K.H. AHMAD DAHLAN DALAM JARINGAN ULAMA DI SURAKARTA AWAL ABAD KE-20

Suhuf Pub Date : 2021-10-01 DOI:10.23917/suhuf.v33i2.16588
M. Ali
{"title":"K.H. AHMAD DAHLAN DALAM JARINGAN ULAMA DI SURAKARTA AWAL ABAD KE-20","authors":"M. Ali","doi":"10.23917/suhuf.v33i2.16588","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Memasuki pergantian abad ke-20 lahir dua organisasi Islam Modern di jantung kota kerajaan Jawa (vorstenlanden), Sarekat Islam (SI) atas prakarsa H. Samanhudi (1868-1956) di Surakarta dan Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) di Yogyakarta. SI cepat sekali berkembang, secepat keruntuhannya. Sementara itu, Muhammadiyah tumbuh dengan pelan tetapi pasti. Kala SI surut pada 1920, Muhammadiyah mengalami pasang naik dan merambah kota-kota lain, seperti  Pekalongan, Surabaya, dan Surakarta. Keterbukaan jaringan ulama terhadap wacana  pembaharuan Islam tidak lepas dari andil Kiai Dahlan. Menilik latar historis demikian, kajian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan corak permbaharuan Islam Islam Kiai Dahlan, (2) mengidentifikasi poros-poros jaringan ulama di Surakarta yang berinteraksi dengan Kiai Dahlan dalam pengembangan wacana pembaharuan Islam, (3) menemukan jejak-jejak Kiai Dahlan dalam pembentukan gerakan pembaharuan Islam di Surakarta. Dengan memakai metode sejarah, peneliti berhasil menemukan tiga hal. Pertama, pembaharuan Islam Kiai Dahlan bercorak praksis sosial dengan etika amaliah. Kedua, dapat diidentifikasi tiga poros jaringan ulama di Surakarta yang berinteraksi dengan Kiai Dahlan dalam pengembangan wacana pembaharuan Islam, yaitu: Poros Islam Pangulon-Kauman (PIPK) ada K.H. Bagus Arofah dan Prof. K.H. Mohammad Adnan (1889-1969); Poros Islam Pondok Jamsaren (PIPJ) ada K.H. Abu Amar (1879-1965) dan K.H. Imam Gozali (1899-1969); serta Poros Islam Keprabon (PIK) ada H. Mohammad Misbach (1876-1926) dan K. Moechtar Boechari (1899-1926). Ketiga jejak Kiai Dahlan dalam gerakan pembaharuan Islam di Surakarta dapat dilihat dengan berdirinya organisasi Islam pembaharu seperti perkumpulan SATV (1918), Muhammadiyah Cabang Surakarta (1922), dan perserekatan Al-Islam (1928).","PeriodicalId":32680,"journal":{"name":"Suhuf","volume":"71 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-10-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suhuf","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23917/suhuf.v33i2.16588","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Memasuki pergantian abad ke-20 lahir dua organisasi Islam Modern di jantung kota kerajaan Jawa (vorstenlanden), Sarekat Islam (SI) atas prakarsa H. Samanhudi (1868-1956) di Surakarta dan Muhammadiyah didirikan K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923) di Yogyakarta. SI cepat sekali berkembang, secepat keruntuhannya. Sementara itu, Muhammadiyah tumbuh dengan pelan tetapi pasti. Kala SI surut pada 1920, Muhammadiyah mengalami pasang naik dan merambah kota-kota lain, seperti  Pekalongan, Surabaya, dan Surakarta. Keterbukaan jaringan ulama terhadap wacana  pembaharuan Islam tidak lepas dari andil Kiai Dahlan. Menilik latar historis demikian, kajian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan corak permbaharuan Islam Islam Kiai Dahlan, (2) mengidentifikasi poros-poros jaringan ulama di Surakarta yang berinteraksi dengan Kiai Dahlan dalam pengembangan wacana pembaharuan Islam, (3) menemukan jejak-jejak Kiai Dahlan dalam pembentukan gerakan pembaharuan Islam di Surakarta. Dengan memakai metode sejarah, peneliti berhasil menemukan tiga hal. Pertama, pembaharuan Islam Kiai Dahlan bercorak praksis sosial dengan etika amaliah. Kedua, dapat diidentifikasi tiga poros jaringan ulama di Surakarta yang berinteraksi dengan Kiai Dahlan dalam pengembangan wacana pembaharuan Islam, yaitu: Poros Islam Pangulon-Kauman (PIPK) ada K.H. Bagus Arofah dan Prof. K.H. Mohammad Adnan (1889-1969); Poros Islam Pondok Jamsaren (PIPJ) ada K.H. Abu Amar (1879-1965) dan K.H. Imam Gozali (1899-1969); serta Poros Islam Keprabon (PIK) ada H. Mohammad Misbach (1876-1926) dan K. Moechtar Boechari (1899-1926). Ketiga jejak Kiai Dahlan dalam gerakan pembaharuan Islam di Surakarta dapat dilihat dengan berdirinya organisasi Islam pembaharu seperti perkumpulan SATV (1918), Muhammadiyah Cabang Surakarta (1922), dan perserekatan Al-Islam (1928).
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
10
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信