{"title":"肥胖与哮喘发作有关","authors":"Erika Maftuhatul","doi":"10.36858/jkds.v7i2.115","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Obesitas dan Asma termasuk penyakit kronik yang prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor menjelaskan hubungan antara Obesitas dan Asma yang menyebabkan penurunan sistem komplikasi paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas, perubahan volume darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi. Peningkatan jaringan adiposit pada penderita Obesitas menyebabkan bertambahnya produksi sel-sel dan mediator inflamasi yang turut berperan untuk terjadinya Asma. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Obesitas dengan kejadian Asma Di Poli Paru Rs Graha Sehat Kraksaan Probolinggo. Metode: penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional (hubungan/asosiasi), sampel penelitian ini berjumlah 83 responden. Hasil penelitian didapatkan P=0,000<0,005 dengan korelasi (r= - 389) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya: terdapat hubungan Obesitas dengan Kejadian Asma. Nilai r diinterprestasikan memiliki hubungan kuat, artinya berat badan yang termasuk dalam kategori berisiko, Obes I, Obes II akan lebih sering terkena penyakit Sistem Pernafasan seperti halnya penyakit Asma, hasil Beresiko sebanyak 15 orang (18,1%) dengan kategori tingkat Asma terkontrol baik sebanyak 12 orang (9,96%), Obesitas I sebanyak 49 orang (59,0%) dengan kategori Asma tidak terkontrol sebanyak 36 orang (29,88%) dan Obesitas II sebanyak 19 orang (22,9%) dengan kategori Asma tidak terkontrol 17 orang (14,11%).","PeriodicalId":385095,"journal":{"name":"Jurnal Kesehatan dr. Soebandi","volume":"37 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-10-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Hubungan Obesitas dengan Kejadian Asma\",\"authors\":\"Erika Maftuhatul\",\"doi\":\"10.36858/jkds.v7i2.115\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" Obesitas dan Asma termasuk penyakit kronik yang prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor menjelaskan hubungan antara Obesitas dan Asma yang menyebabkan penurunan sistem komplikasi paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas, perubahan volume darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi. Peningkatan jaringan adiposit pada penderita Obesitas menyebabkan bertambahnya produksi sel-sel dan mediator inflamasi yang turut berperan untuk terjadinya Asma. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Obesitas dengan kejadian Asma Di Poli Paru Rs Graha Sehat Kraksaan Probolinggo. Metode: penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional (hubungan/asosiasi), sampel penelitian ini berjumlah 83 responden. Hasil penelitian didapatkan P=0,000<0,005 dengan korelasi (r= - 389) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya: terdapat hubungan Obesitas dengan Kejadian Asma. Nilai r diinterprestasikan memiliki hubungan kuat, artinya berat badan yang termasuk dalam kategori berisiko, Obes I, Obes II akan lebih sering terkena penyakit Sistem Pernafasan seperti halnya penyakit Asma, hasil Beresiko sebanyak 15 orang (18,1%) dengan kategori tingkat Asma terkontrol baik sebanyak 12 orang (9,96%), Obesitas I sebanyak 49 orang (59,0%) dengan kategori Asma tidak terkontrol sebanyak 36 orang (29,88%) dan Obesitas II sebanyak 19 orang (22,9%) dengan kategori Asma tidak terkontrol 17 orang (14,11%).\",\"PeriodicalId\":385095,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kesehatan dr. Soebandi\",\"volume\":\"37 4\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-10-07\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kesehatan dr. Soebandi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36858/jkds.v7i2.115\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kesehatan dr. Soebandi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36858/jkds.v7i2.115","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
肥胖和哮喘包括慢性疾病,这些疾病的患病率往往逐年上升。一些因素解释了肥胖和哮喘之间的关系,这些因素导致肺并发症、肺体积和周围气道的直径降低。结果,呼吸管的超常活性增加,肺容量改变,呼吸功能中断。肥胖人群的超集组织的增加导致导致导致哮喘的细胞生成和炎症调解员的增加。目的:本研究旨在确定肥胖与健康的Kraksaan Probolinggo肺部哮喘病例之间的联系。方法:该研究采用交叉分段研究设计的定量方法,共83名受访者。研究结果与r= - 389相关获得P=0 - 005,这意味着Ho被拒绝,Ha被接受。结论:这与哮喘相关。r级似乎具有很强的相关性,这意味着属于风险类别的体重,Obes I, Obes II更容易接触到呼吸道疾病,比如哮喘,15人的风险(18.1%),12人控制哮喘的类别,肥胖I共有49人(59.0%),36人(29.88%),19人(22.9%),17人(14.11%)。
Obesitas dan Asma termasuk penyakit kronik yang prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor menjelaskan hubungan antara Obesitas dan Asma yang menyebabkan penurunan sistem komplikasi paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas, perubahan volume darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi. Peningkatan jaringan adiposit pada penderita Obesitas menyebabkan bertambahnya produksi sel-sel dan mediator inflamasi yang turut berperan untuk terjadinya Asma. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Obesitas dengan kejadian Asma Di Poli Paru Rs Graha Sehat Kraksaan Probolinggo. Metode: penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional (hubungan/asosiasi), sampel penelitian ini berjumlah 83 responden. Hasil penelitian didapatkan P=0,000<0,005 dengan korelasi (r= - 389) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulannya: terdapat hubungan Obesitas dengan Kejadian Asma. Nilai r diinterprestasikan memiliki hubungan kuat, artinya berat badan yang termasuk dalam kategori berisiko, Obes I, Obes II akan lebih sering terkena penyakit Sistem Pernafasan seperti halnya penyakit Asma, hasil Beresiko sebanyak 15 orang (18,1%) dengan kategori tingkat Asma terkontrol baik sebanyak 12 orang (9,96%), Obesitas I sebanyak 49 orang (59,0%) dengan kategori Asma tidak terkontrol sebanyak 36 orang (29,88%) dan Obesitas II sebanyak 19 orang (22,9%) dengan kategori Asma tidak terkontrol 17 orang (14,11%).