{"title":"PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DI DESA BETUNG KECAMATAN PEMATANGSAWA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2019","authors":"A. Abdulloh","doi":"10.1983/KSATRA.V1I1.343","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan dan penyimpangan maksim-maksim kesantunan berbahasa di lingkungan masyarakat Betung Pematangsawa berdasarkan maksim-maksimnya. Prinsip kesantunan yang dianalisis: maksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kecocokan, kesimpatian. Metode menggunakan kualitatif. Subjek adalah masyarakat Betung Pematangsawa. Pengumpulan data menggunakan rekaman dan dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada maksim kebijaksanaan, para penutur bahasa cukup menunjukkan penerapan dengan baik. Hanya ada beberapa yang menunjukkan penyimpanganya Pada maksim penerimaan, para penutur diskusi tidak banyak menunjukkan adanya penyimpangan. Penutur bahasa lebih menunjukkan penerapan yang baik dalam tindak tutur diskusi masyarakat Betung. Pada maksim kemurahan, penerapannya sudah menunjukkan sikap-sikap dan tuturan menghormati lawan tutur. Hanya beberapa tuturan yang menyimpang. Pada maksim kerendahan hati, penutur bahasa dalam diskusi warga Betung menunjukkan penyimpangan maksim karena banyak yang menonjolkan pendapatnya tanpa mengindahkan pendapat lawan tuturnya. Pada maksim kecocokan, cukup banyak yang menunjukkan kecocokan atau kesepakatan karena musyawarah yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama. Pada maksim kesimpatian, kurang tampak adanya penyimpangan tetapi ada beberapa yang dianggap menyimpang karena menonjolkan kelebihannya.","PeriodicalId":174585,"journal":{"name":"Ksatra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra","volume":"86 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ksatra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.1983/KSATRA.V1I1.343","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DI LINGKUNGAN MASYARAKAT DI DESA BETUNG KECAMATAN PEMATANGSAWA KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN 2019
Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan dan penyimpangan maksim-maksim kesantunan berbahasa di lingkungan masyarakat Betung Pematangsawa berdasarkan maksim-maksimnya. Prinsip kesantunan yang dianalisis: maksim kebijaksanaan, penerimaan, kemurahan, kerendahan hati, kecocokan, kesimpatian. Metode menggunakan kualitatif. Subjek adalah masyarakat Betung Pematangsawa. Pengumpulan data menggunakan rekaman dan dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada maksim kebijaksanaan, para penutur bahasa cukup menunjukkan penerapan dengan baik. Hanya ada beberapa yang menunjukkan penyimpanganya Pada maksim penerimaan, para penutur diskusi tidak banyak menunjukkan adanya penyimpangan. Penutur bahasa lebih menunjukkan penerapan yang baik dalam tindak tutur diskusi masyarakat Betung. Pada maksim kemurahan, penerapannya sudah menunjukkan sikap-sikap dan tuturan menghormati lawan tutur. Hanya beberapa tuturan yang menyimpang. Pada maksim kerendahan hati, penutur bahasa dalam diskusi warga Betung menunjukkan penyimpangan maksim karena banyak yang menonjolkan pendapatnya tanpa mengindahkan pendapat lawan tuturnya. Pada maksim kecocokan, cukup banyak yang menunjukkan kecocokan atau kesepakatan karena musyawarah yang dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama. Pada maksim kesimpatian, kurang tampak adanya penyimpangan tetapi ada beberapa yang dianggap menyimpang karena menonjolkan kelebihannya.