Yuzar Chairil Firmansyah, Dinefa Yuslima Syaumi, Lukman Hakim
{"title":"ANALISIS RESIKO KERUNTUHAN LERENG MENGGUNAKAN DISCONTINUITY MAPPING-REMOTE SENSING DAN ANALISIS KINEMATIK DI PIT C2HS, SAMBARATA MINE OPERATION, PT BERAU COAL","authors":"Yuzar Chairil Firmansyah, Dinefa Yuslima Syaumi, Lukman Hakim","doi":"10.36986/impj.v4i2.81","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kestabilan lereng merupakan salah satu kunci dalam kegiatan penambangan karena berkaitan secara langsung dengan kegiatan operasional serta keselamatan aktivitas tambang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng seperti geometri lereng, karakteristik fisik dan mekanik material lereng, air, struktur, dan beban seismik (Irwandy, 2016).Pit C2HS adalah salah satu pit yang berada di wilayah operasional site Sambarata Mine Operation (SMO). Berdasarkan Peta Geologi Regional lembar Tanjung Redeb, Sambarata tersusun atas Formasi Berau dan Formasi Steril. Area ini juga menjadi tempat bertemunya beberapa struktur geologi, seperti Sesar Sambarata, Sesar Birang, Antiklin Sentosa, dan Antiklin Rantau Panjang. Kondisi ini menjadikan Sambarata sebagai area struktur kompleks dalam kegiatan penambangan di PT Berau Coal.Pada zona struktur kompleks, diperlukan kinematic analysis untuk mengetahui potensi longsoran yang dipicu oleh struktur. Namun demikian, tidak semua area bisa dijangkau dan aman bagi manusia. Diperlukan alat dan metode khusus untuk dapat mengambil dan memetakan area yang tidak terjangkau tersebut.Metode Discontinuity Mapping-Remote Sensing menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) digunakan untuk mengambil data diskontinuitas. Metode ini memungkinkan pengambilan data diskontinuitas yang lebih banyak dengan cara yang lebih aman. Data yang diperoleh dikelompokkan dalam beberapa zona dan dikorelasikan dengan fracture frequency dari data pemboran. Data ini diolah dan digunakan untuk melakukan analisis kinematik. Potensi longsoran yang disebabkan oleh struktur tersebut dipetakan dalam bentuk hazard map yang menggambarkan resiko keruntuhan lereng di masing-masing zona.","PeriodicalId":239963,"journal":{"name":"Indonesian Mining Professionals Journal","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesian Mining Professionals Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36986/impj.v4i2.81","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
ANALISIS RESIKO KERUNTUHAN LERENG MENGGUNAKAN DISCONTINUITY MAPPING-REMOTE SENSING DAN ANALISIS KINEMATIK DI PIT C2HS, SAMBARATA MINE OPERATION, PT BERAU COAL
Kestabilan lereng merupakan salah satu kunci dalam kegiatan penambangan karena berkaitan secara langsung dengan kegiatan operasional serta keselamatan aktivitas tambang. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng seperti geometri lereng, karakteristik fisik dan mekanik material lereng, air, struktur, dan beban seismik (Irwandy, 2016).Pit C2HS adalah salah satu pit yang berada di wilayah operasional site Sambarata Mine Operation (SMO). Berdasarkan Peta Geologi Regional lembar Tanjung Redeb, Sambarata tersusun atas Formasi Berau dan Formasi Steril. Area ini juga menjadi tempat bertemunya beberapa struktur geologi, seperti Sesar Sambarata, Sesar Birang, Antiklin Sentosa, dan Antiklin Rantau Panjang. Kondisi ini menjadikan Sambarata sebagai area struktur kompleks dalam kegiatan penambangan di PT Berau Coal.Pada zona struktur kompleks, diperlukan kinematic analysis untuk mengetahui potensi longsoran yang dipicu oleh struktur. Namun demikian, tidak semua area bisa dijangkau dan aman bagi manusia. Diperlukan alat dan metode khusus untuk dapat mengambil dan memetakan area yang tidak terjangkau tersebut.Metode Discontinuity Mapping-Remote Sensing menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) digunakan untuk mengambil data diskontinuitas. Metode ini memungkinkan pengambilan data diskontinuitas yang lebih banyak dengan cara yang lebih aman. Data yang diperoleh dikelompokkan dalam beberapa zona dan dikorelasikan dengan fracture frequency dari data pemboran. Data ini diolah dan digunakan untuk melakukan analisis kinematik. Potensi longsoran yang disebabkan oleh struktur tersebut dipetakan dalam bentuk hazard map yang menggambarkan resiko keruntuhan lereng di masing-masing zona.