{"title":"古兰经中感恩的概念。亚伯拉罕[14]:","authors":"A. Dewi, Munirah Munirah","doi":"10.23971/js.v3i2.6121","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Syukur dalam al-Qur’an sangat menarik untuk dibahas, yang membuat ini menjadi menarik adalah karena syukur sering dikonotasikan dengan makna yang positif. Akan tetapi, syukur juga ada yang dikonotasikan negatif. Selain itu syukur juga memiliki dampak bagi kualitas hidup dan psikologis. Keberagaman makna tersebut memunculkan permasalahan tersendiri, yakni bagaimana makna syukur dan pesan yang di sampaikannya. Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba menggali makna kata syukur yang disandingkan dengan kata kufur pada surat Ibrahim ayat 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza yang digagas oleh Shahiron Syamsuddin.Penelitian ini menggunakan metode maudhu’i / tematik dengan cara deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang berbentuk library reseach (penelitian kepustakaan) yang merujuk pada dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sumber primernya berupa al-Qur’an dan sumber sekunder di dapat dari data-data atau referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.Hasil penelitian makna syukur dalam QS. Ibrahim [14] : 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza menunjukkan bahwa dalam memahami konsep syukur secara lebih praktis dan bermakna memiliki sumbangan yang besar terhadap sukses dan bahagianya seseorang. Maghza al-ayah atau pesan utama ayat ini turun adalah bahwa bersyukur yang lebih kontekstual memiliki dimensi kemanfaatan dan kemaslahatan sosial yang luas. Kunci-kunci pemahaman dan penafsiran yang lebih humanis berdimensi insaniah sekaligus lebih transendental berdimensi ilahiah selalu menguatkan mata batin syukur pelakunya. Kontekstualisasi syukur di sini membuat kita berusaha konsisten dalam mengamalkan syukur dalam dunia nyata sekaligus dunia maya. Dalam kondisi ini, disadari bahwa syukur merupakan proses dinamis yang tidak pernah ada ujung usainya (never ending process). Semakin banyak bersyukur, semakin berlipat ganda kebahagiaan yang dirasakan. Di sinilah, pemahaman yang sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, diharapkan pengalaman dan pengamalan syukur kepada Allah benar-benar bermula dari ketulusan hati dan keikhlasan beramal yang hakiki sehingga bermanfaat dalam kehidupan manusia di dunia dan akhiratnya.","PeriodicalId":437069,"journal":{"name":"Syams: Jurnal Kajian Keislaman","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Konsep Syukur dalam Al-Qur’an (Studi QS. Ibrahim [14]:7 dengan Pendekatan Ma’na Cum Maghza)\",\"authors\":\"A. Dewi, Munirah Munirah\",\"doi\":\"10.23971/js.v3i2.6121\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Syukur dalam al-Qur’an sangat menarik untuk dibahas, yang membuat ini menjadi menarik adalah karena syukur sering dikonotasikan dengan makna yang positif. Akan tetapi, syukur juga ada yang dikonotasikan negatif. Selain itu syukur juga memiliki dampak bagi kualitas hidup dan psikologis. Keberagaman makna tersebut memunculkan permasalahan tersendiri, yakni bagaimana makna syukur dan pesan yang di sampaikannya. Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba menggali makna kata syukur yang disandingkan dengan kata kufur pada surat Ibrahim ayat 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza yang digagas oleh Shahiron Syamsuddin.Penelitian ini menggunakan metode maudhu’i / tematik dengan cara deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang berbentuk library reseach (penelitian kepustakaan) yang merujuk pada dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sumber primernya berupa al-Qur’an dan sumber sekunder di dapat dari data-data atau referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.Hasil penelitian makna syukur dalam QS. Ibrahim [14] : 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza menunjukkan bahwa dalam memahami konsep syukur secara lebih praktis dan bermakna memiliki sumbangan yang besar terhadap sukses dan bahagianya seseorang. Maghza al-ayah atau pesan utama ayat ini turun adalah bahwa bersyukur yang lebih kontekstual memiliki dimensi kemanfaatan dan kemaslahatan sosial yang luas. Kunci-kunci pemahaman dan penafsiran yang lebih humanis berdimensi insaniah sekaligus lebih transendental berdimensi ilahiah selalu menguatkan mata batin syukur pelakunya. Kontekstualisasi syukur di sini membuat kita berusaha konsisten dalam mengamalkan syukur dalam dunia nyata sekaligus dunia maya. Dalam kondisi ini, disadari bahwa syukur merupakan proses dinamis yang tidak pernah ada ujung usainya (never ending process). Semakin banyak bersyukur, semakin berlipat ganda kebahagiaan yang dirasakan. Di sinilah, pemahaman yang sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, diharapkan pengalaman dan pengamalan syukur kepada Allah benar-benar bermula dari ketulusan hati dan keikhlasan beramal yang hakiki sehingga bermanfaat dalam kehidupan manusia di dunia dan akhiratnya.\",\"PeriodicalId\":437069,\"journal\":{\"name\":\"Syams: Jurnal Kajian Keislaman\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-12-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Syams: Jurnal Kajian Keislaman\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23971/js.v3i2.6121\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Syams: Jurnal Kajian Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23971/js.v3i2.6121","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
古兰经中的感恩很有趣,这一点之所以有趣,是因为感恩往往带有积极的含义。然而,感恩也有负面的含义。此外,感恩对生活质量和心理质量也有影响。这种意义的多样性提出了一个独特的问题,即感恩的意义和信息的传达方式。因此,这篇文章将努力挖掘亚伯拉罕第7节中“库富尔”一词的含义。该研究采用了maudhu i /主题方法的描述性分析和Ma 'na Cum Maghza方法。这种研究类型使用定性研究,以图书馆为形式,它指的是两个来源,一个是主要的和次要的来源。此外,古兰经的原始来源和次要来源可以从与这项研究相关的数据或参考资料中找到。研究了QS中感恩意义的研究结果。易卜拉欣[14]:7 . Ma 'na和Maghza的方法表明,在理解感恩的概念方面,对一个人的成功和幸福有更实际和更有意义的贡献。Maghza al- father或这首诗的主要信息是,更上下文的感恩有一个更大的权能维度和社会福利。理解和解释更多的非宗教维度的人文主义和超越神圣维度的关键总是加强犯罪者内心的感激之情。在这里,感恩的语境使我们在现实世界和虚拟世界中都努力保持感恩的态度。在这种情况下,认识到感恩是一个动态的过程,它从来没有结束。你越感恩,你得到的快乐就越多。在这里,我们希望对上帝的适当理解、需要和挑战,真正地从真正的真诚和慈善的智慧开始,这些真诚和感恩的智慧在人类的生活和结束中是有益的。
Konsep Syukur dalam Al-Qur’an (Studi QS. Ibrahim [14]:7 dengan Pendekatan Ma’na Cum Maghza)
Syukur dalam al-Qur’an sangat menarik untuk dibahas, yang membuat ini menjadi menarik adalah karena syukur sering dikonotasikan dengan makna yang positif. Akan tetapi, syukur juga ada yang dikonotasikan negatif. Selain itu syukur juga memiliki dampak bagi kualitas hidup dan psikologis. Keberagaman makna tersebut memunculkan permasalahan tersendiri, yakni bagaimana makna syukur dan pesan yang di sampaikannya. Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba menggali makna kata syukur yang disandingkan dengan kata kufur pada surat Ibrahim ayat 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza yang digagas oleh Shahiron Syamsuddin.Penelitian ini menggunakan metode maudhu’i / tematik dengan cara deskriptif analisis dan menggunakan pendekatan Ma’na Cum Maghza. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yang berbentuk library reseach (penelitian kepustakaan) yang merujuk pada dua sumber, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Adapun sumber primernya berupa al-Qur’an dan sumber sekunder di dapat dari data-data atau referensi yang berhubungan dengan penelitian ini.Hasil penelitian makna syukur dalam QS. Ibrahim [14] : 7 dengan pendekatan Ma’na Cum Maghza menunjukkan bahwa dalam memahami konsep syukur secara lebih praktis dan bermakna memiliki sumbangan yang besar terhadap sukses dan bahagianya seseorang. Maghza al-ayah atau pesan utama ayat ini turun adalah bahwa bersyukur yang lebih kontekstual memiliki dimensi kemanfaatan dan kemaslahatan sosial yang luas. Kunci-kunci pemahaman dan penafsiran yang lebih humanis berdimensi insaniah sekaligus lebih transendental berdimensi ilahiah selalu menguatkan mata batin syukur pelakunya. Kontekstualisasi syukur di sini membuat kita berusaha konsisten dalam mengamalkan syukur dalam dunia nyata sekaligus dunia maya. Dalam kondisi ini, disadari bahwa syukur merupakan proses dinamis yang tidak pernah ada ujung usainya (never ending process). Semakin banyak bersyukur, semakin berlipat ganda kebahagiaan yang dirasakan. Di sinilah, pemahaman yang sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan tantangan yang dihadapi, diharapkan pengalaman dan pengamalan syukur kepada Allah benar-benar bermula dari ketulusan hati dan keikhlasan beramal yang hakiki sehingga bermanfaat dalam kehidupan manusia di dunia dan akhiratnya.