Frida Rosidatul Mu’awanah, B. Priadi, W. Widodo, I. Sukadana, Rian Andriansyah
{"title":"Mobilitas Uranium pada Endapan Sedimen Sungai Aktif di Daerah Mamuju, Sulawesi Barat","authors":"Frida Rosidatul Mu’awanah, B. Priadi, W. Widodo, I. Sukadana, Rian Andriansyah","doi":"10.17146/EKSPLORIUM.2018.39.2.4953","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK Mamuju merupakan daerah yang memiliki nilai laju dosis radiasi (radioaktifitas) tinggi. Daerah penelitian terdiri dari 6 sektor yaitu Sektor Ahu, Orobatu, Takandeang, Botteng, Pangasaan, dan Taan. Variasi batuan pada daerah penelitian tidak mencerminkan distribusi uranium, sehingga diperlukan metode geokimia untuk mengetahui distribusi uranium pada sistem drainase. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mobilitas dan distribusi uranium pada sistem drainase dengan menggunakan sampel sedimen sungai aktif. Analisis mobilitas uranium menggunakan persen labil yang didapatkan dari perbandingan uranium total dan uranium labil. Nilai uranium total didapatkan dari pengukuran X-Ray fluorescence spectrometry dan nilai uranium labil didapatkan dari pengukuran labile fluorimetry. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 lokasi potensial berdasarkan data radiometri. Hasil analisis menunjukkan Sektor Ahu memiliki nilai anomali uranium labil >113,44 ppm, Sektor Pangasaan dengan nilai anomali uranium labil >168,63 ppm, Sektor Takandeang dengan nilai anomali uranium labil >74,36 ppm, dan Sektor Botteng dengan nilai anomali uranium labil >84,23 ppm. Tipe anomali yang teridentifikasi pada dua sektor, yaitu anomali pada sektor Ahu berhubungan dengan presipitasi hidrolisat uranium terlarut pada endapan sungai dari lava Ahu dan breksi Tapalang, sementara anomali pada Sektor Takandeang berhubungan dengan pengayaan permukaan uranium in situ pada tanah dan batuan lava Takandeang. ABSTRACT Mamuju is an area that has a high dose rate (radioactivity) value. The research area consists of 6 sectors namely Ahu, Orobatu, Takandeang, Botteng, Pangasaan, and Taan Sector. Lithological distribution does not represent the distribution of uranium; therefore geochemical method is needed to observe the distribution of uranium in the drainage system. The aim of this research is to provide an overview of the mobility and distribution of uranium in the drainage system using stream sediment. Uranium mobility analysis uses labile percent obtained from the ratio of total uranium and labile uranium, the total uranium value obtained from the measurement of X-Ray fluorescence spectrometry and the value of labile uranium obtained from measurement of labile fluorimetry. The sample taken from 4 potential areas based on radiometric value Map. The result of analysis shows that Ahu Sector has labile uranium anomaly >113.44 ppm, Pangasaan Sector with labile uranium anomaly >168.63 ppm, Takandeang Sector with uranium labile anomaly values >74.36 ppm, and Botteng Sector with uranium labile anomaly >84.23 ppm. The anomaly types identified from two sectors, namely Ahu Sector anomaly is related to the precipitation of dissolved uranium hydrolysates in stream deposit originating from Ahu lava and Tapalang breccia, while Takandeang Sector anomaly is related to the enrichment of in situ uranium in soil and Takandeang lava.","PeriodicalId":11616,"journal":{"name":"EKSPLORIUM","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"EKSPLORIUM","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.17146/EKSPLORIUM.2018.39.2.4953","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
ABSTRAK Mamuju merupakan daerah yang memiliki nilai laju dosis radiasi (radioaktifitas) tinggi. Daerah penelitian terdiri dari 6 sektor yaitu Sektor Ahu, Orobatu, Takandeang, Botteng, Pangasaan, dan Taan. Variasi batuan pada daerah penelitian tidak mencerminkan distribusi uranium, sehingga diperlukan metode geokimia untuk mengetahui distribusi uranium pada sistem drainase. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mobilitas dan distribusi uranium pada sistem drainase dengan menggunakan sampel sedimen sungai aktif. Analisis mobilitas uranium menggunakan persen labil yang didapatkan dari perbandingan uranium total dan uranium labil. Nilai uranium total didapatkan dari pengukuran X-Ray fluorescence spectrometry dan nilai uranium labil didapatkan dari pengukuran labile fluorimetry. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 lokasi potensial berdasarkan data radiometri. Hasil analisis menunjukkan Sektor Ahu memiliki nilai anomali uranium labil >113,44 ppm, Sektor Pangasaan dengan nilai anomali uranium labil >168,63 ppm, Sektor Takandeang dengan nilai anomali uranium labil >74,36 ppm, dan Sektor Botteng dengan nilai anomali uranium labil >84,23 ppm. Tipe anomali yang teridentifikasi pada dua sektor, yaitu anomali pada sektor Ahu berhubungan dengan presipitasi hidrolisat uranium terlarut pada endapan sungai dari lava Ahu dan breksi Tapalang, sementara anomali pada Sektor Takandeang berhubungan dengan pengayaan permukaan uranium in situ pada tanah dan batuan lava Takandeang. ABSTRACT Mamuju is an area that has a high dose rate (radioactivity) value. The research area consists of 6 sectors namely Ahu, Orobatu, Takandeang, Botteng, Pangasaan, and Taan Sector. Lithological distribution does not represent the distribution of uranium; therefore geochemical method is needed to observe the distribution of uranium in the drainage system. The aim of this research is to provide an overview of the mobility and distribution of uranium in the drainage system using stream sediment. Uranium mobility analysis uses labile percent obtained from the ratio of total uranium and labile uranium, the total uranium value obtained from the measurement of X-Ray fluorescence spectrometry and the value of labile uranium obtained from measurement of labile fluorimetry. The sample taken from 4 potential areas based on radiometric value Map. The result of analysis shows that Ahu Sector has labile uranium anomaly >113.44 ppm, Pangasaan Sector with labile uranium anomaly >168.63 ppm, Takandeang Sector with uranium labile anomaly values >74.36 ppm, and Botteng Sector with uranium labile anomaly >84.23 ppm. The anomaly types identified from two sectors, namely Ahu Sector anomaly is related to the precipitation of dissolved uranium hydrolysates in stream deposit originating from Ahu lava and Tapalang breccia, while Takandeang Sector anomaly is related to the enrichment of in situ uranium in soil and Takandeang lava.