{"title":"根据利未记19:2 b和它对中国文化十二生肖的影响,“你不应该研究或预言”的意思","authors":"Suryowati Wang","doi":"10.51730/ed.v3i1.8","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Chinese Christianity faces a problem when the congregation begins to doubt the future and wants everything to be fast and instant without wanting to go through a process that feels long. This fact led Christians to turn to Shio's predictions which were nothing more than occult. This study of prediction based on Shio will try to prove that no one in the world can predict what can happen, because God himself plans and regulates everything. True Christianity relies its life on God, its fate is determined by faith and not divination. The history of Shio use in Chinese culture cannot be separated from the origin of its use as a means of making it easier to mark the year and season on the Chinese Luni-Solar calendar. This history and theology is needed for Chinese Christianity to be compatible with the gospel. Kekristenan umat Tionghoa menghadapi masalah ketika jemaat mulai ragu akan masa depan dan menginginkan segala sesuatu serba cepat dan instan tanpa ingin melewati proses yang dirasa lama. Kenyataan ini membawa orang-orang Kristen berpaling pada ramalan Shio yang tidak lebih dari okultisme. Penelitian akan ramalan berdasarkan Shio ini akan berusaha membuktikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meramal apa yang dapat terjadi, karena Allah sendiri yang merencanakan dan mengatur segala sesuatu. Kristen sejati menyandarkan hidupnya kepada Allah, nasibnya ditentukan imannya dan bukan ramalan. Sejarah penggunaan Shio pada budaya Tionghoa tidak bisa terlepas dari asal mula pengunaannya sebagai sarana mempermudah menandai tahun dan musim pada kalender Luni-Solar bangsa China. Sejarah dan teologi ini yang diperlukan bagi Kekristenan Tionghoa agar berpadanan dengan Injil. ","PeriodicalId":423155,"journal":{"name":"Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan","volume":"194 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Makna “Janganlah Kamu Melakukan Telaah Atau Ramalan” Menurut Imamat 19:26b dan Pengaruhnya Terhadap Shio Pada Budaya Tionghoa\",\"authors\":\"Suryowati Wang\",\"doi\":\"10.51730/ed.v3i1.8\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Chinese Christianity faces a problem when the congregation begins to doubt the future and wants everything to be fast and instant without wanting to go through a process that feels long. This fact led Christians to turn to Shio's predictions which were nothing more than occult. This study of prediction based on Shio will try to prove that no one in the world can predict what can happen, because God himself plans and regulates everything. True Christianity relies its life on God, its fate is determined by faith and not divination. The history of Shio use in Chinese culture cannot be separated from the origin of its use as a means of making it easier to mark the year and season on the Chinese Luni-Solar calendar. This history and theology is needed for Chinese Christianity to be compatible with the gospel. Kekristenan umat Tionghoa menghadapi masalah ketika jemaat mulai ragu akan masa depan dan menginginkan segala sesuatu serba cepat dan instan tanpa ingin melewati proses yang dirasa lama. Kenyataan ini membawa orang-orang Kristen berpaling pada ramalan Shio yang tidak lebih dari okultisme. Penelitian akan ramalan berdasarkan Shio ini akan berusaha membuktikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meramal apa yang dapat terjadi, karena Allah sendiri yang merencanakan dan mengatur segala sesuatu. Kristen sejati menyandarkan hidupnya kepada Allah, nasibnya ditentukan imannya dan bukan ramalan. Sejarah penggunaan Shio pada budaya Tionghoa tidak bisa terlepas dari asal mula pengunaannya sebagai sarana mempermudah menandai tahun dan musim pada kalender Luni-Solar bangsa China. Sejarah dan teologi ini yang diperlukan bagi Kekristenan Tionghoa agar berpadanan dengan Injil. \",\"PeriodicalId\":423155,\"journal\":{\"name\":\"Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan\",\"volume\":\"194 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-06-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.51730/ed.v3i1.8\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.51730/ed.v3i1.8","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
中国基督教面临的一个问题是,会众开始怀疑未来,希望一切都能迅速而迅速地进行,而不想经历一个漫长的过程。这一事实导致基督徒转向Shio的预言,这只不过是神秘的。这种基于Shio的预测研究将试图证明世界上没有人可以预测会发生什么,因为上帝自己计划和调节一切。真正的基督教依靠上帝的生命,它的命运是由信仰而不是占卜决定的。在中国文化中使用Shio的历史与使用Shio作为一种更容易在中国阴阳日历上标记年份和季节的手段的起源是分不开的。这样的历史和神学是中国基督教与福音相容所需要的。kekristan umat Tionghoa menghadapi masalah ketika jemaat mulai ragu akan masa depan dan menginginkan segala sesuatu serba cepat dan在melewati的佛教佛教中,佛教是佛教的佛教。肯尼亚肯尼亚人克里斯汀·伯帕林(Kristen berpaling)是肯尼亚人,是肯尼亚人。Penelitian akan ramalan berdasarkan Shio ini akan berusaha membuktikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meramal apa yang dapat terjadi, karena Allah sendiri yang merencanakan dan mengatur segala sesuatu。Kristen sejati menyandarkan hidupnya kepada Allah, nasibnya ditentukan imannya dan bukan ramalan。彭家南Shio padada budaya Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa, Tionghoa。西贾拉丹地质学家,在杨迪佩鲁坎bagi kekristan Tionghoa agar berpadanan dengan Injil。
Makna “Janganlah Kamu Melakukan Telaah Atau Ramalan” Menurut Imamat 19:26b dan Pengaruhnya Terhadap Shio Pada Budaya Tionghoa
Chinese Christianity faces a problem when the congregation begins to doubt the future and wants everything to be fast and instant without wanting to go through a process that feels long. This fact led Christians to turn to Shio's predictions which were nothing more than occult. This study of prediction based on Shio will try to prove that no one in the world can predict what can happen, because God himself plans and regulates everything. True Christianity relies its life on God, its fate is determined by faith and not divination. The history of Shio use in Chinese culture cannot be separated from the origin of its use as a means of making it easier to mark the year and season on the Chinese Luni-Solar calendar. This history and theology is needed for Chinese Christianity to be compatible with the gospel. Kekristenan umat Tionghoa menghadapi masalah ketika jemaat mulai ragu akan masa depan dan menginginkan segala sesuatu serba cepat dan instan tanpa ingin melewati proses yang dirasa lama. Kenyataan ini membawa orang-orang Kristen berpaling pada ramalan Shio yang tidak lebih dari okultisme. Penelitian akan ramalan berdasarkan Shio ini akan berusaha membuktikan bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat meramal apa yang dapat terjadi, karena Allah sendiri yang merencanakan dan mengatur segala sesuatu. Kristen sejati menyandarkan hidupnya kepada Allah, nasibnya ditentukan imannya dan bukan ramalan. Sejarah penggunaan Shio pada budaya Tionghoa tidak bisa terlepas dari asal mula pengunaannya sebagai sarana mempermudah menandai tahun dan musim pada kalender Luni-Solar bangsa China. Sejarah dan teologi ini yang diperlukan bagi Kekristenan Tionghoa agar berpadanan dengan Injil.