{"title":"KAFIR DALAM AL-QUR’AN","authors":"Muhaemin Muhaemin","doi":"10.22548/shf.v14i2.671","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Tulisan ini membahas pandangan Mahmud Yunus terkait makna ‘kafir’ dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim. Dengan menggunakan penelitian library research dan pengolahan data menggunakan deskriptif-analitik, menjadi jelas bahwa konteks sosio-historis memberikan pengaruh yang besar bagi Mahmud Yunus dalam memahami teks Al-Qur’an, khususnya berkaitan dengan makna kafir. Dalam tafsirnya Mahmud Yunus menafsirkan kafir dengan melihat perilaku dan keseharian masyarakat Indonesia. Misalnya ketika menafsirkan surah an-Nahl/16: 112 ia mengatakan orang kafir yaitu siapa pun yang tidak berterima kasih kepada Allah. Ia mengontekskan ayat ini dengan negeri-negeri kaya yang memiliki kebun karet di Indonesia. Karena tidak berterima kasih kepada Allah, diturunkanlah balasan berupa turunnya harga jual karet. Dalam ayat lain surah at-Taubah/9: 107 yang disebut kafir yaitu mendirikan masjid dengan niat memecah belah umat. Berbeda dengan sarjana lain, dalam menafsirkan Al-Qur’an Mahmud Yunus mengesampingkan sejarah kata kafir pra-Islam. Di sisi lain, terlihat juga subjektivitasnya terkait pemaknaan kata kafir.","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22548/shf.v14i2.671","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Tulisan ini membahas pandangan Mahmud Yunus terkait makna ‘kafir’ dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim. Dengan menggunakan penelitian library research dan pengolahan data menggunakan deskriptif-analitik, menjadi jelas bahwa konteks sosio-historis memberikan pengaruh yang besar bagi Mahmud Yunus dalam memahami teks Al-Qur’an, khususnya berkaitan dengan makna kafir. Dalam tafsirnya Mahmud Yunus menafsirkan kafir dengan melihat perilaku dan keseharian masyarakat Indonesia. Misalnya ketika menafsirkan surah an-Nahl/16: 112 ia mengatakan orang kafir yaitu siapa pun yang tidak berterima kasih kepada Allah. Ia mengontekskan ayat ini dengan negeri-negeri kaya yang memiliki kebun karet di Indonesia. Karena tidak berterima kasih kepada Allah, diturunkanlah balasan berupa turunnya harga jual karet. Dalam ayat lain surah at-Taubah/9: 107 yang disebut kafir yaitu mendirikan masjid dengan niat memecah belah umat. Berbeda dengan sarjana lain, dalam menafsirkan Al-Qur’an Mahmud Yunus mengesampingkan sejarah kata kafir pra-Islam. Di sisi lain, terlihat juga subjektivitasnya terkait pemaknaan kata kafir.