{"title":"PERKEMBANGAN TATA RIAS PAES PENGANTIN JOGJA PUTRI","authors":"Clarita Aprilliani","doi":"10.21831/hej.v7i1.46650","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Beberapa ragam rias pengantin gaya Yogyakarta diantaranya, Paes Ageng, Jogja Putri, Kanigaran, dan Jangan Menir. Semua berasal dari induk yang sama yaitu tradisi pengantin dari keraton. Dulunya tata rias khas Jogja ini bersifat eksklusif hanya boleh dilakukan oleh putri kerajaan atau menantu. Namun setelah keputusan dari Sri Sultan HB IX, ragam tata rias khas Yogyakarta boleh dilakukan untuk masyarakat sebagai wujud pelestarian budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui makna tata rias paes pengantin Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) Mengetahui perkembangan penggunaan tata rias dan tata busana pengantin Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi dengan mendeskripsikan makna dan bentuk tata rias paes serta perkembangan pada tata rias dan busana pengantin Jogja putri. Studi fenomenologi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi pada penata rias pengantin Ibu Dra. C Tri Lestari Dyah Sulistyowati di Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan fenomenologi.","PeriodicalId":100610,"journal":{"name":"Home Economics Research Journal","volume":"86 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Home Economics Research Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21831/hej.v7i1.46650","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Beberapa ragam rias pengantin gaya Yogyakarta diantaranya, Paes Ageng, Jogja Putri, Kanigaran, dan Jangan Menir. Semua berasal dari induk yang sama yaitu tradisi pengantin dari keraton. Dulunya tata rias khas Jogja ini bersifat eksklusif hanya boleh dilakukan oleh putri kerajaan atau menantu. Namun setelah keputusan dari Sri Sultan HB IX, ragam tata rias khas Yogyakarta boleh dilakukan untuk masyarakat sebagai wujud pelestarian budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui makna tata rias paes pengantin Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) Mengetahui perkembangan penggunaan tata rias dan tata busana pengantin Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi dengan mendeskripsikan makna dan bentuk tata rias paes serta perkembangan pada tata rias dan busana pengantin Jogja putri. Studi fenomenologi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi pada penata rias pengantin Ibu Dra. C Tri Lestari Dyah Sulistyowati di Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif dengan pendekatan fenomenologi.