{"title":"马来人村贝卡西高速公路上的车辆运行成本效益研究","authors":"Astriona Indrawati, Aji Suraji, Dafid Irawan","doi":"10.31328/bouwplank.v2i1.232","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di Kota Bekasi cukup tinggi sehingga aktivitas dan pergerakan warga semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi maka berdampak pada peningkatan pergerakan dan angka lalu lintas harian, bahkan kemacetan tidak bisa dihindari di Kota Bekasi khususnya di ruas Bekasi – Cawang – Kampung Melayu yang merupakan penghubung antar Kota Bekasi di Provinsi Jawa Barat dan Kampung Melayu Kota Jakarta Timur. Pembangunan Jalan Tol Becakayu merupakan salah satu solusi mengatasi kemacetan yang terjadi di area penghubung antar daerah tersebut. Melalui kegiatan observasi awal yang dilakukan di jalan tol Becakayu, didapatkan data bahwa sejak dioperasikannya selama 5 bulan, realisasi volume lalu lintas harian berada pada kisaran 9.000-11.000 kendaraan per hari. Sedangkan estimasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada awal pengoperasiannya direncanakan sebesar 29.800 kendaraan. Artinya angka tersebut hanya berkisar 30% dari estimasi awal yang terdapat dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya minat penguna jalan tol, karena tarif tol yang berlaku dianggap terlalu tinggi. Maka diperlukan adanya penyesuaian tarif tol yang ideal untuk meningkatkan kembali minat pengguna jalan tol. Sehingga realisasi volume lalu lintas harian (LHR) sesuai dengan estimasi awal dalam PPJT. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruas Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu. Dengan pendekatan nilai BKBOK dimana tarif tol maksimal adalah 70% dari nilai Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Maka didapatkan besaran tarif tol Becakayu seksi IB dan IC untuk Golongan I sebesar Rp 5.620,-/kendaraan atau turun 60% dari tarif awal yang berlaku. Golongan II sebesar Rp 7.111,-/kendaraan turun 66% dari tarif awal yang berlaku. Golongan III sebesar Rp 14.432,-/kendaraan turun 48% dari tarif awal yang berlaku. Golongan IV sebesar Rp 15.965,-/kendaraan turun 54% dari tarif awal yang berlaku. Golongan V sebesar Rp 18.656,-/kendaraan turun 56% dari tarif awal yang berlaku. Maka perlu adanya penyesuaian tarif yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan minat pengguna jalan tol, dan mengurangi resiko kemacetan lalu lintas di jalan bukan jalan bebas hambatan atau non-tol.","PeriodicalId":294071,"journal":{"name":"BOUWPLANK Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Lingkungan","volume":" 26","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KAJIAN TARIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE BESAR KEUNTUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI JALAN BEBAS HAMBATAN BEKASI – CAWANG – KAMPUNG MELAYU\",\"authors\":\"Astriona Indrawati, Aji Suraji, Dafid Irawan\",\"doi\":\"10.31328/bouwplank.v2i1.232\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di Kota Bekasi cukup tinggi sehingga aktivitas dan pergerakan warga semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi maka berdampak pada peningkatan pergerakan dan angka lalu lintas harian, bahkan kemacetan tidak bisa dihindari di Kota Bekasi khususnya di ruas Bekasi – Cawang – Kampung Melayu yang merupakan penghubung antar Kota Bekasi di Provinsi Jawa Barat dan Kampung Melayu Kota Jakarta Timur. Pembangunan Jalan Tol Becakayu merupakan salah satu solusi mengatasi kemacetan yang terjadi di area penghubung antar daerah tersebut. Melalui kegiatan observasi awal yang dilakukan di jalan tol Becakayu, didapatkan data bahwa sejak dioperasikannya selama 5 bulan, realisasi volume lalu lintas harian berada pada kisaran 9.000-11.000 kendaraan per hari. Sedangkan estimasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada awal pengoperasiannya direncanakan sebesar 29.800 kendaraan. Artinya angka tersebut hanya berkisar 30% dari estimasi awal yang terdapat dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya minat penguna jalan tol, karena tarif tol yang berlaku dianggap terlalu tinggi. Maka diperlukan adanya penyesuaian tarif tol yang ideal untuk meningkatkan kembali minat pengguna jalan tol. Sehingga realisasi volume lalu lintas harian (LHR) sesuai dengan estimasi awal dalam PPJT. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruas Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu. Dengan pendekatan nilai BKBOK dimana tarif tol maksimal adalah 70% dari nilai Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Maka didapatkan besaran tarif tol Becakayu seksi IB dan IC untuk Golongan I sebesar Rp 5.620,-/kendaraan atau turun 60% dari tarif awal yang berlaku. Golongan II sebesar Rp 7.111,-/kendaraan turun 66% dari tarif awal yang berlaku. Golongan III sebesar Rp 14.432,-/kendaraan turun 48% dari tarif awal yang berlaku. Golongan IV sebesar Rp 15.965,-/kendaraan turun 54% dari tarif awal yang berlaku. Golongan V sebesar Rp 18.656,-/kendaraan turun 56% dari tarif awal yang berlaku. Maka perlu adanya penyesuaian tarif yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan minat pengguna jalan tol, dan mengurangi resiko kemacetan lalu lintas di jalan bukan jalan bebas hambatan atau non-tol.\",\"PeriodicalId\":294071,\"journal\":{\"name\":\"BOUWPLANK Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Lingkungan\",\"volume\":\" 26\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-09-02\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"BOUWPLANK Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.31328/bouwplank.v2i1.232\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BOUWPLANK Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31328/bouwplank.v2i1.232","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KAJIAN TARIF DENGAN MENGGUNAKAN METODE BESAR KEUNTUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI JALAN BEBAS HAMBATAN BEKASI – CAWANG – KAMPUNG MELAYU
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di Kota Bekasi cukup tinggi sehingga aktivitas dan pergerakan warga semakin meningkat. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi maka berdampak pada peningkatan pergerakan dan angka lalu lintas harian, bahkan kemacetan tidak bisa dihindari di Kota Bekasi khususnya di ruas Bekasi – Cawang – Kampung Melayu yang merupakan penghubung antar Kota Bekasi di Provinsi Jawa Barat dan Kampung Melayu Kota Jakarta Timur. Pembangunan Jalan Tol Becakayu merupakan salah satu solusi mengatasi kemacetan yang terjadi di area penghubung antar daerah tersebut. Melalui kegiatan observasi awal yang dilakukan di jalan tol Becakayu, didapatkan data bahwa sejak dioperasikannya selama 5 bulan, realisasi volume lalu lintas harian berada pada kisaran 9.000-11.000 kendaraan per hari. Sedangkan estimasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) pada awal pengoperasiannya direncanakan sebesar 29.800 kendaraan. Artinya angka tersebut hanya berkisar 30% dari estimasi awal yang terdapat dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Hal tersebut dipengaruhi oleh kurangnya minat penguna jalan tol, karena tarif tol yang berlaku dianggap terlalu tinggi. Maka diperlukan adanya penyesuaian tarif tol yang ideal untuk meningkatkan kembali minat pengguna jalan tol. Sehingga realisasi volume lalu lintas harian (LHR) sesuai dengan estimasi awal dalam PPJT. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Ruas Jalan Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu. Dengan pendekatan nilai BKBOK dimana tarif tol maksimal adalah 70% dari nilai Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Maka didapatkan besaran tarif tol Becakayu seksi IB dan IC untuk Golongan I sebesar Rp 5.620,-/kendaraan atau turun 60% dari tarif awal yang berlaku. Golongan II sebesar Rp 7.111,-/kendaraan turun 66% dari tarif awal yang berlaku. Golongan III sebesar Rp 14.432,-/kendaraan turun 48% dari tarif awal yang berlaku. Golongan IV sebesar Rp 15.965,-/kendaraan turun 54% dari tarif awal yang berlaku. Golongan V sebesar Rp 18.656,-/kendaraan turun 56% dari tarif awal yang berlaku. Maka perlu adanya penyesuaian tarif yang berlaku. Sehingga dapat meningkatkan minat pengguna jalan tol, dan mengurangi resiko kemacetan lalu lintas di jalan bukan jalan bebas hambatan atau non-tol.