Analisis Kinerja Jaringan LTE-Advanced Menggunakan Metode Inter-Band Carrier Aggregation di Wilayah Rancaekek

Febryyanti Nawang Wulan, Setiyo Budiyanto
{"title":"Analisis Kinerja Jaringan LTE-Advanced Menggunakan Metode Inter-Band Carrier Aggregation di Wilayah Rancaekek","authors":"Febryyanti Nawang Wulan, Setiyo Budiyanto","doi":"10.22441/jte.2022.v13i1.004","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wilayah Rancaekek merupakan salah satu wilayah potential market di Kabupaten Bandung karena letaknya yang strategis sehingga diperlukan kapasitas jaringan yang sanggup memberikan layanan data pada setiap pengguna sebaik mungkin. Namun, berdasarkan hasil identifikasi data Operating Support System yang berawal dari custumer complain di wilayah Rancaekek dari salah satu operator, terdapat lima site dengan nilai rata-rata trafik yang tinggi yang ditunjukkan dari persentase penggunaan resource block melebihi 90% yang artinya melebihi batas toleransi operator tersebut yang mengakibatkan performansi jaringan LTE di wilayah tersebut tidak optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan penerapan metode inter-band carrier aggregation pada jaringan LTE-Advanced di wilayah Rancaekek dengan menggabungkan band 1 (2100 MHz) sebesar 10 MHz dan band 3 (1800 MHz) sebesar 10 MHz. Salah satu keuntungan dari penerapan metode ini adalah dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kapasitas jaringan di wilayah yang memiliki trafik tinggi dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh operator. Simulasi penerapan metode ini dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama dengan band 3 (1800 MHz) sebagai primary component carrier. Sedangkan skenario kedua dengan band 1 (2100 MHz) sebagai primary component carrier. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software Atoll 3.3, diketahui dengan adanya carrier aggregation dapat meningkatkan rata-rata Reference Signal Received Power (RSRP) menjadi -88,15 dBm dengan persentase kenaikan sebesar 3,72 %, rata-rata Signal to Interference Noise Ratio (SINR) menjadi 13,65 dB dengan persentase kenaikan sebesar 53,89 %, dan throughput menjadi 4.192 kbps dengan persentase kenaikan sebesar 181,5 %.","PeriodicalId":17789,"journal":{"name":"Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-02-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, dan Elektro","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22441/jte.2022.v13i1.004","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Wilayah Rancaekek merupakan salah satu wilayah potential market di Kabupaten Bandung karena letaknya yang strategis sehingga diperlukan kapasitas jaringan yang sanggup memberikan layanan data pada setiap pengguna sebaik mungkin. Namun, berdasarkan hasil identifikasi data Operating Support System yang berawal dari custumer complain di wilayah Rancaekek dari salah satu operator, terdapat lima site dengan nilai rata-rata trafik yang tinggi yang ditunjukkan dari persentase penggunaan resource block melebihi 90% yang artinya melebihi batas toleransi operator tersebut yang mengakibatkan performansi jaringan LTE di wilayah tersebut tidak optimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada penelitian ini dilakukan penerapan metode inter-band carrier aggregation pada jaringan LTE-Advanced di wilayah Rancaekek dengan menggabungkan band 1 (2100 MHz) sebesar 10 MHz dan band 3 (1800 MHz) sebesar 10 MHz. Salah satu keuntungan dari penerapan metode ini adalah dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kapasitas jaringan di wilayah yang memiliki trafik tinggi dengan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki oleh operator. Simulasi penerapan metode ini dilakukan dengan dua skenario. Skenario pertama dengan band 3 (1800 MHz) sebagai primary component carrier. Sedangkan skenario kedua dengan band 1 (2100 MHz) sebagai primary component carrier. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software Atoll 3.3, diketahui dengan adanya carrier aggregation dapat meningkatkan rata-rata Reference Signal Received Power (RSRP) menjadi -88,15 dBm dengan persentase kenaikan sebesar 3,72 %, rata-rata Signal to Interference Noise Ratio (SINR) menjadi 13,65 dB dengan persentase kenaikan sebesar 53,89 %, dan throughput menjadi 4.192 kbps dengan persentase kenaikan sebesar 181,5 %.
利用在兰德尔地区的星际运输方法进行lte先进网络性能分析
rankekkke地区是万隆区一个潜在的市场区域,因为它的位置具有战略意义,因此需要一个能够为每个用户提供尽可能多数据服务的网络能力。然而,根据识别操作系统支持的数据是从顾客抱怨看从运营商之一,有五个地区网站显示的平均流量的高分布洛克研究资源的使用比例超过90%,也就是说超过宽容的导致操作员确认地区LTE网络的不理想了。为了解决这个问题,这项研究将在rankekkke地区的l- comgregation网络上应用一种内部带攻击性方法,将10兆赫的乐队1(2100兆赫)和10兆赫的乐队3(1800兆赫)结合起来。采用这种方法的好处之一是,通过最大限度地利用操作员所拥有的资源,可以提高高流量地区的网络能力。该方法的应用模拟使用了两个场景。第一个场景是乐队3(1800兆赫)作为主导机。而第二种情况,乐队1(2100)是主要的component carrier。根据使用软件模拟的结果夸贾林环礁。3,已知有载体的聚合可以参考信号的平均接到电源(RSRP)增加到-88,15 dBm和百分比3.72 %,平均大信号上升到Interference Ratio (SINR)成为13.65分贝的噪声增加的百分比53,89 %,throughput成为4.192 kbps的增长率高达181.5 %。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信