{"title":"Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13–15 tahun di Indonesia (analisis lanjut data Riskesdas 2018)","authors":"Ghina Raniya Suha, Amrina Rosyada","doi":"10.35842/ilgi.v6i1.339","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Remaja yang obesitas mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas pada masa dewasa sehingga berpotensi menyebabkan berbagai penyakit tidak menular. Beberapa faktor penyebab obesitas antara lain umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan pola makan (konsumsi gula sederhana, lemak, protein, serta buah dan sayur). Prevalensi obesitas pada orang dewasa di Indonesia naik dari 14,8% pada Riskesdas 2013 menjadi 21,8% pada Riskesdas 2018. Prevalensi obesitas remaja 13–15 tahun menurut data Riskesdas 2018 sebesar 4,8%. Hal ini merepresentasikan kondisi gizi pada remaja di Indonesia yang harus diperbaiki. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13–15 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini dilakukan pada Mei–November 2021 menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 yang melibatkan 54.914 responden. Desain penelitian adalah cross sectional, sedangkan variabel yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, konsumsi gula sederhana, konsumsi lemak, konsumsi protein, konsumsi buah dan sayur, serta kejadian obesitas. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebagian besar responden bejenis kelamin laki-laki (50,1%), bertempat tinggal di perkotaan (52,5%), tidak obesitas (95,6%), dan mempunyai aktivitas fisik ringan (53,9%). Sebagian besar responden juga jarang mengonsumsi gula sederhana (57%), jarang mengonsumsi lemak (62,3%), sering mengonsumsi protein (53,6%), dan kurang dalam mengonsumsi sayur dan buah (98,7%). Ada hubungan antara umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan konsumsi lemak dengan kejadian obesitas (p=0,000; p=0,000; p=0,041; p=0,028). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan konsumsi lemak dengan kejadian obesitas pada remaja 13–15 tahun di Indonesia.","PeriodicalId":13397,"journal":{"name":"Ilmu Gizi Indonesia","volume":"100 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Ilmu Gizi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35842/ilgi.v6i1.339","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Latar Belakang: Remaja yang obesitas mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas pada masa dewasa sehingga berpotensi menyebabkan berbagai penyakit tidak menular. Beberapa faktor penyebab obesitas antara lain umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan pola makan (konsumsi gula sederhana, lemak, protein, serta buah dan sayur). Prevalensi obesitas pada orang dewasa di Indonesia naik dari 14,8% pada Riskesdas 2013 menjadi 21,8% pada Riskesdas 2018. Prevalensi obesitas remaja 13–15 tahun menurut data Riskesdas 2018 sebesar 4,8%. Hal ini merepresentasikan kondisi gizi pada remaja di Indonesia yang harus diperbaiki. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja umur 13–15 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini dilakukan pada Mei–November 2021 menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 yang melibatkan 54.914 responden. Desain penelitian adalah cross sectional, sedangkan variabel yang diteliti meliputi umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, konsumsi gula sederhana, konsumsi lemak, konsumsi protein, konsumsi buah dan sayur, serta kejadian obesitas. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Sebagian besar responden bejenis kelamin laki-laki (50,1%), bertempat tinggal di perkotaan (52,5%), tidak obesitas (95,6%), dan mempunyai aktivitas fisik ringan (53,9%). Sebagian besar responden juga jarang mengonsumsi gula sederhana (57%), jarang mengonsumsi lemak (62,3%), sering mengonsumsi protein (53,6%), dan kurang dalam mengonsumsi sayur dan buah (98,7%). Ada hubungan antara umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan konsumsi lemak dengan kejadian obesitas (p=0,000; p=0,000; p=0,041; p=0,028). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan konsumsi lemak dengan kejadian obesitas pada remaja 13–15 tahun di Indonesia.