebut menyebabkan selisih yang besar, dapat menimbulkan dampak kerugian bagi rumah sakit. Permasalahan ini terutama pada rumah sakit swasta yang harus memperhatikan profit. Penelitian pada kasus Gagal Jantung Kongestif dengan studi cross sectional dilakukan pada salah satu rumah sakit swasta tipe C di Jawa Tengah. Sebanyak 70 kasus gagal jantung kongesif dianalisis secara univariat untuk mengetahui karakteristik sampel, perbedaan tarif rumah sakit dengan tarif Ina CBGs, dan komponen tarif rumah sakit. Analisis faktor yang dapat menyebabkan perbedaan tarif dilakukan dengan menghitung angka indeks tertimbang berdasarkan severity level, kelas rawat, lama hari rawat, jumlah tindakan dan diagnosa sekunder. Hasil menunjukkan bahwa perbedaan tarif yang tinggi terdapat pada lama hari rawat 5 hari dan jumlah tindakan 1. Lama hari rawat 5 hari menjadi faktor yang menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 102% dari pada tarif Ina CBGs, sedangkan jumlah tindakan lebih dari satu (ada tindakan selain EKG) menyebabkan tarif rumah sakit lebih tinggi 65% dari pada tarif Ina CBGs. Penerapan clinical pathway dapat dilakukan untuk efisiensi pelayanan. Penggunaan clinical pathway dapat menurunkan lama hari rawat dan tindakan yang kurang diperlukan tanpa mengurangi kualitas pelayanan.