{"title":"地图标识冲突:在努萨西南方的苏瓦塔与巴厘岛人的平等案例研究","authors":"Jerry Indrawan, Adinda Putri Kirana Lutfi","doi":"10.33172/jpbh.v11i2.1257","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Konflik yang terjadi di Indonesia sering kali didasari karena permasalahan identitas etnis. Salah satu konflik etnis yang pernah terjadi di Indonesia adalah konflik antara etnis Samawa dengan Etnis Bali di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013. Konflik di Sumbawa terjadi karena berkembangnya prasangka akibat watak privasi etnisitas yang terlalu mencolok, sehingga terjadilah benturan etnisitas atau budaya. Etnis pribumi umumnya memandang negatif terhadap watak dan perilaku (budaya) etnis pendatang, apalagi jika didukung oleh adanya perbedaan agama. Artikel ini mencoba untuk menggambarkan pemetaan konflik identitas yang melibatkan etnis Samawa dengan etnis Bali dengan menggunakan Segitiga SPK (Sikap, Perilaku, Konteks) dari Simon Fisher. Pemetaan dengan Segitiga SPK dianggap bisa menggambarkan penyebab konflik yangbernuansa etnis dengan cara mengidentifikasi prasangka-prasangka yang berkembang antar-etnis yang berkonflik. Dengan melakukan pemetaan dengan segitiga SPK ini, langkah-langkah resolusi konflik yang tepat dapat ditemukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui studi kepustakaan. Sumber data didapatkan dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, koran, majalah, dan berita di internet. Hasil penelitian berdasarkan Segitiga SPK adalah harus ada sebuah upaya untuk mendirikan hubungan baru yang dapat bertahan lama pada kedua etnis untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat mengakhiri konflik tersebut.","PeriodicalId":292170,"journal":{"name":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"PEMETAAN KONFLIK IDENTITAS: STUDI KASUS ETNIS SAMAWA DENGAN ETNIS BALI DI SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT\",\"authors\":\"Jerry Indrawan, Adinda Putri Kirana Lutfi\",\"doi\":\"10.33172/jpbh.v11i2.1257\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Konflik yang terjadi di Indonesia sering kali didasari karena permasalahan identitas etnis. Salah satu konflik etnis yang pernah terjadi di Indonesia adalah konflik antara etnis Samawa dengan Etnis Bali di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013. Konflik di Sumbawa terjadi karena berkembangnya prasangka akibat watak privasi etnisitas yang terlalu mencolok, sehingga terjadilah benturan etnisitas atau budaya. Etnis pribumi umumnya memandang negatif terhadap watak dan perilaku (budaya) etnis pendatang, apalagi jika didukung oleh adanya perbedaan agama. Artikel ini mencoba untuk menggambarkan pemetaan konflik identitas yang melibatkan etnis Samawa dengan etnis Bali dengan menggunakan Segitiga SPK (Sikap, Perilaku, Konteks) dari Simon Fisher. Pemetaan dengan Segitiga SPK dianggap bisa menggambarkan penyebab konflik yangbernuansa etnis dengan cara mengidentifikasi prasangka-prasangka yang berkembang antar-etnis yang berkonflik. Dengan melakukan pemetaan dengan segitiga SPK ini, langkah-langkah resolusi konflik yang tepat dapat ditemukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui studi kepustakaan. Sumber data didapatkan dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, koran, majalah, dan berita di internet. Hasil penelitian berdasarkan Segitiga SPK adalah harus ada sebuah upaya untuk mendirikan hubungan baru yang dapat bertahan lama pada kedua etnis untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat mengakhiri konflik tersebut.\",\"PeriodicalId\":292170,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pertahanan & Bela Negara\",\"volume\":\"28 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-08-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pertahanan & Bela Negara\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1257\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pertahanan & Bela Negara","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33172/jpbh.v11i2.1257","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PEMETAAN KONFLIK IDENTITAS: STUDI KASUS ETNIS SAMAWA DENGAN ETNIS BALI DI SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT
Konflik yang terjadi di Indonesia sering kali didasari karena permasalahan identitas etnis. Salah satu konflik etnis yang pernah terjadi di Indonesia adalah konflik antara etnis Samawa dengan Etnis Bali di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tahun 2013. Konflik di Sumbawa terjadi karena berkembangnya prasangka akibat watak privasi etnisitas yang terlalu mencolok, sehingga terjadilah benturan etnisitas atau budaya. Etnis pribumi umumnya memandang negatif terhadap watak dan perilaku (budaya) etnis pendatang, apalagi jika didukung oleh adanya perbedaan agama. Artikel ini mencoba untuk menggambarkan pemetaan konflik identitas yang melibatkan etnis Samawa dengan etnis Bali dengan menggunakan Segitiga SPK (Sikap, Perilaku, Konteks) dari Simon Fisher. Pemetaan dengan Segitiga SPK dianggap bisa menggambarkan penyebab konflik yangbernuansa etnis dengan cara mengidentifikasi prasangka-prasangka yang berkembang antar-etnis yang berkonflik. Dengan melakukan pemetaan dengan segitiga SPK ini, langkah-langkah resolusi konflik yang tepat dapat ditemukan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif melalui studi kepustakaan. Sumber data didapatkan dari berbagai sumber, seperti buku, jurnal, koran, majalah, dan berita di internet. Hasil penelitian berdasarkan Segitiga SPK adalah harus ada sebuah upaya untuk mendirikan hubungan baru yang dapat bertahan lama pada kedua etnis untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat mengakhiri konflik tersebut.