{"title":"Sunnah Perspektif Muhammad Syahrur","authors":"N. Hakim, Tantin Puspita Rini","doi":"10.37680/ADABIYA.V15I01.264","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The purpose of this writing is for tracing the nature of the Sunnah according to the Syah}ru>r. This study uses literature with a qualitative approach. The results of the study are the concept of sunnah according to Syah}ru>r: (1) to maintain the dynamism of hadith three basic concepts are needed, namely the condition of being, the process of being, and the condition of being. (2) All the words and deeds of the Prophet are not revelations. (3) In the compilation and modification of the hadith, politics becomes a factor of chaos. Reconstruction of the Sunnah of the Syah}ru>r: (1) The Sunnah is what was done by the Prophet in the seventh century and is the first model of how to interact with Islam at a certain time and space, not the only and not the last. (2) Sunnah is divided into two, namely sunnah risa>lah and sunnah nubuwwah. (3) The Prophet was not a maʻs}u>m in all things. The conclusion of this study is that the Prophet's sunnah is the Prophet's interaction with al-Tanzi>l al-H}aki>m, which in this case has the meaning that the content of the Prophet's sunnah is a derivative of the laws contained therein. \nKeywords: prophet Muhammad, sunnah, sunnah nubuwwah, sunnah risa>lah \nAbstrak \nTujuan penulisan ini untuk menelusuri hakikat sunnah menurut Syah}ru>r. Kajian ini menggunakan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian adalah konsep sunnah menurut Syah}rur: (1) untuk menjaga kedinamisan hadis dibutuhkan tiga konsep dasar, yaitu kondisi berada, kondisi berproses, dan kondisi menjadi. (2) Segala perkataan dan perbuatan Nabi bukan merupakan wahyu. (3) Dalam penghimpunan dan pengkodifikasian hadis, politik menjadi faktor kekacauan. Rekonstruksi sunnah Syah}ru>r: (1) Sunnah ialah apa-apa yang—telah—diperbuat oleh Nabi di semenanjung Arab pada abad ketujuh masehi dan ia merupakan model pertama bagaimana berinteraksi dengan Islam pada penggal ruang dan waktu tertentu, bukan satu-satunya dan bukan yang terakhir. (2) Sunnah terbagi menjadi dua, yaitu sunnah risa>lah dan sunnah nubuwwah. Sunnah risa>lah terbagi menjadi dua; ketaatan yang tersambung (wajib ditaati) dan ketaatan yang terputus (tidak wajib ditaati). Sunnah nubuwwah tidak perlu ditaati. (3) Nabi bukan seorang yang maʻs}u>m dalam semua hal. Kesimpulan kajian ini adalah sunnah Nabi dalam pandangan Syah}ru>r merupakan interaksi Nabi terhadap al-Tanzi>l al-H}aki>m, yang dalam hal ini mempunyai makna bahwa kandungan sunnah Nabi merupakan turunan hukum-hukum yang terkandung di dalam al-Tanzi>l al-H}aki>m. \nKata kunci: Nabi Muhammad, sunnah, sunnah nubuwwah, sunnah risa>lah","PeriodicalId":7695,"journal":{"name":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-06-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.37680/ADABIYA.V15I01.264","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
The purpose of this writing is for tracing the nature of the Sunnah according to the Syah}ru>r. This study uses literature with a qualitative approach. The results of the study are the concept of sunnah according to Syah}ru>r: (1) to maintain the dynamism of hadith three basic concepts are needed, namely the condition of being, the process of being, and the condition of being. (2) All the words and deeds of the Prophet are not revelations. (3) In the compilation and modification of the hadith, politics becomes a factor of chaos. Reconstruction of the Sunnah of the Syah}ru>r: (1) The Sunnah is what was done by the Prophet in the seventh century and is the first model of how to interact with Islam at a certain time and space, not the only and not the last. (2) Sunnah is divided into two, namely sunnah risa>lah and sunnah nubuwwah. (3) The Prophet was not a maʻs}u>m in all things. The conclusion of this study is that the Prophet's sunnah is the Prophet's interaction with al-Tanzi>l al-H}aki>m, which in this case has the meaning that the content of the Prophet's sunnah is a derivative of the laws contained therein.
Keywords: prophet Muhammad, sunnah, sunnah nubuwwah, sunnah risa>lah
Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk menelusuri hakikat sunnah menurut Syah}ru>r. Kajian ini menggunakan pustaka dengan pendekatan kualitatif. Hasil kajian adalah konsep sunnah menurut Syah}rur: (1) untuk menjaga kedinamisan hadis dibutuhkan tiga konsep dasar, yaitu kondisi berada, kondisi berproses, dan kondisi menjadi. (2) Segala perkataan dan perbuatan Nabi bukan merupakan wahyu. (3) Dalam penghimpunan dan pengkodifikasian hadis, politik menjadi faktor kekacauan. Rekonstruksi sunnah Syah}ru>r: (1) Sunnah ialah apa-apa yang—telah—diperbuat oleh Nabi di semenanjung Arab pada abad ketujuh masehi dan ia merupakan model pertama bagaimana berinteraksi dengan Islam pada penggal ruang dan waktu tertentu, bukan satu-satunya dan bukan yang terakhir. (2) Sunnah terbagi menjadi dua, yaitu sunnah risa>lah dan sunnah nubuwwah. Sunnah risa>lah terbagi menjadi dua; ketaatan yang tersambung (wajib ditaati) dan ketaatan yang terputus (tidak wajib ditaati). Sunnah nubuwwah tidak perlu ditaati. (3) Nabi bukan seorang yang maʻs}u>m dalam semua hal. Kesimpulan kajian ini adalah sunnah Nabi dalam pandangan Syah}ru>r merupakan interaksi Nabi terhadap al-Tanzi>l al-H}aki>m, yang dalam hal ini mempunyai makna bahwa kandungan sunnah Nabi merupakan turunan hukum-hukum yang terkandung di dalam al-Tanzi>l al-H}aki>m.
Kata kunci: Nabi Muhammad, sunnah, sunnah nubuwwah, sunnah risa>lah
写这篇文章的目的是为了根据伊斯兰教来追溯圣训的本质。本研究采用文献定性方法。研究的结果是根据Syah}ru>r的圣训概念:(1)保持圣训的动态性需要三个基本概念,即存在的条件、存在的过程和存在的条件。(2)先知的一切言行都不是启示。(3)在《圣训》的编修中,政治成为混乱的因素。伊斯兰圣训的重建:(1)圣训是先知在七世纪所做的,是在特定时间和空间如何与伊斯兰教互动的第一个模式,而不是唯一的,也不是最后一个。(2)圣训分为两种,即圣训(Sunnah risa>lah)和圣训(Sunnah nubuwwah)。(3)先知并不是在所有事情上都是圣人。这项研究的结论是,先知的圣训是先知与al-Tanzi>l al-H}aki>m的互动,在这种情况下,这意味着先知的圣训的内容是其中所包含的法律的衍生品。关键词:先知穆罕默德,圣训,圣训,圣训,圣训,圣训,圣训,圣训;Kajian ini menggunakan pustaka dengan pendekatan qualititati。(1) untuk menjaga kedinamisan hais dibutuhkan tiga konsep dasar, yitu kondisi berada, kondisi berproses, dan kondisi menjadi。(2) Segala perkataan dan perbuatan Nabi bukan merupakan wahyu。(3) Dalam penghimpunan dan pengkodifikasian hais, political menjadi fakto kekacauan。(1) sunnah ialah apa-apa yang - telah - diperbuat oleh Nabi di semenanjung Arab pada abad ketujuh masehi dania merupakan模型pertama bagaimana berinteraksi dengan Islam pada pengal runang waktu tertenu, bukan satu-satunya dan bukan yang terakhir。(2) Sunnah terbagi menjadi dua, yyitu Sunnah risa>lah dan Sunnah nubuwwah。Sunnah risa>lah terbagi menjadi dua;Ketaatan Yang tersambung (wajib ditaati) dan Ketaatan Yang terputus (tidak wajib ditaati)。圣训nubuwwah tidak perlu ditaati。(3) Nabi bukan seorang yang ma ha}u>m dalam semua hal。kespulan kajian ini adalah sunnah Nabi dalam pandangan Syah}ru>r merupakan interaksi Nabi terhadap al-Tanzi>l al-H}aki>m, yang dalam hal ini mempunyai makna bahwa kandungan sunnah Nabi merupakan turunan hukum-hukum yang terkandung di dalam al-Tanzi>l al-H}aki>m。Kata kunci: Nabi Muhammad, sunnah, sunnah nubuwwah, sunnah isa>lah