- Book学术

发布求助

文献互助智能选刊最新文献

Optimum: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Pub Date : 2018-05-14 DOI:10.12928/OPTIMUM.V10I1.15973

Yossi Windria

{"title":"ANALISIS DAN PEMETAAN KEMISKINAN MULTIDIMENSI PROVINSI SUMATERA BARAT","authors":"Yossi Windria","doi":"10.12928/OPTIMUM.V10I1.15973","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dalam konteks kemiskinan selama ini, pengukuran kemiskinan selalu diukur dari dimensi pengeluaran/ konsumsi dan pendapatan, sedangkan perangkap kemiskinan itu meliputi banyak dimensi seperti rendahnya pendidikan, keterbatasan lapangan pekerjaan, buruknya kualitas kesehatan, kurangnya partisipasi sosial dan politik, serta lain sebagainya. \nPenelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat menggunakan pendekatan multidimensional. Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi, distribusi, dan pekembangan kemiskinan multidimensional di tahun 2016. Dalam pendekatan multidimensional, kemiskinan diukur dan dianalisis dengan mempertimbangkan dimensi non-moneter yaitu: dimensi kesehatan, dimensi pendidikan, dan dimensi standar kualitas hidup. Pengukuran kemiskinan multidimensi dalam penelitian ini menggunakan metode Alkire-Foster. Metode ini diperkenalkan oleh Alkire dan Foster (2007) yang kemudian diadopsi oleh UNDP untuk menghitung Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI) sebagai fitur permanen dalam Human Development Report sejak 2010. \nDengan menggunakan data Susenas 2016, hasil berikut diperoleh: (1) Kondisi kemiskinan diukur dengan mempertimbangkan dimensi non-moneter memberikan gambaran yang berbeda dibandingkan hanya dengan mempertimbangkan dimensi moneter; (2) Kemiskinan di Sumatera Barat adalah fenomena pedesaan yang ditunjukkan oleh dominasi indikator yang terdeprivasi lebih tinggi di wilayah pedesaan; (3) indikator pemakaian bahan bakar memasak, akses pra sekolah, dan sanitasi merupakan indikator dengan deprivasi (ketidakmampuan akses) tertinggi pada penduduk miskin multidimensi; (4) Secara spasial, Kota Solok merupakan Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk miskin multidimensi yang relatif lebih rendah dari wilayah lain di Sumatera Barat. Dari sudut pandang kemiskinan secara umum, kemiskinan multidimensi relatif lebih tinggi dibandingkan kemiskinan moneter. Oleh karena itu, pengukuran multidimensi diperlukan guna melengkapi pengukuran kemiskinan moneter agar mampu memberikan gambaran komprehensif dalam estimasi kemiskinan. \n \nKata kunci: Alkire-Foster Method, Deprivasi, Rumah Tangga, Susenas, SDGs","PeriodicalId":282022,"journal":{"name":"Optimum: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan","volume":"906 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-05-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Optimum: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12928/OPTIMUM.V10I1.15973","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}

引用次数: 1

摘要

在当今贫困的背景下，贫困的衡量总是从支出/消费和收入的角度来衡量的，而贫困的陷阱包含许多方面，如低教育、就业限制、健康质量差、社会和政治参与程度较低等。该研究旨在利用多维方法对西苏门答腊省的贫困进行分析。这项研究预计将确定2016年多维贫困的条件、分布和后果。在多维方法中，贫穷是通过考虑非货币维度来衡量和分析的:健康、教育维度和生活质量标准维度。在这项研究中，用炼金术来衡量多元贫困。Alkire和Foster(2007)引入了这种方法，后来联合国开发计划署采用这些方法，以计算自2010年以来人类发展报告的永久特征。使用2016年Susenas数据，获得以下结果:(1)贫穷的条件是通过考虑非货币维度来衡量的，而不仅仅是考虑货币维度来衡量;(2)西苏门答腊的贫困是一种农村现象，这是由于农村地区高隐私指标的支配;(3)烹饪燃料消耗、学前接触和卫生等指标是多维贫困人口中最高的缺乏性指标;(4)索洛克市从空间上讲是一个地区/城镇，其多维穷人比例相对较西苏门答腊其他地区。从一般贫困的角度来看，多维贫困相对于货币贫困。因此，需要进行多维的测量，以补充货币贫困率，以便对贫困的估计提供一个全面的概述。关键词:Alkire-Foster Method, deprivate, Susenas, SDGs

本文章由计算机程序翻译，如有差异，请以英文原文为准。

查看原文本刊更多论文

ANALISIS DAN PEMETAAN KEMISKINAN MULTIDIMENSI PROVINSI SUMATERA BARAT

Dalam konteks kemiskinan selama ini, pengukuran kemiskinan selalu diukur dari dimensi pengeluaran/ konsumsi dan pendapatan, sedangkan perangkap kemiskinan itu meliputi banyak dimensi seperti rendahnya pendidikan, keterbatasan lapangan pekerjaan, buruknya kualitas kesehatan, kurangnya partisipasi sosial dan politik, serta lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat menggunakan pendekatan multidimensional. Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kondisi, distribusi, dan pekembangan kemiskinan multidimensional di tahun 2016. Dalam pendekatan multidimensional, kemiskinan diukur dan dianalisis dengan mempertimbangkan dimensi non-moneter yaitu: dimensi kesehatan, dimensi pendidikan, dan dimensi standar kualitas hidup. Pengukuran kemiskinan multidimensi dalam penelitian ini menggunakan metode Alkire-Foster. Metode ini diperkenalkan oleh Alkire dan Foster (2007) yang kemudian diadopsi oleh UNDP untuk menghitung Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI) sebagai fitur permanen dalam Human Development Report sejak 2010. Dengan menggunakan data Susenas 2016, hasil berikut diperoleh: (1) Kondisi kemiskinan diukur dengan mempertimbangkan dimensi non-moneter memberikan gambaran yang berbeda dibandingkan hanya dengan mempertimbangkan dimensi moneter; (2) Kemiskinan di Sumatera Barat adalah fenomena pedesaan yang ditunjukkan oleh dominasi indikator yang terdeprivasi lebih tinggi di wilayah pedesaan; (3) indikator pemakaian bahan bakar memasak, akses pra sekolah, dan sanitasi merupakan indikator dengan deprivasi (ketidakmampuan akses) tertinggi pada penduduk miskin multidimensi; (4) Secara spasial, Kota Solok merupakan Kabupaten/Kota dengan persentase penduduk miskin multidimensi yang relatif lebih rendah dari wilayah lain di Sumatera Barat. Dari sudut pandang kemiskinan secara umum, kemiskinan multidimensi relatif lebih tinggi dibandingkan kemiskinan moneter. Oleh karena itu, pengukuran multidimensi diperlukan guna melengkapi pengukuran kemiskinan moneter agar mampu memberikan gambaran komprehensif dalam estimasi kemiskinan. Kata kunci: Alkire-Foster Method, Deprivasi, Rumah Tangga, Susenas, SDGs

求助全文

通过发布文献求助，成功后即可免费获取论文全文。去求助

来源期刊

Optimum: Jurnal Ekonomi dan Pembangunan

自引率

0.00%

发文量