{"title":"JATISABA (2015) AND ELEVEN MINUTES (2003) FROM A PSYCHOANALYTIC FEMINIST PERSPECTIVE: A COMPARATIVE STUDY","authors":"Rizki Eka Putri Alda","doi":"10.22146/poetika.v9i2.64788","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This study analyzes Jatisaba, a novel by Ramayda Akmal and Eleven Minutes, a novel by Paulo Coelho, within a comparative literature framework. It aims to compare the transformation of the main female characters and their struggle to survive in both novels. By means of a descriptive qualitative method, the research was conducted from a psychoanalytic feminist perspective. This perspective believes that women are not born inferior, but some factors in her life have been placing them in an inferior position to men. The study resulted in the following findings. First, the main characters of both novels, Mae and Maria, underwent a psychological transformation throughout their life journeys of surviving human trafficking, sexual harassment and prostitution and navigating their love lives Both of them were brought up by a mother with a strong character that could protect them from castration and gender inferiority as a woman. Second, Mae and Maria’s struggle to survive became the cause of their resistance against patriarchal values with the power of their femininity. Third, the difference between the endings of the two novels reflects the different social and cultural values in the respective stories that greatly influence the female characters’ lives. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa novel Jatisaba karya Ramayda Akmal dari Indonesia dan Eleven Minutes karya Paulo Coelho dari Brazil menggunakan pendekatan sastra banding. Penelitian ini mengungkap transformasi karakter dari tokoh utama perempuan dalam kedua novel dan cara mereka bertahan hidup dalam dunia yang didominasi oleh budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan perspektif feminis psikoanalisis. Perspektif ini berpandangan bahwa perempuan tidak dilahirkan sebagai makhluk inferior, tetapi ada beberapa faktor dalam hidup mereka yang dapat menyebabkan mereka berada pada posisi inferior. Hasil penelitian mengungkap tiga hal berikut ini. Pertama, transformasi psikologis dari tokoh utama perempuan dalam kedua novel, Mae dan Maria, merupakan hasil dari perjalanan hidup mereka melalui pengalaman-pengalaman seperti perdagangan manusia, kekerasan seksual dan prostitusi serta kehidupan percintaan. Keduanya dibesarkan oleh sosok ibu yang tangguh yang melindungi mereka dari kastrasi dan inferioritas sebagai perempuan. Kedua, perjuangan untuk bertahan hidup yang ditunjukkan Maria dan Mae menggambarkan perlawanan terhadap nilai-nilai patriarki menggunakan femininitas mereka Ketiga, pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap pembentukan karakter kedua tokoh utama tersebut tercermin dalam akhir cerita yang berbeda antara novel Jatisaba dan Eleven Minutes.","PeriodicalId":31482,"journal":{"name":"Jurnal Poetika","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Poetika","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/poetika.v9i2.64788","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This study analyzes Jatisaba, a novel by Ramayda Akmal and Eleven Minutes, a novel by Paulo Coelho, within a comparative literature framework. It aims to compare the transformation of the main female characters and their struggle to survive in both novels. By means of a descriptive qualitative method, the research was conducted from a psychoanalytic feminist perspective. This perspective believes that women are not born inferior, but some factors in her life have been placing them in an inferior position to men. The study resulted in the following findings. First, the main characters of both novels, Mae and Maria, underwent a psychological transformation throughout their life journeys of surviving human trafficking, sexual harassment and prostitution and navigating their love lives Both of them were brought up by a mother with a strong character that could protect them from castration and gender inferiority as a woman. Second, Mae and Maria’s struggle to survive became the cause of their resistance against patriarchal values with the power of their femininity. Third, the difference between the endings of the two novels reflects the different social and cultural values in the respective stories that greatly influence the female characters’ lives. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa novel Jatisaba karya Ramayda Akmal dari Indonesia dan Eleven Minutes karya Paulo Coelho dari Brazil menggunakan pendekatan sastra banding. Penelitian ini mengungkap transformasi karakter dari tokoh utama perempuan dalam kedua novel dan cara mereka bertahan hidup dalam dunia yang didominasi oleh budaya patriarki. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan perspektif feminis psikoanalisis. Perspektif ini berpandangan bahwa perempuan tidak dilahirkan sebagai makhluk inferior, tetapi ada beberapa faktor dalam hidup mereka yang dapat menyebabkan mereka berada pada posisi inferior. Hasil penelitian mengungkap tiga hal berikut ini. Pertama, transformasi psikologis dari tokoh utama perempuan dalam kedua novel, Mae dan Maria, merupakan hasil dari perjalanan hidup mereka melalui pengalaman-pengalaman seperti perdagangan manusia, kekerasan seksual dan prostitusi serta kehidupan percintaan. Keduanya dibesarkan oleh sosok ibu yang tangguh yang melindungi mereka dari kastrasi dan inferioritas sebagai perempuan. Kedua, perjuangan untuk bertahan hidup yang ditunjukkan Maria dan Mae menggambarkan perlawanan terhadap nilai-nilai patriarki menggunakan femininitas mereka Ketiga, pengaruh faktor-faktor sosial dan budaya terhadap pembentukan karakter kedua tokoh utama tersebut tercermin dalam akhir cerita yang berbeda antara novel Jatisaba dan Eleven Minutes.
本文从比较文学的角度分析了Ramayda Akmal的小说《Jatisaba》和Paulo Coelho的小说《Eleven Minutes》。它旨在比较两部小说中主要女性角色的转变和她们的生存挣扎。本研究从精神分析女性主义的视角出发,采用描述性定性方法进行研究。这种观点认为,女性并非生来劣等,而是生活中的一些因素使她们处于比男性劣等的地位。研究结果如下。首先,两本小说的主人公Mae和Maria都经历了心理上的转变,她们经历了从人口贩卖、性骚扰、卖淫到爱情生活的人生旅程,她们都是由一个坚强的母亲抚养长大的,这个母亲可以保护她们免受阉割和作为女性的性别自卑。其次,梅和玛丽亚的生存斗争成为她们用女性的力量反抗男权价值观的原因。第三,两部小说的不同结局反映了各自故事中不同的社会文化价值观,这对女性角色的生活产生了很大的影响。Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa小说Jatisaba karya Ramayda Akmal dari印度尼西亚丹11分钟karya Paulo Coelho dari巴西menggunakan pendekatan sastra bandding。Penelitian ini mengungkap变形karakter dari tokoh utama perempuan dalam kedua小说丹卡拉梅里卡bertahan hidup dalam dunia yang didominasi oleh budaya patriki。Penelitian ini menggunakan的方法、描述、定性和女性精神分析的视角。perperktif ini berpandangan bahwa perperperperpuan tidak dilahirkan sebagai makhluk下级,tetpi ada bebera下级,dalam hidup mereka yang dapat menyebabkan mereka berada ada posisi下级。Hasil penelitian mengungkap tiga hal berikut ini。Pertama,转化心理学家dari tokoh utama perempuan dalam kedua小说,Mae dan Maria, merupakan hasil dari perjalanan hidup mereka melalui pengalaman-pengalaman seperdagangan manusia, kekerasan seksual dan proticii serta kehidupan percintaan。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】